banner-detik
LIFESTYLE

5 Hal Penting Untuk Didiskusikan Bersama Anak Setelah Menonton Film YUNI

author

Rahmasari Muhammad21 Dec 2021

5 Hal Penting Untuk Didiskusikan Bersama Anak Setelah Menonton Film YUNI

Setelah menonton film YUNI, saya merasa banyak hal penting untuk didiskusikan bersama anak yang sesuai dengan issue-issue saat ini.

Baru-baru ini saya menonton film Yuni, besutan sutradara Kamila Andini. Film yang sarat makna & pesan moral ini juga memenangkan beberapa penghargaan internasional yaitu Snow Leopard for Best Actress di Asian World Festival 2021 dan terpilih di Palm Springs Film Festival 2021, serta menjadi nominasi Oscar 2022.

Kisah seorang gadis remaja cerdas, Yuni, yang mempunyai impian besar untuk melanjutkan pendidikannya, namun terbentur dengan budaya masyarakat patriarki, yang masih menjadikan perempuan warga nomor dua, dan tidak perlu memiliki cita-cita tinggi karena ujung-ujungnya kesuksesan perempuan hanya dilihat dari tiga hal yaitu dapur, kasur dan pupur, atau jago memasak, bisa melayani suami di tempat tidur, dan hebat dalam berdandan.

Yuni muda dipaksa untuk menyerah dengan keadaan, dituntut untuk menerima lamaran laki-laki yang tidak dikenalnya, bahkan sebagai istri kedua, oleh masyarakat sekitarnya yang melihat sebuah pernikahan hanya sebagai relasi transaksional pembawa berkah.

Sumber foto

Film ini menyuguhkan segudang pesan penting untuk kita, yang tentunya bisa kita diskusikan bersama anak kita Mommies. Apa saja ya?

1. Baik Laki-Laki Maupun Perempuan Memiliki Tanggung jawab dan Hak yang Setara dalam Kehidupan Sehari-hari, Pendidikan serta Pekerjaan

Acap kali dari kecil, perempuan lebih banyak dilibatkan dalam kegiatan domestik misalnya memasak & mengemas rumah, sementara anak laki-laki dibebastugaskan dari kegiatan domestik tersebut untuk fokus ke sekolah atau kegiatan lainnya.

Penting untuk ingatkan anak-anak kita bahwa laki-laki dan perempuan memiliki tanggung jawab sama dalam mengerjakan tugas domestik, menjaga kebersihan rumah, dan merawat diri serta lingkungannya. Dimulai dari rumah dan kegiatan sehari-hari inilah, anak akan semakin memahami bahwa porsi tanggung jawab, peranan, hak laki-laki dan perempuan itu setara. Mereka akan lebih terbiasa untuk saling menghargai, termasuk di sekolah, di pekerjaan dan masyarakat.

2. Perempuan Punya Hak untuk Bersuara dan Menyatakan Pendapat

Para perempuan yang hidup dalam budaya timur seringkali terbelenggu dengan nilai di masyarakat, bahwa perempuan yang baik itu harus nurut, manis, dan lemah lembut, yang akhirnya membuat para perempuan tidak bebas mengeluarkan pendapat dan setuju saja terhadap pendapat orang lain karena takut dicap kasar / buruk oleh masyarakat. Bersikap baik dan sopan bukan berarti perempuan harus iya-iya saja terhadap apapun yang terjadi dengan dirinya dan di lingkungan sekitarnya.

Bahas dengan anak-anak kita, jika ada sesuatu yang mengganjal atau perbedaan pendapat, tetap harus disampaikan secara terbuka, dengan cara yang baik. Penting untuk didiskusikan juga bahwa laki-laki dan perempuan punya hak yang sama untuk mengeluarkan pendapat, ketidaksetujuan, dan perasaannya tanpa perlu merasa bersalah atau kehilangan “keperempuannnya”. Mengeluarkan & bertahan pada suatu pendapat bukanlah tanda seorang perempuan itu kasar, tapi tanda seseorang itu kuat & berani berpegang pada prinsipnya.

Baca juga: Cara Agar Anak Berani Bersuara

3. Pendidikan Seks & Kesehatan Reproduksi

Bahas seputar pendidikan seks dan kesehatan reproduksi ke anak-anak kita, contohnya seperti risiko jika berhubungan seks dan memiliki anak di usia yang terlalu muda, seperti yang dibahas juga di film tersebut.

Tentunya pendidikan seks ke anak juga harus disesuaikan dengan tahapan usianya ya Mommies. Jika tidak mendapat info yang tepat dari orangtua atau guru, anak-anak cenderung akan mencari informasi mengenai seks ke teman, melalui media sosial / internet, dan sulit untuk mengontrol akses informasi yang terlalu massive.

Penting juga untuk membahas tentang konsep menghargai diri, di mana kita memiliki akses penuh terhadap diri & tubuh kita, dan tidak ada seorang pun yang berhak mendikte dan memaksa kita melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan, dan jika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu, harus siap juga dengan risiko atas pilihan kita tersebut. Jelaskan contoh konkret misalnya risiko melakukan seks sebelum menikah, dapat berujung pada kehamilan tidak diinginkan, dan mungkin harus putus sekolah.

Baca juga: Pertanyaan Seputar Seks yang Sering Ditanyakan Anak dan Cara Menjawabnya

Baca juga: Agar Anak Remaja Tidak Malu Membahas Kesehatan Reproduksi

4. Relasi Pacaran yang Sehat & Konsep Hubungan Setara

Hal penting lain yang bisa dibahas bersama anak yaitu konsep hubungan yang sehat dan relasi setara dalam suatu hubungan, baik pertemanan maupun pacaran. Pacaran & pertemanan sehat harus didasari dengan saling menghargai, saling mendengarkan, saling mendukung satu sama lain dan memberikan hal positif.

Ingatkan juga ke anak bahwa sayang dengan pasangan tidak berarti kita harus mengikuti apapun yang diinginkan pasangan, tanpa bisa berkompromi. Justru, jika menyayangi orang lain, harus bisa berdiskusi dan berkomunikasi dengan baik, tanpa memaksakan pendapat dan keinginan kita.

Bersikap posesif adalah tanda hubungan yang tidak sehat, bukan tanda kita menyayangi orang lain dengan tulus. Pada akhirnya, mempertahankan hubungan yang toksik akan berbahaya dan merugikan diri kita sendiri.

5. Menjadi Diri Sendiri & Menerima Kekurangan dan Kelebihannya

Pesan penting lain yang bisa kita bahas bersama dari film YUNI ini, yaitu pentingnya menjadi diri sendiri, menerima kekurangan dan kelebihan diri. Walaupun sulit, kita sebagai orangtua juga harus belajar menerima kekurangan dan kelebihan anak-anak kita.

Salah satu dialog yang sangat berkesan buat saya di film itu, memang susah untuk menjadi diri sendiri dan melawan arus atau menjadi berbeda dari orang kebanyakan, tapi itulah kehidupan, pada dasarnya setiap orang punya masalah dan tidak ada hidup yang mudah.

Nah, Kalau Mommies sendiri, hal penting apa lagi yang bisa kita bahas bersama anak setelah menonton film Yuni?

Share Article

author

Rahmasari Muhammad

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan