Sorry, we couldn't find any article matching ''
Membantu Balita Menghadapi Kematian Orang Tua Sesuai Tahapan Usia
Mengetahui bahwa orang terdekat meninggal, pasti akan membuat kita sedih. Balita juga bisa merasakan hal yang sama. Lakukan beberapa hal ini untuk membantu anak menghadapi kematian orang tua.
Penghayatan dan pemaknaan anak terhadap kematian berbeda-beda setiap tahapan usia. Cara mereka menghadapi rasa duka pun berbeda sesuai dengan umurnya. Oleh karena itu, bentuk bantuan yang diberikan juga perlu disesuaikan dengan hal tersebut.
Berikut yang pertolongan yang bisa dilakukan melihat usia anak:
0-2 Tahun
Anak pada tahap ini belum mengerti tentang kematian. Namun, ia akan menyadari ketidakhadiran orang tua di sekitarnya. Bentuk duka yang muncul biasanya ditunjukkan dengan mudah marah, lebih sering menangis, perubahan pola makan, dan masalah buang air kecil atau besar.
Oleh karena itu, orangtua yang masih tersisa atau figur lain yang dekat dengan anak diharapkan memberi perhatian lebih kepadanya. Kembalikan mereka ke pola dan rutinitas yang sudah biasa dijalani sebelumnya.
BACA JUGA: Cara Menyampaikan Kabar Duka ke Anak
2-3 Tahun
Pada usia 2 tahun, anak sudah mengerti bahwa ketika orang lain tidak terlihat, orang tersebut dapat dicari. Bentuk duka yang umum diperlihatkan adalah mencari orangtua yang sudah meninggal. Butuh waktu cukup lama bagi mereka untuk menyadari bahwa orang tua-nya tidak akan kembali lagi. Oleh karena itu, balita pada usia ini butuh lingkungan yang aman dan stabil. Rutinitas mereka juga perlu diperhatikan agar tetap normal, termasuk dalam hal makan dan tidur.
3-5 tahun
Walaupun mereka terbiasa ditinggal ketika bekerja, tetapi anak yakin bahwa orang tuanya akan pulang dari kantor. Oleh sebab itu, saat orang tua meninggal dan tidak bisa kembali, balita akan mengalami perubahan emosi. Umumnya, anak akan mengalami masalah buang air kecil/besar, sakit perut, sakit kepala, demam, tantrum, kembali ke kebiasaan mereka saat bayi (misal mengisap jempol), dan tiba-tiba takut akan kegelapan. Anak juga sering merasa sedih, marah dan cemas.
Pada tahapan usia ini, anak sering berpikir bahwa kematian orang tua disebabkan oleh dirinya (misal karena ia nakal). Maka dari itu, ajak anak bicara mengenai kecemasan yang dirasakan dan yakinkan bahwa kematian orang tua-nya bukan karena kesalahan mereka. Jelaskan juga bahwa meskipun orang tua sudah tidak ada, mereka akan selalu diperhatikan. Hal lain yang sangat membantu adalah mengajak anak mengingat kenangan indah bersama orang tua yang sudah meninggal.
Beberapa hal lain yang perlu diketahui dalam membantu anak menghadapi rasa dukanya. Poin-poin ini berlaku untuk semua usia:
BACA JUGA: Saat Kedua Orang tua Meninggal, Apa yang Perlu Disiapkan Untuk Anak?
Apabila butuh bantuan untuk menangani anak yang sedang menghadapi kematian orang tua, jangan ragu untuk menghubungi psikolog atau konselor juga, ya.
“Always remember, if you are missing a loved one who has passed away.. Those we love don’t go away, they walk beside us everyday.. Unseen, unheard but always near, still loved, still missed, and held so dear.”
Share Article
COMMENTS