Hari Kanker Sedunia: Tes untuk Deteksi Gen Kanker dan Kisaran Biayanya di Indonesia

Self

Dhevita Wulandari・04 Feb 2022

detail-thumb

Dalam rangka Hari Kanker Sedunia, ada baiknya ketahui apa saja tes untuk deteksi gen kanker sejak dini beserta kisaran biaya tesnya di Indonesia.

Kanker menjadi salah satu penyakit penyebab kematian di seluruh dunia. Kanker adalah penyakit di mana beberapa sel tubuh tumbuh dengan tidak terkendali dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. 

Dikutip dari Cancer Treatment Centers of America, kanker berkembang ketika mekanisme kontrol normal pada tubuh berhenti bekerja, sel-sel tua tidak mati, malah tumbuh di luar kendali membentuk sel-sel baru yang abnormal. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk massa jaringan yang disebut tumor. Beberapa kanker, seperti leukemia, tidak membentuk tumor.

Menurut dr. M. Yadi Permana, Sp.B.SubBOnk, Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Onkologi RS Pondok Indah, gejala kanker secara umum jika kanker solid (padat) bisa diketahui dari adanya benjolan yang membesar dengan cepat (progresif), adanya penurunan berat badan yang banyak dalam waktu singkat, disertai penurunan nafsu makan.

Siapa saja bisa terkena kanker. Namun, apabila Mommies berasal dari garis keluarga inti yang terkena kanker seperti dari ibu, nenek, atau tante dari garis ibu yang mengidap kanker payudara, maka risiko terkena kanker payudara semakin besar. Kebanyakan orang baru menyadari dan mengetahui kanker setelah merasakan beberapa gejala. Namun, untuk mencegah kanker semakin buruk, mengetahui dan mendeteksi gejala sangatlah penting.

BACA JUGA: 7 Makanan untuk Atasi Nyeri Haid dan Cegah Kanker

Mendeteksi kemungkinan adanya gen kanker pada garis keturunan penting dilakukan untuk membantu penanganan pada anggota keluarga yang berisiko mengidap kanker. Sebab, mendiagnosis kanker pada tahap awal dapat memberikan kesempatan terbaik untuk penyembuhan. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan tes genetik.

Tes genetik merupakan sebuah tes dalam kedokteran yang dilakukan untuk mendeteksi adanya perubahan kromosom, gen, atau protein yang bertugas dalam menyusun materi genetik di dalam tubuh seseorang.

Tes genetik atau tes DNA memiliki manfaat untuk memperkirakan dan mengetahui kemungkinan seseorang dalam garis keturunan mengalami kanker tertentu di kemudian hari. Diagnosis pada prosedur tes dapat dilakukan mulai dari saat bayi masih ada dalam kandungan dan kapan saja pada kehidupan seseorang. Perlu diingat, tidak semua kanker dapat didiagnosis menggunakan tes ini.

Tes DNA secara umum dapat mendeteksi gen kanker beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, kanker ovarium, kanker ginjal, kanker lambung, kanker tiroid, kanker prostat, kanker pankreas, kanker usus besar, melanoma, dan sarkoma.

Tes DNA umumnya dilakukan dengan mengambil jaringan tubuh, seperti kulit, rambut, urine, cairan vagina, sperma darah. Tapi, ada juga yang dilakukan dengan mengambil air liur. Jenis-jenis sampel ini tidak akan berubah sepanjang hidup seseorang.

Biaya tes DNA berbeda-beda pada setiap rumah sakit dan laboratorium. Berikut daftar dan biaya tes DNA untuk deteksi gen kanker di Indonesia.

  • Asaren: Rp2,7 juta per tes.
  • Klinik Healthway Indonesia Pamulang, Palem Semi, Waduk Pluit, Alam Sutera: mulai dari Rp2,7 juta.
  • Global Doctor Indonesia (Jakarta Timur): Rp 6,5 juta hingga Rp38 juta.
  • RSUP Sanglah, berkisar Rp7 juta sampai Rp8 juta per tes.
  • RS. Bhayangkara Tk. IR. Said Sukanto / RS Polri (Jakarta Timur): Rp7,5 jutaan per tes.
  • PT Cordlife Persada: Rp8 juta per tes.
  • RS Hasan Sadikin (Bandung): Rp9 juta/3 anggota keluarga. Tambah Rp1 juta/1 tambahan anggota keluarga.
  • RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (Jakarta Pusat): Rp10 juta per tes.
  • RS Mitra Keluarga Kemayoran (Jakarta Pusat): mulai dari Rp11 juta.
  • Division of Human Genetics Center for Biomedical Research Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang (Semarang): Rp8 juta hingga Rp12 jutaan per tes.

