5 Alasan Anda Harus Keluar dari Toxic Relationship

Self

Ficky Yusrini・15 Mar 2022

detail-thumb

Sampai pada satu titik di mana Anda tak lagi merasakan bahagia, ini beberapa alasan untuk keluar dari toxic relationship.

Sudah lebih dari satu tahun, Dini kehilangan kontak dengan Mila, sahabatnya. Terakhir ngobrol, Mila curhat tentang suaminya yang lagi sering uring-uringan. Suami melarangnya keluar rumah maupun ketemu teman. Lama kelamaan, larangannya semakin aneh-aneh, ia tak boleh beraktivitas di dapur karena suara-suara dari dapur dianggap mengganggu konsentrasi suami yang full WFH di ruang tengah.

Ada kalanya, Mila cerita banyak, mengaku stres dan tidak tahan lagi dengan kelakukan suaminya di rumah. Namun, lebih sering Mila memilih diam dan menghindar saat Dini menanyakan kabarnya. Hingga akhirnya, Mila memutus kontak dengan Dini.

“Awalnya, Mila minta saran ke saya, apa yang harus dilakukan. Haruskah ia bertahan? Setiap kali Mila memutuskan untuk berpisah, suaminya akan meminta maaf dan bersikap manis. Namun, saat Mila sudah memaafkan, sikap uring-uringan suaminya kambuh lagi,” cerita Dina.

BACA JUGA: Ini Tandanya Kamu Berada di Dalam Toxic Relationship

Apa yang akan Mommies lakukan jika berada pada posisi Mila? Mila tidak sendiri. Tidak ada relationship yang berjalan mulus. Seandainya mulus-mulus saja, tidak akan ada namanya drama serial, seperti di drama Korea. Hidup kita cerminan dari fiksi, dan sebaliknya. Ada kalanya, kita salah mengira, apa yang kita anggap kerikil dan bagian dari dinamika hubungan, sebetulnya sudah masuk kategori toxic relationship, yang hanya akan berdampak buruk bagi pertumbuhan kita.

Lantas, kapan sebuah hubungan dikatakan toxic? Dikutip dari Psychology Today, hubungan dikatakan toxic apabila seseorang tidak lagi merasakan keintiman, merasa tidak dipahami, sering bertengkar dengan pasangan untuk hal-hal remeh, pasangan tidak ada lagi respek pada kita, dan sudah berada pada frekuensi yang berbeda.

Hanya diri sendiri lah yang tahu apakah hubungan tersebut masih layak dipertahankan atau tidak. Namun, jika Mommies mengalami hal ini dan terjebak dalam situasi toxic relationship, ini adalah beberapa alasan kenapa Mommies perlu keluar dari toxic relationship:

1. Sebelum situasi kian memburuk

Kesalahan ada pada diri kita sendiri, karena berulang kali terjebak pada kesalahan yang sama. Berapa kali pasangan membohongi kita, ketika ia mengatakan tidak akan lagi mengulangi perilaku buruknya, atau tidak akan lagi mengecewakan kita? Saat ia kambuh dan melupakan janjinya, apakah ia sengaja menyakiti hati kita? Apa hal terburuk yang bisa dilakukan pasangan untuk menyakiti kita? Ketika hubungan sudah diwarnai kekerasan, baik fisik, seksual, verbal, atau emosional, masihkah kita terus bertahan?

2. Ketika satu-satunya interaksi Anda dengan pasangan selalu negatif

Saat menghadapi pasangan, orang yang kita hadapi bukanlah sosok lemah lembut dan penyayang yang dulu pernah mencintai kita. Tapi sosok dengan ego dan harga dirinya yang tinggi, yang sedikit saja terusik akan mengeluarkan sisi terburuknya. Jika Mommies memiliki perasaan negatif terhadap pasangan, seperti rasa takut atau kecemasan, itu tandanya hubungan Mommies sudah tidak sehat.

BACA JUGA: Seputar Frenemies dan Toxic Relationship pada Remaja yang Orangtua Perlu Tahu

3. Ketika hubungan menyebabkan Anda sangat stres

Setiap orang ingin dan berhak bahagia. Jika Mommies tidak bisa lagi memperjuangkan kebahagiaan untuk diri sendiri dan kesehatan mental terancam, apalagi yang lebih penting dari bahagia? Bertahan hanya demi menyenangkan orang lain atau hanya demi reputasi dan validasi dari orang luar, hanya akan membuat diri sendiri semakin menderita.

4. Pertunjukan kekuasaan

Apakah pasangan selalu mengecek di mana Mommies berada? Mungkin ia menjadi jengkel ketika Mommies tidak segera menjawab WA-nya. Perilaku ini bisa berasal dari kecemburuan, bisa juga karena kurangnya rasa percaya. Saat relasi Mommies dan pasangan semakin tidak berimbang, pasangan mulai menunjukkan dirinya punya kebutuhan kuat untuk memegang kendali dalam hubungan. Ia akan melakukan segala cara, termasuk mengintimidasi. Hal ini akan membuat Mommies memiliki ketergantungan dengan pasangan, baik finansial maupun mental, tanpa memikirkan konsekuensi  yang mungkin terjadi.

5. Karena Anda berharga

Jika pasangan tidak lagi menghargai kita, maka diri kita sendiri lah yang harus melihat nilai diri yang ada dalam diri kita. Diri sendiri adalah orang yang layak untuk dicintai. Hanya karena diri kita adalah orang yang kuat menahan rasa sakit, bukan berarti kita layak untuk disakiti.

BACA JUGA: 6 Sikap Toxic Masculinity yang Sering Tidak Kita Sadari

Cover image: Photo by Pavel Danilyuk on Pexels