Sorry, we couldn't find any article matching ''
5 Hal Yang Tidak Akan Saya Lakukan Saat Anak UAS
Sebelum mengeluarkan tanduk di momen-momen anak menghadapi ujian akhir semester, mungkin mommies bisa baca dulu beberapa poin menghadapi anak UAS berikut.
Jelang UAS alias Ujian Akhir Semester, para mommies sudah mulai deg-degan hatinya. Pas pula dekat-dekat libur Lebaran, kan? Ancaman ART nggak balik selamanya, plus si bayi yang sedikit lagi MPASI, dan si kakak yang santai banget kayak di pantai menghadapi UAS, semua campur aduk bikin stres. Godaan untuk kesal, marah, sampai keluar tanduk sungguhlah besar. Tapi, demi kewarasan semua orang, termasuk anak sendiri yang pastinya juga udah cukup stressful, berikut ini hal yang tidak akan saya lakukan saat anak UAS. Kiranya mommies semua bisa sependapat. Toss!
Sibuk bentak-bentak anak
Meskipun orang tua mungkin lebih stres daripada anak ketika musim ujian tiba, baiknya, sih, kita fokus aja untuk tetap tenang dan hindari bentak-bentak. Itu sama saja menunjukkan kegelisahan kita sendiri di depan anak-anak. Yang ada, anak yang tadinya nggak stres, malah ikut stres dan nggak fokus belajar. Buang-buang energi juga, kan, kalau bentak-bentak. Kitanya sakit kepala, anaknya sakit hati. No win-win solution.
Menuntut nilai tinggi di semua mata pelajaran
Teori bahwa setiap anak unik dan sebagian besar menonjol di salah satu hingga tiga bidang pelajaran saja itu benar adanya mommies. Hanya sebagian kecil yang nilai pelajaran eksak dan non eksaknya selalu di atas rata-rata. Jadi ekspektasi kalau semua nilai mata pelajaran harus di atas 95, tuh, gimana, ya? Selama nilainya di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan nggak perlu remedial, sudah bagus banget, lho. Kalaupun harus remedial, ya, nggak apa-apa. Bisa diperbaiki, kok.
Baca juga: Supaya Bersih dan Bebas Gatal, Ini Cara Mencuci Sarung Bantal dan Guling yang Benar
Membiarkan anak begadang buat belajar
Siap nggak siap buat ujian esok harinya, baiknya nggak membiarkan anak begadang, meski demi mengejar hapalan. Kalau banyak yang belum dipelajari, ya, sudah pasrah saja. Memang seharusnya nggak bisa, sih, besok ujian malam ini baru belajar semua materi. Kebiasaan SKS kita jaman dulu baiknya tidak diturunkan (hihihi…). Memastikan anak-anak tidur cukup sebelum ujian sangat penting. Istirahat yang cukup dan berkualitas akan menenangkan saraf dan membuat anak tetap fokus mengerjakan ujian keesokan harinya.
Mengancam atas nilai yang nggak sesuai standar
Masalahnya sekarang nggak sesuai standar siapa? Apalagi kalau yang dipakai standar kita sendiri. Pokoknya matematika harus di atas 85. Bahasa Indonesia harus di atas 90, kan, gampang? Sains dan ilmu sosial nggak boleh di bawah 90. Kalau nggak, ada hukuman berat menanti. Yang ada anak belajar hanya karena diancam, bukan karena memang dia ingin belajar.
Nggak memerhatikan asupan gizi anak
Meski sebenarnya untuk memastikan anak mengonsumsi gizi seimbang mestinya nggak hanya pas musim ujian saja, namun kita perlu ekstra hati-hati juga. Terutama di suasana yang masih pandemi menuju endemi seperti ini. Plus cuaca juga lagi nggak bersahabat terutama buat anak-anak yang punya alergi. Kalau kita biasanya sedikit longgar sama anak soal jajan, atau camilan ‘nggak sehat’, mungkin di saat krusial kayak gini bisa lebih ajeg. Pastikan anak nggak melewatkan makan dan minta anak makan tepat waktu. Nutrisi memainkan peran penting dalam menjaga tingkat energi. Kalau energi dan gizi cukup, niscaya anak tetap sehat dan fokus belajar.
Share Article
COMMENTS