BACA JUGA: Kanker Paru-paru Hingga AIDS, Waspadai 8 Penyakit yang Kerap Dialami Pria

Untuk beberapa jenis kanker, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tes skrining dapat menyelamatkan nyawa dengan mendiagnosis kanker sejak dini. Untuk kanker lain, tes skrining hanya direkomendasikan untuk orang dengan peningkatan risiko.

National Cancer Institute menjelaskan ada beberapa tes deteksi kanker seperti berikut ini.

Tes laboratorium (Lab tests)

Tinggi atau rendahnya kadar zat tertentu dalam tubuh bisa menjadi tanda kanker. Sehingga, tes laboratorium darah, urin, atau cairan tubuh lain untuk mengukur zat ini dapat membantu dokter membuat diagnosis. Namun, hasil lab yang tidak normal bukanlah tanda pasti kanker. Mommies dapat bertanya lebih lanjut kepada dokter tentang tes laboratorium dan bagaimana metode yang digunakan untuk mendiagnosis kanker.

Beberapa tes laboratorium melibatkan pengujian sampel darah atau jaringan untuk penanda tumor atau tumor marker. Tumor marker adalah zat yang diproduksi oleh sel kanker atau sel lain dari tubuh sebagai respons terhadap kanker. Kebanyakan tumor marker dibuat oleh sel normal dan sel kanker tetapi diproduksi pada tingkat yang jauh lebih tinggi oleh sel kanker. 

Selain tumor marker, pengujian laboratorium juga ada yang melibatkan tes darah dan urinalisis.

Tes pencitraan (Imaging tests)

Tes pencitraan atau imaging tests dilakukan dengan membuat gambar area di dalam tubuh yang akan membantu dokter melihat apakah ada tumor atau tidak. Gambar-gambar ini dibuat dengan beberapa cara, seperti CT Scan, MRI, Nuclear Scan, Bone Scan, PET Scan, Ultrasound, dan X-rays.

Biopsi

Dalam sejumlah kasus, biopsi perlu dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis kanker. Biopsi merupakan prosedur di mana dokter mengambil sampel jaringan dan akan dilihat dengan mikroskop oleh ahli patologi dengan dilanjutkan tes lain untuk melihat apakah jaringan tersebut adalah kanker. Setelah itu, ahli patologi akan menjelaskan hasil temuannya dalam laporan patologi yang berisi rincian tentang diagnosis pasien. Laporan patologi memiliki peran yang penting dalam mendiagnosis kanker dan untuk membantu pasien memilih pengobatan yang sesuai.

Dokter Yadi juga menambahkan bahwa medical check up (MCU) dapat dipakai untuk mengecek ada atau tidaknya kanker tertentu pada tubuh seseorang. Contohnya kanker payudara, sertab beberapa kanker harus cek dengan pemeriksaan tumor marker.

Sebagai Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Onkologi, Dokter Yadi juga menjelaskan apabila kanker solid atau padat, pasien dapat berobat ke dokter spesialis atau subspesialis masing-masing, tergantung orang yang terkena. 

Pada wanita, angka insiden terbanyak adalah kanker payudara. Kanker payudara ini dapat diketahui dengan memeriksa payudara sendiri dan oleh dokter (SADARI dan SADANIS) yang disertai pemeriksaan USG payudara dan Mammografi. Pada beberapa kanker tertentu dapat dilakukan skrining dengan pemeriksaan tumor marker tertentu dari darah.

Dokter spesialis bedah subspesialis bedah onkologi dapat menangani kanker payudara, kepala dan leher termasuk tiroid, kanker kulit dan sarkoma (jaringan lunak).

Untuk kanker rahim, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan subspesialis onkologi ginekologi. Pada kanker otak, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf. Sedangkan untuk kanker darah, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam sub spesialis hematologi onkologi.

BACA JUGA: Deteksi Dini Kanker Serviks, Ini Bedanya Tes IVA, Pap Smear dan HPV DNA

Cover image: Photo by Anna Tarazevich on Pexels