Apakah anak Mommies ada yang pernah mengalami Scarlet Fever? Demam yang tidak seindah namanya ini, jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan beragam komplikasi.
Siapa yang suka panik jika anaknya demam tinggi? Namanya orang tua, kalau melihat kondisi anaknya demam tinggi, pasti tubuh seketika lemas tidak berdaya, bahkan terkadang ikut mengalami keringat dingin. Sebenarnya, demam merupakan mekanisme tubuh untuk melawan infeksi. Infeksi dapat berupa gangguan dari penyakit atau hal yang lain. Untuk itulah kita perlu paham bagaimana penanganan demam pada anak.
Di rumah, juga tentu saja wajib sedia termometer untuk mengukur suhu anak yang paling akurat. Mommies tidak perlu panik jika demam anak tak terlalu tinggi dan sudah tahu cara menanganinya di rumah.
Namun, bagaimana dengan Scarlet Fever atau demam Scarlet? Menurut dr Meta Hanindita, SpA, dokter anak, ternyata demam ini berbeda dengan demam biasa. Bahkan bisa menular.
Lebih lanjut, dr. Meta menjelaskan, scarlet fever atau disebut juga dengan Scarlatina adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus beta hemolyticus grup A.
Semua orang mempunyai risiko terkena scarlet fever. Meskipun begitu, memang yang paling sering terkena adalah anak-anak 5 tahun hingga 18 tahun. Biasanya, penyakit ini akan diawali dengan demam, nyeri tenggorokan.
“Bisa juga ada muntah/nyeri kepala/lemas/menggigil. Dalam 12-24 jam setelahnya timbul ruam yang khas. Ruam yang muncul akan menjadi pucat saat ditekan, timbul pertama di leher, dada lalu menyebar ke seluruh tubuh dalam 24 jam. Beberapa hari kemudian, ruam menghilang dan kulit anak terasa seperti sandpaper atau kasar, lalu menjadi kehitaman,” papar dr. Meta.
Lebih lanjut dr. Meta menjelaskan dalam pemeriksaan yang dilakukan dokter, tonsil akan tampak membesar, kemerahan, ditemukan juga gambaran putih keabuan di dalamnya. Lidah akan tampak sangat merah serta bengkak sehingga kerap disebut dengan strawberry tongue--ini merupakan ciri khas lain dari scarlet fever.
Gejala scarlet fever terkadang membingungkan karena banyak juga penyakit lain dengan demam dan ruam seperti campak, rubella, dengue, roseola infantum, penyakit Kawasaki, dan lain-lain.
Namun, meskipun pada awalnya scarlet fever tampak seperti campak, dr. Meta menjelaskan itu dapat dibedakan dengan melihat perjalanan penyakitnya.
“Sebagai contoh, campak selalu disertai dengan batuk pilek, konjungtivitis atau radang mata, dan dari pemeriksaan dokter akan menemukan koplik spot. Sedangkan pada scarlet fever, gejala lain yang menyertai adalah nyeri tenggorok. Dilihat dari ruamnya pun berbeda, pada campak ruam akan muncul dari belakang telinga, sedangkan scarlet fever di leher,” jelas dr. Meta.
Untuk mencegah demam ini, dr. Meta mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. CDC merekomendasikan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Oleh karena itu, Mommies sebagai orang tua wajib mengenalkan dan membiasakan anak-anak untuk melakukan empat hal di bawah ini:
Scarlet fever memang tidak boleh dianggap penyakit ‘sepele’ karena dapat memberikan berbagai komplikasi. Mulai dari abses tonsil, infeksi saluran telinga tengah, sampai demam rematik pada jantung dan glomerulonefritis akut pada ginjal. Kematian pun dapat terjadi jika anak mengalami komplikasi seberat itu.
Tetap hati-hati ya, Mommies!
BACA JUGA: