Bukan tanpa alasan lima film animasi ini masuk nominasi Oscar. Selain visualnya ciamik, ceritanya juga epik. Banyak pelajaran yang bisa orang tua dan anak-anak petik dari kisahnya.
Belakangan anak-anak saya doyan banget mutar lagu-lagu Encanto berulang-ulang, film animasi peraih Oscar beberapa hari lalu. Saya jadi ikutan nimbrung. Ternyata lagu-lagunya enak! Seru dan riang gitu, kaya nada dan dinamika. Setelah melihat filmnya, makin terpesona dengan visual dan keseruan cerita keluarga Madrigal.
Nggak hanya Encanto. Flee, Luca, The Mitchells vs. The Machine dan Raya and the Last Dragon juga menyuguhkan visual menarik sekaligus sarat akan pesan moral. Banyak pelajaran yang bisa dipetik, baik buat anak maupun orang tua. Belum nonton? Coba deh tonton bareng keluarga di weekend ini.
1. Encanto: belajar memahami betapa keluarga itu berharga; dan tak apa bila tak sama
Film yang kaya warna dan lagu-lagunya enak didengar ini mengajarkan anak-anak bahwa keluarga adalah sesuatu yang berharga dalam hidup. Walau serumit apapun prahara keluarga, ujung-ujungnya keluarga adalah tempat kita pulang. Keluarga adalah pihak pertama yang akan menerima diri kita apa adanya.
Kedua, film berlatar Kolombia ini juga mengajarkan: “it’s okay to be different.” Anak-anak kita nggak harus punya kemampuan yang sama dengan anak lain. Jika anak kita lebih unggul, ajarkan untuk tetap rendah hati dan menggunakan keunggulannya untuk membantu orang lain, seperti yang dilakukan keluarga Madrigal. Sebaliknya, jika biasa-biasa saja, juga jangan lantas rendah diri. Tetaplah ceria dan percaya diri, seperti Mirabel.
2. Flee: mengajarkan betapa beratnya luka dan trauma masa kecil itu
Berbeda dengan Encanto, sebetulnya Flee bukan film yang ditujukan untuk anak-anak. Kalau mommies ingat film animasi menyayat hati If Anything Happens I Love You yang tayang di Netflix dua tahun lalu, kira-kira seperti itulah drama animasi Flee; kecuali nggak monokrom.
Film dokudrama yang menyabet banyak penghargaan ini ini memaparkan trauma, ketakutan, luka masa kecil akibat pelarian untuk mengungsi dari negara asal Afghanistan. Melalui perjalanan hidup yang cukup suram dan panjang, tanpa dampingan keluarga, akhirnya Amin Nawabi bisa hidup settle sebagai akademisi sukses. Tapi sebelum memulai lembaran baru, ia harus membongkar dulu luka lamanya guna melapangkan hati untuk melangkah.
Banyak pelajaran yang bisa dipetik orang tua. Gimana luka masa kecil itu bisa memengaruhi bentukan pribadi anak ketika dewasa. Peristiwa dari luar, terkadang sulit dicegah, tapi di dalam keluarga, kita bisa minimalkan trauma pada anak melalui positive parenting. Sekali lagi, film ini kurang cocok ditonton anak, karena mengandung unsur LGBT.
3. Luca: mengajarkan untuk selalu semangat mencoba hal baru
Selama 96 menit menonton Luca, anak disuguhi dengan pesan-pesan moral tentang persahabatan, keluarga, kerja keras dan mimpi-mimpi sederhana anak-anak. Luca, punya karakter tipikal anak-anak dengan rasa ingin tahu yang tinggi, ingin coba ini dan itu, dan berjiwa petualang. Akhirnya, sikap menurut pada orang tua selama ini terkalahkan rasa penasarannya untuk naik ke permukaan laut dan mencoba petualangan baru di sana. Persahabatan dan keberanian Luca dan Alberto mengambil risiko patut dicontoh.
Catatan buat orang tua: pada akhirnya, anak laki-laki bakal “keluar” juga sifat alaminya. Mereka akan menguji keberanian dengan “ngayap”, main jauh-jauh, pulang kesorean hanya untuk melakukan hal baru. Mungkin yang kita perlu lakukan sejak dini adalah mengajarkan anak-anak prinsip waspada, kehati-hatian dan menaruh percaya pada diri anak.
Baca juga: 7 Film Indonesia Tentang Sekolah yang Bisa Menginspirasi Anak-anak
4. The Mitchells vs. The Machine: mengingatkan bahwa konflik orang tua-anak itu pasti ada
Dari kecil saja, ada kalanya ortu dan anak mengalami power struggle. Besar nanti, bukan makin kecil, lho, kemungkinan ortu berselisih paham dengan anak. Namun, yang penting, bagaimana di setiap konflik itu, anak belajar untuk memahami apa maksud dari setiap arahan atau keputusan yang diambil orang tua untuk anak. Juga, orang tua wajib belajar untuk menghargai pilihan anak dan memupuk rasa percaya pada mereka, sejak dini.
Pesan-pesan moral tersebut dikemas dalam balutan cerita konflik keluarga sehari-hari dengan menyelipkan unsur teknologi di dalamnya. Anak-anak pasti suka film The Mitchells vs. The Machine ini.
5. Raya and the Last Dragon: mengajarkan anak perempuan untuk berani, tangguh dan mampu menjadi pemimpin
Setelah negerinya, Kumandra, porak poranda, dan ditinggal sang ayah kaku karena diubah menjadi batu oleh makhluk jahat Druun, Raya bukan menjadi lemah. Malah, ia berjuang untuk mengembalikan kedamaian di negerinya dengan berupaya menemukan naga terakhir untuk mengenyahkan kekuatan jahat.
Nggak mudah, ditinggal orang tua, lalu memikul tanggung jawab berat untuk menjaga orang lain juga. Dari tokoh Raya kita bisa belajar pentingnya anak memiliki resiliensi. Hidup itu nggak akan enak-enak terus, ada kalanya nanti anak menghadapi pahit getir kehidupan. Dari kecil aja kesulitan itu sudah ada. Sulit menali sepatu, sulit mengancing baju. Besar nanti, kesulitan yang dihadapi bakal lebih kompleks. Kalau anak punya bekal resiliensi yang baik, ia akan mampu untuk bangkit ketika jatuh.
Baca juga: 5 Hal Penting Untuk Didiskusikan Bersama Anak Setelah Menonton Film YUNI