banner-detik
KIDS

8 Tanda Eksploitasi Anak yang Dilakukan Orang Tua

author

gitalarasw19 Nov 2021

8 Tanda Eksploitasi Anak yang Dilakukan Orang Tua

Bentuk eksploitasi anak bisa berupa seksual, ekonomi, maupun sosial. Kenali tanda-tandanya berikut agar kita tidak menjadi orang tua yang membahayakan anak. 

Biasanya, orang tua menempatkan kebutuhan dan keinginan anak di atas hidup mereka. Namun, ada juga orang tua—yang sadar atau tidak sadar—menjadikan anaknya sebagai objek demi kepentingan sendiri. Anak bisa dikatakan menjadi korban eksploitasi ketika ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari kerentanan dan ketidaktahuan mereka.

Eksploitasi bisa berupa menyuruh mereka melakukan sesuatu yang seharusnya belum dilakukan anak-anak. Misalnya, melibatkan anak-anak dalam pekerjaan berat hingga dalam bentuk kekerasan seksual. Padahal, hak anak adalah mendapatkan kasih sayang, bisa bermain sesuai usianya dan mendapatkan perlindungan dari orang tua.

BACA JUGA: Modus Online Eksploitasi Seksual Anak, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?

Eksploitasi anak kerap melibatkan perlakuan kejam dan berbahaya untuk anak. Ini dapat menyebabkan masalah emosional, fisik, dan sosial.

Berikut tanda-tanda orang tua yang mengeksploitasi anak:

1. Melakukan eksploitasi seksual

Eksploitasi jenis ini didefinisikan sebagai tindakan memperkerjakan, menggunakan, membujuk, atau memaksa anak untuk terlibat dalam perilaku seksual. Beberapa tanda eksploitasi seksual:

  • Sentuhan tidak senonoh kepada anak
  • Menggunakan bahasa yang eksplisit secara seksual terhadap anak
  • Melibatkan anak dalam pornografi
  • Memperlihatkan materi pornografi kepada anak
  • Pernikahan paksa
  • Pemerkosaan
  • Perbudakan seksual

2. Mengharuskan anak menghasilkan uang

Hal ini masuk ke dalam kategori eksploitasi anak di bidang ekonomi. Artinya, orang tua menggunakan anaknya demi mendapatkan keuntungan materi. Eksploitasi ekonomi ini biasanya memaksa anak untuk bekerja dan mencari uang.

3. Menggunakan anak untuk aksi kejahatan

Ini melibatkan pemaksaan terhadap anak untuk terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan aksi kriminal, misalnya melakukan penipuan atau kejahatan lain. Misalnya, ada orang tua yang menggunakan anaknya sebagai pengalih perhatian saat menipu. Atau ada juga yang terang-terangan menjual cerita sedih anaknya demi mendapatkan iba dan uang dari orang lain.

4. Sharenting

Membagikan momen tentang anak di media sosial memang sudah menjadi hal yang lumrah saat ini. Namun, fenomena yang dikenal dengan nama sharenting (share-parenting) kerap membuat orang tua mengunggah konten berisi informasi pribadi anak, mulai dari foto, video, dan yang lainnya. Ini dapat melanggar privasi dan hak pribadi anak. Apalagi jika sharenting dilakukan secara berlebihan dan hanya untuk kebutuhan validasi sosial orang tuanya.

5. Kegiatan terlalu banyak

Cara lain untuk melihat apakah orang tua mengeksploitasi anak adalah dengan melihat jadwal harian dan mingguan mereka. Jika aktivitas sehari-hari anak sangat padat—dimulai dari bersekolah, les bahasa, les renang, ekstrakurikuler, hingga playdate—ada kemungkinan orang tua mengeksploitasi anaknya.

Mungkin ada juga orang tua yang berpikir ini demi kebaikan anaknya. Namun, jika anak kelelahan dan kurang senang melakukannya, itu justru menghambat perkembangan mereka.

6. Panik ketika anak memiliki nilai rendah

Bagi beberapa orang tua, nilai buruk memunculkan gambaran anak mereka ‘tertinggal’. Mereka pun akhirnya memaksa anak mendapatkan nilai yang lebih baik dengan memintanya belajar sangat keras. Padahal, dibanding mengkritik mereka, sebaiknya hargati ketekunan dan kerja keras anak. Setelahnya, Mommies bisa bertanya di mana ia merasa kesulitan dan mulai membantunya.

BACA JUGA: Eksploitasi Anak Secara Ekonomi, Bagaimana Hukumnya?

7. Micromanage

Orang tua berpikir bahwa mereka selalu tahu yang terbaik untuk anaknya. Mulai dari memilih sekolah, kegiatan, apa yang anak konsumsi, orang tua memiliki opini yang kuat berkaitan dengan anaknya. Namun, ini bisa menjadi bentuk eksploitasi jika kita selalu menentukan pilihan dan tidak pernah membiarkan anak mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.

8. Ingin anak selalu sempurna

Tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya gagal. Namun, jika selalu berusaha menyelamatkan dan mengontrol anak setiap mereka menghadapi masalah, Mommies justru bisa jadi mengeksploitasi anak demi ia terlihat selalu sempurna. Cara tersebut juga membuat anak tidak belajar dari kesalahannya. Ke depannya, anak akan sulit memiliki kemampuan memecahkan masalah.

Share Article

author

gitalarasw

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan