Sorry, we couldn't find any article matching ''
Anak dan Idola: Pesan Untuk Anak Agar Bijak Pilih Idola
Skandal yang terjadi pada Kim Seon-ho baru-baru ini menjadi pembelajaran baik bagi anak dan orangtua agar bijak pilih idola sebagai panutan.
Semakin anak beranjak remaja, semakin seru dan aneh-aneh saja tingkahnya. Masa remaja adalah fasenya mereka mencari identitas. Tak pelak, mereka membutuhkan model atau sosok yang mereka anggap mampu mendeskripsikan identitas mereka. Sosok ini diwakili oleh sang idola. Mereka mulai melakukan identifikasi diri mereka lewat sosok idola. Idola ini bisa saja dari kalangan artis, band, atlet, atau karakter anime atau fiksi favorit mereka.
Kalau Mommies merupakan pecinta drakor, pasti sudah dengar berita dan skandal yang terjadi pada seorang aktor yang sedang naik daun berkat drama Start Up dan Hometown Cha Cha Cha, yaitu Kim Seon-ho.
Pada 18 Oktober lalu, muncul berita yang di-post oleh seorang wanita yang mengaku sebagai mantan pacar dan dipaksa aborsi oleh sang aktor. Berita ini tentunya menggemparkan seluruh pecinta drakor terutama orang-orang yang mengidolakan aktor tersebut. Bahkan, di media sosial masih banyak perempuan dari berbagai usia yang mengasihani si aktor, padahal ia sudah melakukan perbuatan buruk dan tidak dapat ditoleransi.
BACA JUGA: 3 Hal yang Harus Dicemaskan Orangtua Saat Anak Punya Idola
Hal ini tentunya menjadi fokus bagi orang tua yang anaknya mengidolakan aktor tersebut, atau bahkan Mommies sendiri sebagai orang tua yang juga mengidolakan sang aktor. Sebenarnya, wajar dan tidak salah jika anak atau diri kita sendiri mengidolakan seseorang dan menganggapnya sebagai panutan hidup.
Namun, mengidolakan seseorang juga tidak boleh sembarangan dan harus bijak, apalagi jika anak yang mengidolakannya. Karena mengidolakan seseorang tanpa disadari juga dapat memengaruhi kehidupan si anak dalam membuat keputusan dalam hidup, memotivasi, dan sampai ekstremnya, mengimitasi.
Pesan untuk anak saat mengidolakan seseorang:
Jangan silau dengan penampilan
Ambil contoh, apabila anak mengidolakan atlet sepak bola, jangan cuma lihat gantengnya, tapi juga lihat kualitasnya, teknik bermainnya, penempatan posisi, paham strategi, dan cara ia bekerja sama dengan tim. Jangan hanya mencemaskan hal-hal seperti wajahnya, tubuhnya, sepatu apa yang dipakai, bagaimana gaya rambut atau warna kaus kaki yang dikenakan.
Idola juga manusia biasa, seperti kamu, seperti kita
Mereka bisa salah dan tak selalu bisa memenuhi ekspektasi kita. Tak perlu berkecil hati jika idola tahu-tahu viral ketangkap karena narkoba, atau skenario terburuk: bunuh diri. Setiap orang punya sisi hebat dan sisi buruk. Setiap orang bisa melakukan kesalahan, karena itu, penting agar kita selalu meminta maaf pada orang lain jika melakukan kesalahan dan mau belajar dari kesalahan.
Baca juga: 7 Cara Menangani Anak Keras Kepala dan Suka Melawan Orangtua
Temukan idola yang memiliki kehidupan yang kamu inginkan
Cari tahu apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka mendapatkannya. Bukan sekadar suka dengan quote-nya, pamerin sana-sini, tanpa mempelajari kehidupannya. Bacalah kisah orang-orang besar lewat buku biografi mereka, dan kamu akan menemukan banyak pelajaran dari hidup mereka.
Pelajari kesuksesan dan kegagalan mereka
Jadikan cara mereka menghadapi kegagalan sebagai motivasi bagi kamu. Ilmuwan terkenal seperti Isaac Newton dan Albert Einstein sekalipun punya sisi gelap dan perjuangan menghadapi kegagalan.
Hindari pilihan idola karena tren atau ikutan teman
Mentang-mentang semua teman di sekolah ngomongin K-Pop, lantas bikin kamu harus suka K-Pop juga. Tidak apa-apa jika kamu punya panutan yang beda. Hal ini justru akan membuatmu menjadi pribadi yang bukan sekadar follower yang hidupnya dikendalikan oleh tren atau orang lain. Pilih idola yang bisa memotivasimu menjadi versi terbaik dari dirimu. Teladan yang dapat membuatmu menjadi pribadi yang terus bertumbuh.
BACA JUGA: Apa Isi Whattsapp Group Anak Remaja
Jangan pernah menjadi versi duplikat dari idolamu
Terinspirasi dari Mahatma Gandhi? Bagus sih, tapi jangan lantas kamu ikuti mentah-mentah semua yang dikatakan Gandhi, sampai model bajunya (aha! Gandhi memintal sendiri benang untuk menjadi baju yang akan dikenakannya). Ambil kebijaksanaannya dan kembangkan jati dirimu sendiri.
Banyak anak yang saking nge-fansnya, menerapkan gaya, mengimitasi perilaku, sampai pakaian yang sama dengan panutannya. Meskipun meniru teladan itu bisa saja baik, namun kamu tetap perlu mempertahankan individualitasmu.
Jangan sampai kehilangan diri sendiri dalam upaya mengikuti teladan panutanmu. Menelan mentah-mentah semua kata idola, menunjukkan bahwa kamu merasa insecure jika tampil sebagai dirimu yang asli.
BACA JUGA: Agar Anak SD dan SMP Memiliki Kemampuan Decision Making
Pilih panutan yang punya tujuan hidup mulia
Kita tidak akan pernah bisa menemukan seorang panutan yang sempurna, tapi temukan pribadi yang tahu siapa mereka, apa tujuannya, dan mau memperjuangkan tujuannya itu, serta berada di jalan yang benar. Bukan idola namanya kalau mereka ngetop karena menghalalkan segala cara.
Baik hati (dan tidak sombong)
Lihat bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain dan caranya memperlakukan orang lain. Ya, janganlah pilih yang gayanya sengak dan memperlakukan orang lain semena-mena. Biar ngetopnya kayak gimana, nilainya jadi negatif.
Setelah membahas soal anak dan idola, Mommies juga bisa kok menjadi idola di keluarga bagi anak dan suami :)
Share Article
COMMENTS