Sorry, we couldn't find any article matching ''
Fakta Tentang Laki-laki Korban Kekerasan Rumah Tangga Seperti yang dialami Johnny Depp
Kasus Johnny Depp benar-benar membuka mata bahwa laki-laki korban kekerasan rumah tangga sangat mungkin terjadi. Berikut fakta seputar laki-laki korban kekerasan.
Siapa yang tidak tahu perseteruan antara Johnny Depp dengan Amber Heard yang berlangsung sejak tahun 2016, di mana Amber mengaku menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh Johnny Depp? Ketika banyak orang memberikan dukungan pada Amber, beberapa tahun kemudian, terkuaklah fakta sesungguhnya, bahwa Johnny Depp yang selama ini menjadi korban di dalam rumah tangga mereka.
Hashtag #JusticeforJohnnyDepp pun ramai menghiasi laman Twitter ketika rekaman suara Amber yang mengaku bahwa dia memang telah memukul mantan suaminya itu dengan pot, wajan, dan vas bunga beredar.
Bayangkan, seorang Johnny Depp, yang pastinya memiliki banyak koneksi dan memiliki kepentingan luar biasa untuk menjaga nama baik, sempat memilih untuk menutup mulut dan tidak melakukan pengaduan mengenai apa yang dialaminya.
Riset yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa dua dari antara lima korban kekerasan adalah laki-laki. Bahkan selama 10 tahun terakhir ini, meningkat sebanyak 40%! Sayangnya, hanya sekitar 4% yang melakukan pengaduan.
Di Indonesia sendiri, kasus kekerasan terhadap perempuan memang tren-nya mengalami kenaikan, namun laki-laki pun bisa menjadi korban kekerasan. Sayangnya, banyak kendala ketika laki-laki ingin memperjuangkan hak-nya ketika mereka menjadi korban kekerasan.
Apa yang membuat hal ini terjadi? Saya pun bertanya kepada Nadya Pramesrani, selaku psikolog keluarga dan pernikahan mengenai laki-laki korban kekerasan dalam rumah tangga. Berikut hasil obrolan kami.
Baca juga:
Dad Shaming Juga Banyak dan Membuat Ayah Tidak Percaya Diri
Masalah utamanya adalah …
“Siapa saja bisa menjadi korban di dalam kekerasan rumah tangga, baik itu perempuan atau laki-laki. Jadi masalahnya bukan kenapa laki-laki bisa menjadi korban, namun masalah utama ada di pasangan yang menggunakan kekerasan sebagai cara untuk mengontrol atau mengendalikan si korban ini.”
Bentuk kekerasan yang kerap dialami laki-laki...
“Harus diingat tidak selalu berbentuk kekerasan fisik.
- Memang ada yang mengalami kekerasan fisik, biasanya berupa tamparan, pukul, tonjok, cekik, cakar yang seringkali dilakukan pasangan by surprise (misal ketika sedang tidur)
- Namun pada laki-laki, bentuk yang paling sering terjadi adalah stalking
- Financial abuse (pengeluaran dikontrol)
- Emotional abuse (misalnya dalam bentuk limited decision making) jadi pihak laki-laki tidak diberi kesempatan untuk bersuara atau berpendapat
- Verbal abuse (name calling, dihina di depan umum dan semacamnya).
- Bisa juga pelaku mengancam keselamatan orang yang disayang oleh korban, bisa anak atau binatang peliharaan.
- Memanipulasi hingga membatasi ruang gerak
- Mengancam akan meninggalkan dan tidak memberikan izin untuk bertemu anak-anak jika kelak bercerai
Jadi perlawanan yang diberikan tidak bisa sebatas memukul balik atau melindungi diri secara fisik. It’s more complicated than that!”
Baca juga:
Ayah, Kalian Bukan Support System
Tantangan terbesar …
“Tantangan terbesar yang membuat mereka merasa takut atau malu untuk mencari bantuan, karena seringkali ketika dia mengatakan bahwa dia mengalami domestic violence, maka respon sekitar adalah menertawakan dan tidak percaya. Respon-respon seperti inilah yang memperkecil kemungkinan korban mampu keluar dari domestic violence. Apalagi mengingat pelaku biasanya memberikan ancaman-ancaman seperti akan membunuhnya kalau dia lapor, atau meyakinkan korban bahwa tidak akan yang percaya pada cerita korban. Selain itu, korban juga takut jika pelaku akan membalas. Bisa juga karena ingin membuat anak-anak tidak tahu.”
Pesan untuk laki-laki korban kekerasan…
“Untuk laki-laki korban kekerasan, yang perlu dilakukan pertama adalah sadari dan akui bahwa dirinya memang sedang berada di dalam abusive relationship. Ketika sudah berani mengakui, maka segera cari bantuan dan keluar dari jenis hubungan seperti itu. Usahakan jangan membalas, namun simpan bukti-bukti tindak kekerasan yang dialami. ”
Pesan untuk kita semua ….
“Dan, untuk kita yang mungkin mengenal laki-laki korban kekerasan, jangan pernah menertawakan mereka. Take this matter seriously dan sediakan waktu, tempat untuk mereka yang mengalami KDRT.”
Baca juga:
Ketika Perceraian Membuat Saya Menjadi Ayah dan Laki-laki yang Lebih Baik
Share Article
COMMENTS