Ketahui Lebih Dalam Tentang Bulimia Nervosa, Dari Penyebab hingga Tandanya

Self

Fannya Gita Alamanda・25 Oct 2021

detail-thumb

Orang dengan bulimia nervosa memiliki siklus makan yang tidak sehat. Mereka akan makan banyak dan kemudian melakukan sesuatu untuk menghindari kenaikan berat badan, seperti muntah, olahraga berlebihan, atau menelan obat pencahar.

Bulimia nervosa adalah gangguan makan dan masalah kesehatan mental serius yang banyak dialami oleh perempuan berusia 13-17 tahun. Orang-orang dengan penyakit ini mungkin merasa banyak hal di dalam hidup mereka berada di luar kendali. Oleh sebab itu, mereka akan melakukan 'pembersihan (purging)' untuk memastikan ada hal di dalam hidup mereka yang masih bisa mereka kontrol.

Jika tidak ditangani dengan serius, gangguan makan ini berisiko menyebabkan kerusakan fisik dan mental jangka panjang.

Dua tipe Bulimia Nervosa

Purging

Orang dengan bulimia nervosa tipe purging (pembersihan) akan makan sangat banyak lalu diikuti dengan melakukan pembersihan yaitu memuntahkan makanan dan atau menggunakan obat pencahar atau diuretik.

Non-Purging

Tipe non-purging tidak melakukan kompensasi (pembersihan) seperti yang dilakukan orang dengan bulimia nervosa tipe purging. Mereka melakukan kompensasi dalam bentuk berpuasa atau olahraga berlebihan.

anoreksia

Tanda-tanda bulimia

Seseorang dengan bulimia akan:

  • Merasa bersalah atau malu terutama setelah makan dengan porsi gila-gilaan.
  • Hanya fokus memikirkan berat badan.
  • Selalu merasa tubuhnya lebih besar dan lebih berat dari yang sebenarnya.
  • Merasa sama sekali tak punya kendali terhadap hidupnya.
  • Cemas dan depresi.
  • Kurang percaya diri.
  • Mudah tersinggung dan marah.
  • Mati rasa.
  • Gejala fisik bulimia meliputi:

  • Sering mengalami penurunan atau perubahan berat badan. Namun ada penderita bulimia yang berat badannya stabil.
  • Berhenti menstruasi atau menjadi tidak teratur.
  • Mudah kelelahan dan lesu.
  • Sembelit, kembung, sakit perut.
  • Sakit tenggorokan dan gigi rusak akibat asam lambung.
  • Wajah sembab.
  • Tangan dan kaki menjadi bengkak.
  • Perilakunya meliputi:

  • Makan banyak, terutama konsumsi makanan yang justru dianggap buruk untuk tubuh.
  • Berusaha membuang semua makanan yang sudah ditelan dengan muntah, menggunakan obat pencahar, puasa, atau terlalu banyak berolahraga.
  • Makan sembunyi-sembunyi atau menghilang setelah makan untuk mengeluarkannya kembali.
  • Efek buruk lain yang perlu diwaspadai adalah bulimia bisa menyebabkan kerusakan fisik serius, muntah terlalu sering bisa merusak gigi, dan penyalahgunaan obat pencahar dapat menyebabkan penyakit jantung dan masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus dan sembelit.

    Apa penyebabnya?

    Tidak ada penyebab tunggal bulimia karena ada banyak alasan dan faktor mengapa seseorang mengembangkan bulimia.

    Penyebab yang umum

    Gangguan makan bisa menjadi cara seseorang mengatasi emosi dan perasaan tertekan. Banyak penderita bulimia bercerita mereka merasa sedih atau stres sebelum akhirnya diatasi dengan makan berlebihan.

    Penyebab lainnya termasuk:

  • Merasa diri tidak berharga.
  • Pandangan orang tentang perfeksionisme.
  • Khawatir tidak mampu memenuhi syarat menjadi ‘sempurna’.
  • Rasa takut akan penolakan.
  • Kebutuhan diterima oleh lingkungan pergaulan.
  • Faktor biologis dan genetik

    Penelitian menunjukkan kemungkinan adanya hubungan genetik dengan bulimia. Ternyata, perubahan zat-zat kimia di otak kita juga bisa menjadi faktor pendorong bulimia.

    Bantuan yang tersedia

    Siapa pun dapat mengembangkan bulimia. Jika Mommies sendiri khawatir menderita bulimia, segera cari bantuan. Dokter umum mungkin tidak ahli menangani gangguan makan, tetapi mereka bisa menilai gejala fisik apa pun dan merujuk ke spesialis gangguan makan. Perawatannya mungkin akan butuh waktu lama, tetapi bisa kok pulih dari bulimia.

    Membantu diri sendiri dengan panduan

    Sebagai langkah pertama, Mommies mungkin akan diminta membaca buku panduan mengatasinya, berbarengan dengan menemui terapis. Mommies juga akan dibantu membuat rencana makan yang realistis, memahami pemicu, dan cara mengatasi perasaan negatif.

    Ngobrol dengan terapis

    Terapi bicara dapat membantu pengidapnya mengenali pikiran dan perasaan mendasar yang memicu bulimia dan menemukan cara yang lebih sehat untuk mengatasinya. Biasanya akan ditawari terapi seperti:

  • Terapi perilaku kognitif. Terapi ini dapat membantu Mommies memikirkan makanan dengan cara yang lebih sehat dan membangun kembali harga diri Anda. Terapis akan meminta Anda mencatat perubahan kecil pada kebiasaan makan, seperti kapan dan apa saja yang dimakan.
  • Terapi Interpersonal. Terapis akan mengajak Anda bicara tentang hubungan Anda dengan orang lain. Jika punya hubungan yang sehat dengan orang lain, Anda jadi punya teman ngobrol dan bergaul yang bisa memberi dukungan emosional dan mengalihkan Anda dari makanan.
  • Pengobatan

    Antidepresan bukanlah satu-satunya perawatan untuk penderita bulimia. Namun mungkin saja Anda akan ditawari itu berbarengan dengan sesi terapi untuk mengelola kondisi lain seperti depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif kompulsif (OCD).

    Perawatan rawat inap

    Kebanyakan pengidapnya tidak perlu rawat inap. Namun jika Anda sangat kurus, memiliki masalah jantung, atau kondisi kesehatan Anda sangat buruk, sebaiknya dirawat di rumah sakit. Dokter akan membantu Anda mencapai berat badan yang sehat secara bertahap dan memulai atau melanjutkan terapi.

    BACA JUGA: 

    Kenali 6 Tipe Umum Gangguan Makan dan Bahayanya

    Anoreksia Nervosa: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi