Menjaga asupan makanan untuk anak penting untuk perkembangan otak anak. Berikut daftar makanan yang baik dan buruk yang harus Mommies perhatikan.
Nutrisi yang baik dan tepat pada anak sangat penting untuk semua aspek kehidupan anak, termasuk dalam tumbuh kembang dan perkembangan otak anak. Dikutip dari First Thing First, sejak lahir hingga usia 5 tahun, otak anak berkembang lebih dari waktu lainnya dalam kehidupan anak. Perkembangan otak sejak dini juga memiliki dampak yang bertahan lama pada kemampuan anak untuk belajar dan berhasil di sekolah dan kehidupan.
Dalam mendukung perkembangan otak anak, orangtua perlu memahami dan mengetahui asupan makanan apa saja yang baik untuk diberikan pada anak. Lalu, apa saja makanan yang baik untuk perkembangan otak anak?
Berikut ini 10 makanan terbaik untuk perkembangan otak anak.
Kaya akan Omega-3, khususnya Kaya akan asam lemak Omega-3, khususnya Docosahexaenoic Acid (DHA) yang penting untuk pertumbuhan dan fungsi otak. DHA adalah asam lemak struktural utama di sistem saraf pusat, sehingga ketersediaannya sangat penting untuk perkembangan otak.
Kuning telur merupakan sumber protein Kolin yang merupakan komponen kunci dari membran sel. Sehingga, Kolin menyumbang persentase yang tinggi dari massa otak. Mengonsumsi telur juga dapat membentuk asetilkolin yang merupakan neurotransmitter yang membawa pesan ke saraf dan dari saraf. Kolin menjadi nutrisi yang penting untuk fungsi otak dan memori.
Daging tanpa lemak menjadi sumber makanan yang kaya mineral, seperti zinc dan zat besi. Zinc membentuk bagian integral dari struktur yang mengatur komunikasi antara saluran saraf. Kadar zinc yang rendah telah terbukti menyebabkan memori yang salah. Kemudian, zat besi dapat membantu memasok oksigen ke dalam otak. Sehingga, kekurangan zat besi dapat dikaitkan dengan perkembangan kognitif dan gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD).
Susu, keju, dan yogurt menjadi sumber yang kaya akan kalsium. Selain perannya dalam kesehatan tulang, kalsium membentuk sebuah bagian penting dalam otak yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan fungsi kognitif anak.
Kacang-kacangan dan biji-bijian mengandung protein dan asam lemak esensial dan tinggi vitamin E, vitamin B, zat besi, dan zinc yang telah terbukti penting untuk fungsi otak. Secara alami, kacang-kacangan dan biji-bijian kaya akan lemak tak jenuh tunggal yang bermanfaat. Namun, jika anak memiliki masalah berat badan, asupannya harus dibatasi.
BACA JUGA: Mommies, Yuk, Cermati Perkembangan Psikologi Anak Usia Sekolah
Makanan gandum kaya akan karbohidrat dan serat yang dapat membantu menjaga persediaan glukosa secara konstan untuk energi dan fungsi otak. Selain itu, makanan gandum juga mengandung vitamin B yang baik dalam membantu menghasilkan neurotransmitter. Kombinasi nutrisi yang terdapat dalam makanan gandum telah terbukti dalam meningkatkan kemampuan pendengaran dan memori pada anak.
Sayuran berwarna-warni dan berwarna hijau tua seperti tomat, wortel, bayam, dan brokoli merupakan makanan yang mengandung banyak nutrisi seperti kandungan antioksidan yang sangat tinggi. Semakin cerah dan segar warna sayuran, maka semakin tinggi juga kandungan antioksidannya. Antioksidan dapat melindungi tubuh dan otak dari stres oksidatif dan kerusakan akibat radikal bebas.
Jenis buah-buahan beri seperti strawberry, blueberry, raspberry, dan lainnya mengandung banyak nutrisi yang baik untuk perkembangan otak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terutama pada strawberry dan blueberry ternyata dapat memperbaiki fungsi daya ingat otak yang dapat meningkatkan daya ingat pada anak. Selain itu, biji buah beri juga mengandung asam lemak Omega-3 yang berfungsi sebagai perkembangan kecerdasaan anak. Buah beri juga mengandung vitamin C yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah penyakit seperti kanker, dan mengurangi stres.
Minyak ikan mengandung Omega-3, vitamin A, dan berbagai nutrisi lainnya yang dapat mendukung kecerdasan dan pertumbuhan otak anak.
Cocoa atau kakao adalah sumber makanan yang mengandung antioksidan flavonoid yang paling terkonsentrasi. Senyawa ini memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat melindungi otak. Dikutip dari Healthline, penelitian menunjukkan bahwa kakao bermanfaat bagi kesehatan otak. Para peneliti juga menyarankan bahwa mengonsumsi kakao dapat menyebabkan kinerja kognitif yang lebih baik dalam verbal dan memori. Namun, para ilmuwan perlu melakukan penelitian lebih lanjut lagi mengenai hal ini.
Setelah makanan yang baik untuk perkembangan otak anak, ternyata ada juga jenis-jenis makanan yang buruk dan sebaiknya dihindari dikonsumsi anak. Ada apa saja?
Mengonsumsi gula berlebihan dapat berpengaruh pada otak anak. Beberapa penelitian membuktikan kadar gula yang tinggi bisa berefek negatif pada otak anak, mulai dari masalah kognitif seperti mengganggu fungsi memori, gangguan neurotransmitter, dan peradangan pada area sel otak anak. Tidak hanya itu, mengonsumsi gula berlebih dapat menimbulkan efek adiktif dan psikologis pada anak.
Jenis makanan yang paling buruk untuk otak anak dikutip dari Eat This, berdasarkan laporan tahun 2020 yang diterbitkan The Lancet: Child & Adolescent Health adalah junk food. Laporan tersebut menemukan bahwa anak-anak dan remaja mengonsumsi junk food padat kalori dalam jumlah yang sangat besar dapat berdampak negatif pada perkembangan otak mereka. Ini dikarenakan sebagian besar otak remaja masih mengembangkan korteks pra-fontral yang merupakan bagian otak yang bertanggung jawab untuk memori, perhatian, dan kontrol impuls (ketidakmampuan seseorang untuk menghindari atau berhenti dari hal-hal yang dapat membahayakan dirinya atau orang lain).
Hindari makanan yang dikemas dan diproses, seperti keripik asin kemasan dan kudapan lainnya, seperti burger, pizza, mie instan dengan Monosodium glutamate (MSG). MSG digunakan sebagai penambah rasa yang juga dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan mood, termasuk sakit kepala dan hiperaktif.
Sudah banyak negara yang melarang pewarna buatan karena efek bahan kimia dapat merugikan pada anak-anak. Beberapa penyakit yang dapat timbul terkait dengan ADHD, kecemasan, hiperaktif, dan sakit kepala pada anak-anak. Tidak hanya itu, pewarna buatan juga dapat menyebabkan perubahan perilaku yang signifikan.
Minuman bersoda dapat menimbulkan efek negatif pada perkembangan otak anak yang disebabkan oleh kandungan manis tambahan yang terkandung di dalamnya. Kandungan tersebut dapat menyebabkan anak tumbuh dengan daya ingat yang buruk dan juga masalah non-verbal. Sedangkan, minuman berkafein yang ditemukan secara alami dalam cokelat, kopi, dan es teh dapat menyebabkan kegugupan, kurang tidur, hiperaktif, sakit kepala, dan sakit perut pada anak.
Cover: Pexels