Vulvovaginitis: Mudah Diobati, Namun Jangan Disepelekan

Sex & Relationship

Fannya Gita Alamanda・30 Nov 2021

detail-thumb

Vulvovaginitis mengacu pada beberapa kondisi berbeda yang menyebabkan peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina.

Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina (jaringan yang paling dekat dengan lubang vagina) dan biasa dialami kaum wanita. Biasanya muncul sebagai iritasi di sekitar vulva dan atau vagina serta keputihan yang tidak biasa (beberapa mengalami keputihan normal). Kondisi ini juga dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil atau saat berhubungan seks.

Sekitar sepertiga wanita akan mengalami setidaknya salah satu bentuk vaginitis pada beberepa periode di dalam hidup mereka.

Pengobatan untuk vulvovaginitis tergantung pada penyebabnya. Pada beberapa kasus dapat hilang dengan sendirinya. Yang perlu diperhatikan adalah perlunya menjaga kebersihan untuk mencegah vulvovaginitis non-infeksi, mengenakan pakaian nyaman yang dapat menyerap keringat, dan menggunakan kondom untuk mencegah jenis vulvovaginitis menular seksual. Gaya hidup sehat termasuk diet sehat juga penting agar terhindar dari vulvovaginitis. Vulvovaginitis bisa menjadi serius jika tidak diobati, meskipun umumnya bukan kondisi yang parah.

Baca juga: Waspada 8 Tanda Vagina Tidak Sehat Berikut Ini

Kemungkinan penyebab vulvovaginitis:

• bakteri
• jamur
• parasit

Biasanya, gejala vulvovaginitis mempengaruhi vulva dan vagina.

Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis adalah jenis vulvovaginitis yang paling umum. Ketidakseimbangan bakteri di vagina menyebabkan kondisi tersebut. Setiap wanita bisa mendapatkan vaginosis bakterial dan aktivitas seksual biasanya tidak berperan dalam perkembangannya, tetapi bisa saja terjadi.

Infeksi ragi/ infeksi jamur vagina
Infeksi ragi termasuk infeksi Candida (kandidiasis vulvovaginal) adalah penyebab umum vulvovaginitis dan bukan infeksi menular seksual (IMS). Infeksi ragi memengaruhi hingga 75 persen dari populasi wanita setidaknya sekali dalam hidup mereka. Kekambuhan lebih sering terjadi pada wanita dengan gangguan imunodefisiensi seperti diabetes dan lupus.

Trichomonas
Infeksi yang disebabkan oleh parasit dan biasanya menyebar melalui kontak seksual, tetapi tidak selalu.

Penyebab lainnya

• Bahan-bahan dalam sabun, losion, dan produk pembersih vagina seperti douce
• spermisida
• ruam panas dari pakaian ketat atau basah
• kondisi kulit kronis
• penurunan kadar estrogen di awal menopause atau usai melahirkan
• benda asing seperti sex toys dan tampon
• bakteri yang menyebar dari feses

Vulvovaginitis yang disebabkan tingkat kebersihan yang buruk cenderung lebih sering terjadi pada gadis-gadis muda yang belum mencapai pubertas. Ini mungkin karena praktik kebersihan yang buruk, yang dapat mentransfer bakteri feses ke vagina.

Baca juga: 7 Manfaat Rambut Kemaluan Bagi Vagina yang Jarang Diketahui 

Gejala Vulvovaginitis

• gatal
• rasa terbakar
• iritasi
• kemerahan atau nyeri
• pembengkakan
• kekeringan

Beberapa wanita mungkin juga mengalami:
• nyeri saat buang air kecil
• nyeri saat berhubungan seks
• perdarahan ringan di luar periode bulanan
• keputihan yang tidak normal
• bau tak sedap (terkadang amis)

Penyebab keputihan dan bau

Keputihan dan bau membedakan ketiga penyebab vulvovaginitis
• Keputihan dengan infeksi jamur umumnya berwarna putih dan seperti keju cottage, tetapi tidak berbau. Infeksi jamur juga menyebabkan gatal.

• Pada vaginosis bakterialis keputihan terjadi lebih banyak, berwarna abu-abu atau hijau dan berbau amis.
• Keputihan trikomoniasis mungkin juga berbau amis dengan warna kuning kehijauan dan tampak seperti busa.

Kapan sebaiknya menemui dokter

Dokter akan membuat diagnosis vulvovaginitis berdasarkan gejala dan analisis keputihan, salah satunya dengan pemeriksaan panggul. Pemeriksaan panggul melibatkan pemeriksaan fisik dan visual organ reproduksi, termasuk vulva dan vagina. Dokter dapat menguji keputihan dengan persiapan tes apusan vagina/ swab vagina.

Dokter juga akan menguji pH vagina, karena peningkatan kadar pH dapat mengindikasikan vaginosis bakterialis, infeksi jamur, atau trikomoniasis dengan cara mengusapkan stick pengujian pH pada dinding vagina. Setelah dokter memutuskan bakteri, jamur, atau parasit sebagai penyebabnya, ia akan mendiagnosis jenis vulvovaginitis dan memberikan obat.

Pilihan pengobatan

Perawatan vaginosis bakterialis
Dapat dilakukan dengan minum obat dan mengoleskan gel dan krim ke vulva dan vagina. Obat-obatan, seperti metronidazol (tersedia sebagai tablet atau gel) atau klindamisin (krim) hanya tersedia dengan resep dokter.

Perawatan infeksi ragi/ jamur
Dapat dilakukan dengan krim antijamur dan supositoria yang dijual bebas, seperti miconazole. Dokter dapat mengobati infeksi jamur dengan resep obat antijamur oral, termasuk flukonazol. Jika dokter telah mendiagnosis infeksi jamur, ia akan meresepkan flukonazol atau resep antijamur lainnya.

Trikomoniasis
Dosis tunggal metronidazol atau tinidazol dapat mengobati dan menyembuhkan trikomoniasis.

Selama mengalami vulvavaginitis penting agar saling menjaga kebersihan organ seksual dan harus menghindari kontak seksual setidaknya selama seminggu atau sampai semua gejala hilang.

Mengatasi Vaginosis Bakterial dengan pengobatan rumahan

Kasus vaginosis bakterialis dan infeksi jamur yang ringan dapat hilang tanpa pengobatan. Namun, berkonsultasi dengan dokter tetap menjadi cara terbaik agar bisa mendapatkan pengobatan yang tepat:

• Yogurt
Mengonsumsi setiap hari sangat efektif mengobati vaginosis bakterialis. Selain itu, probiotik dalam yogurt membantu menjaga tingkat pH untuk meminimalkan bakteri jahat di vagina dan pertumbuhan jamur.

• Bawang putih
Bawang putih dinilai punya kandungan yang mirip dengan metronidazole untuk mengobati vaginosis bakterialis.

• Asam Borat
Journal of Women’s Health mengulas penelitian yang menemukan bahwa asam borat adalah alternatif yang aman untuk mengobati infeksi jamur berulang dan vaginosis bakterialis. Anda dapat menerapkannya sebagai supositoria vagina sebelum tidur. Namun kami sarankan untuk memeriksakan diri ke dokter sebelum memulai pengobatan menggunakan asam borat.

Photo by Charles Deluvio on Unsplash

Sumer artikel: Satu