Ini pula yang menjadi alasan taring Mommies lebih sering keluar saat menemani anak yang bertingkah terus selama SFH.
School from Home (SFH) alias Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kembali harus kita hadapi. Padahal belum lama kita ikutan happy lihat anak akhirnya beneran ke sekolah, dalam hati kita happy karena akhirnya Mama nggak perlu nemenin sekolah online sambil marah-marah. Eh, datang lagi si Omicron, runyam, deh! Tenang, Mommies, kamu nggak sendirian!
Sebetulnya, ini juga yang kerap menjadi alasan mengapa kita memasukkan anak ke sekolah. Ya, buat belajar, buat ketemu teman-teman, dan yang juga penting, buat anak kenal dan paham aturan. Saya yang dulu sempat menjadi guru TK pun paham betul, bahwa aturan yang berlaku di sekolah jauh lebih bisa dipatuhi anak, bahkan tanpa perlu diancam pakai kalimat, “Awas, ya, nanti Mama …. (isi sendiri), lho!” Seakan-akan guru anak punya superpower, di mana ketika mereka mengingatkan soal aturan, anak-anak langsung bisa mengikutinya, wow, magic!
Kenapa demikian, ya?
Psikolog perkembangan pendidikan, Christine Grové, yang selama ini bekerja dengan guru dan orang tua, mengatakan bahwa orangtua memang tidak perlu menyalahkan diri sendiri atas keadaan ini. Karena memang, ada banyak alasan anak-anak berlaku demikian, di sekolah taat aturan, di rumah bikin… geram!
Alasan #1: Anak-anak melepaskan ketegangan mereka di rumah
Beda aturan, beda tindakan. Sekolah bukanlah rumah dan rumah bukanlah sekolah (thanks to pandemic, keduanya jadi nyaru! KZL, ya!). Alhasil, ketegangan jadi lebih sering dirasakan orangtua ketika harus berperan menjadi guru buat anak. Meski demikian, adalah kabar baik buat kita, bahwa ketika di rumah, anak merasa bisa melepaskan ketegangan yang ia rasakan di tempat lain, dalam hal ini, sekolah. Di rumah, anak merasa lebih bebas, berekspresi, menjadi dirinya sendiri, tanpa dibatasi dengan aturan. “Mereka mungkin taat dengan aturan di sekolah, tetapi di rumah, anak-anak merasa lebih aman untuk mengekspresikan perasaan mereka”, terang Dr. Grove.
Namun, layaknya kita yang hingga saat ini juga masih merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri karena perubahan aturan tentang sekolah anak masih terus berubah, bayangkan betapa anak-anak (balita khususnya) jauh lebih kesulitan menerimanya. Wajar ketika kemudian mereka semakin bingung membedakan antara sekolah dan rumah.
Alasan #2: Di sekolah, ada pedoman (Guideline)
Bukan hanya lingkungan mereka yang berubah, melainkan struktur waktu. Beberapa anak berperilaku sangat baik di sekolah karena ada ekspektasi yang jelas yang dikembangkan dari waktu ke waktu. Di sekolah, ada waktunya belajar, ada waktunya beristirahat. Mereka tahu apa yang harus dikejar sebelum bel berbunyi. Sementara di rumah, tidak ada rutinitas tersebut sehingga anak-anak tidak bisa mengatur ekspektasi mereka dengan batasan waktu, seperti yang mereka jalani ketika di sekolah.
Rutinitas adalah kunci buat anak dari segala usia. Akan sangat menyulitkan bagi orangtua untuk menerapkan rutinitas di rumah, yang persis dengan yang terjadi di sekolah. Apalagi buat anak yang mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki masalah kecemasan.
Alasan #3: Anda bukanlah guru dan itu tidak apa!
Meski peran Anda sebagai orangtua kini adalah pendamping anak saat sekolah online, patut diingat bahwa peran utama Anda tetap sebagai orangtua yang memberikan cinta dan dukungan. Anda pun punya hak untuk menetapkan batasan di rumah. Peran guru tidak perlu Anda ambil, karena anak pun paham bahwa ia tetap memiliki guru yang akan menegakkan aturan seputar belajar dan belajar.
Maka wajar, bila orangtua merasa mereka gagal atau mereka melakukan sesuatu yang salah. Tetapi, kenyataannya, kita memang tidak bisa meniru 100% aturan yang berjalan di sekolah untuk kita terapkan di rumah. Apalagi yang kita hadapi di rumah bukan hanya anak-anak, melainkan urusan rumah tangga, anak pertama, adiknya yang masih bayi, dan tentu, pekerjaan Mommies sendiri.
Ingat pula bahwa orangtua juga bisa meminta bantuan guru kapanpun dibutuhkan. Pandemi sudah berlangsung dua tahun, biasanya pihak sekolah juga akan lebih fleksibel dalam menerapkan kurikulum yang mendukung proses belajar mengajar secara online. Semangat, ya!
School photo created by freepik – www.freepik.com