banner-detik
PARENTING & KIDS

Kenali Gejala Long COVID-19 dan Risiko Long COVID-19 Pada Anak

author

Katharina Menge21 Mar 2022

Kenali Gejala Long COVID-19 dan Risiko Long COVID-19 Pada Anak

Ternyata anak-anak juga rentan terserang long COVID-19 dan diperlukan kontrol oleh para orang tua untuk penyembuhan maksimalnya. Kenali gejalanya!

Kondisi long COVID-19 adalah satu efek samping yang paling ditakuti oleh para penderita COVID-19. Kondisi yang dikenal dengan nama long haul ini membuat pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19 tapi masih mengalami beberapa kondisi atau gejala yang lebih panjang. Meski begitu, mereka sudah tidak lagi menularkan COVID-19 pada orang di sekitarnya.

Walaupun menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang ungkap bahwa long covid pada anak cenderung lebih ringan gejalanya daripada orang dewasa, tetapi bukan berarti mereka tak bisa mengalami kondisi ini.

Dalam virtual small group media discussion bersama RS Pondok Indah Group, Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M.Trop.Paed dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus dokter spesialis anak konsultan penyakit infeksi dan pediatri tropis mengungkapkan beberapa fakta tentang long COVID-19 pada anak.

Sejak kemunculannya pada Desember 2021 lalu, varian Omicron tercatat telah menyebabkan 1.o90 kematian, dan 3 persennya terjadi pada balita. Namun sejak awal Februari 2022 lalu kasus konfirmasi COVID-19 pada anak Indonesia meningkat 1.000 persen. Kondisi long COVID-19 pun tak bisa dihindari.

Menurut dr. Hindra, pada orang tua harus bersiap untuk kemungkinan terjadinya long Covid-19 pada anak. “Kalau anak sudah pernah kena, orang tua perlu bersiap untuk kemungkinan long COVID-19. Jadi setelah sembuh, bulan depannya kontrol ke dokter,” ujar Hindra dalam diskusi virtual pada Kamis (10/3).

BACA JUGA: Sebelum Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan Orang Tua?

Gejala Long COVID-19 Pada Anak

anak isolasi mandiri

Menurut dr. Hindra, gejala long COVID-19 pada anak-anak itu bisa berbeda-beda. Ada yang hanya mengalami sesak, ada pula yang merasa lemas terus menerus. Kondisi long COVID-19 pada anak biasanya muncul 4-6 minggu setelah terinfeksi. Sehingga ada baiknya anak-anak tidak terlalu cepat beraktivitas padat usai sembuh COVID-19.

Anak-anak bisa mengalami kondisi Long COVID-19 yang lebih ringan atau lebih parah dari gejala utama penyakit ini. Dilansir dari Long Covid Kids, berikut beberapa gejala long COVID-19 pada anak yang mungkin dialami.

1. Gangguan kognitif, seperti konsentrasi yang buruk, kebingungan, memori jangka pendek atau mudah lupa, kesulitan menemukan kata atau sering melakukan pengulangan kata.
2. Gangguan pernapasan, seperti sesak napas, sakit dada, batuk, sakit tenggorokan.
3. Ketidakseimbangan hormon, perubahan menstruasi, hingga nyeri pada testis.
4. Diare, kembung, mual, sakit perut, kram.
5. Demam, keringat berlebihan, rambut rontok, hingga bisul.
6. Nyeri sendi san nyeri otot.
7. Mudah lelah,s ering mengantuk, mengalami masalah gigi dan gusi,
8. Frekuensi buang air yang berubah
9. Nyeri dada, saturasi menurun, mimisan, anemia.
10. Gangguan sensori, seperti sakit telinga, hidung tersumbat, kehilangan indra pengecapan, sulit menelan, hingga penglihatan kabur.
11. Gangguan otak dan sumsum tulang belakang, seperti tangan dan kaki bengkak, mati rasa, tremor, dan suhu tubuh tidak teratur.

Risiko Anak Terserang Long COVID-19

Dr. Hindra mengungkapkan bahwa long COVID-19 sangat mungkin terjadi pada anak dengan riwayat infeksi virus SARS CoV-2, dengan minimal satu gejala menetap selama paling kurang 12 minggu setelah hasil tes usap (swab) pertama dan tidak ditemukan diagnosis lainnya.

Gejala tersebut akan berisiko pada kegiatan anak sehari-hari dan berlangsung lama atau hilang-timbul secara berulang. Orang tua disarankan satu bulan setelah dinyatakan negatif dari COVID-19, anak dibawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan apakah dia mengalami long COVID-19.

Namun, jika gejala COVID-19 ada yang menetap, maka orang tua tidak perlu menunggu sebulan untuk membawa anak ke dokter. Segera periksakan si kecil agar dokter bisa segera mendiagnosis dan memberikan pengobatan anak cepat sembuh.

BACA JUGA: Cara Membersihkan Rumah Setelah Isolasi Mandiri Covid-19

Cover: Freepik

Share Article

author

Katharina Menge

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan