Diabetes Gestational, Musuh Para Ibu Hamil

New Parents

Fannya Gita Alamanda・07 Oct 2021

detail-thumb

Diabetes Mellitus Gestasional salah satu musuh terbesar para ibu hamil. Apa sih bahayanya dan bagaimana ini bisa dicegah?

“Diabetes Gestasional (Diabetes Mellitus Gestasional) adalah penyakit diabetes yang bersifat sementara pada ibu hamil, yang sebelumnya tidak pernah terdiagnosis memiliki penyakit diabetes,” jelas dr. Fitri Rahardja, Sp.OG yang saat ini berpraktik di RS. Karya Medika I Cikarang Barat, RS. KaryaMedika II Tambun, dan RS. Karya Medika Bantar Gebang.

Diabetes Mellitus Gestasional umumnya muncul pada pertengahan usia kehamilan 24-28 minggu dan diperkirakan terjadi pada 1-14% dari seluruh kehamilan. Meningkatnya kematian ibu dan bayi terjadi karena frekuensi kehamilan dengan Diabetes Mellitus Gestasional yang tidak terdiagnosis mencapai 10-25%.

Kenali tanda-tanda Diabetes Mellitus Gestasional

Tidak semua ibu hamil menyadari bahwa ia terkena Diabetes Mellitus Gestasional karena tanda-tandanya tidak punya ciri khusus. Secara umum sama seperti orang yang mengalami kadar gula darah tinggi yaitu:

• sering buang air kecil

• sering merasa haus

• mudah lapar

• mudah lemas

• penglihatan buram

• berat badan turun

• mual

• Kesemutan

• luka sulit sembuh

Mendiagnosa Diabetes Mellitus Gestasional

Repotnya, tanda-tanda tersebut dapat pula dijumpai pada ibu hamil secara umum sehingga seringkali tidak terdiagnosis. Karena itulah WHO mengeluarkan konsensus pemeriksaan skrining DMG yaitu pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral yang dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu, dengan memeriksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di pagi hari, diikuti pemberian beban glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam 200 ml air diminum dalam waktu paling lama 5 menit, dilanjutkan pemeriksaan kadar glukosa darah 1 jam, lalu 2 jam kemudian.

Diagnosis DMG ditegakkan bila Kadar gula darah puasa > 92 mg/dl, Gula darah Puasa 1 jam pemberian Glukosa > 180 mg/dl, dan Gula Darah 2 jam setelah pembebanan glukosa 75 gram > 153 mg/dl.

 

Apa Penyebabnya?

Kondisi kehamilan cenderung akan sedikit menyebabkan hiperglikemia (kondisi ketika kadar gula di dalam darah melebihi batas normal) karena tubuh ibu hamil butuh banyak energi untuk perkembangan jaringan maternal dan juga tumbuh kembang Janin. Ketidakmampuan adaptasi inilah yang menyebabkan hiperglikemia menjadi persisten.

Pada kehamilan normal, sel Beta di pankreas mengalami peningkatan kerja yang akan memasukkan gula darah ke dalam sel, namun pada DMG, sel Beta ini tidak bekerja secara optimal, menyebabkan gula darah menjadi tinggi.

Beberapa penelitian menunjukkan Diabetes Gestasional juga terjadi ketika tubuh tidak dapat membuat insulin (hormon di pankreas yang bertugas mengubah glukosa menjadi energi dan sekaligus mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh) yang cukup selama kehamilan.

Selama kehamilan, plasenta juga menghasilkan hormon yang ternyata juga menurunkan kerja insulin sehingga kadar gula darah naik. Sel-sel tubuh menjadi resisten insulin dan gula darah menjadi naik.

Faktor-faktor Risiko

• Kelebihan berat badan dan obesitas.

• Kurangnya aktivitas fisik.

• Sebelumnya pernah alami diabetes gestational atau prediabetes.

• Sindrom ovarium polikistik.

• Ada anggota keluarga dekat yang punya diabetes.

• Sebelumnya melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg.

• Ras — Wanita berkulit hitam, Hispanik, Indian Amerika, dan Asia Amerika memiliki risiko lebih tinggi terkena Diabetes Mellitus Gestasional.

Komplikasi

Gestational diabetes yang tidak mendapatkan perawatan dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi, yang akan menjadi masalah bagi Anda dan bayi Anda, termasuk kemungkinan perlunya dilakukannya operasi sesar.

Komplikasi yang dialami bayi

• Memiliki bobot tubuh terlalu besar sehingga berisiko terjepit di jalan lahir, mengalami cidera, atau harus lahir dengan cara operasi cesar.

• Kelahiran dini atau prematur. Gula darah tinggi pada ibu hamil meningkatkan risiko terjadinya persalinan dini.

• Mengalami sindrom gangguan pernapasan serius.

• Mengalami obesitas dan diabetes tipe 2 di kemudian hari.

• Lahir dalam kondisi meninggal.

Photo by Luma Pimentel on Unsplash

Komplikasi yang dialami ibu

• Tekanan darah tinggi dan preeklampsia. Komplikasi serius kehamilan yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan gejala lain, yang dapat mengancam nyawan ibu dan bayi.

• Persalinan bedah sesar.

• Anda lebih mungkin mendapatkannya kembali ketika hamil lagi. Anda juga memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi seiring bertambahnya usia.

Pencegahan Diabetes Mellitus Gestasional

Tidak ada jaminan untuk mencegah diabetes gestasional – tetapi semakin banyak kebiasaan hidup sehat diterapkan sebelum kehamilan, akan semakin baik. Jika Anda pernah menderita Diabtes Gestasional, pola hidup sehat ini juga dapat mengurangi risiko mengalaminya lagi di kehamilan berikut atau mengembangkan diabetes tipe 2 di masa depan. Ini saran dari dokter Fitri

• Terapkan pola hidup sehat dari sejak sebelum hamil. Mengatur diet, perbanyak konsumsi serat (sayur dan buah-buahan), dan selalu aktif berolahraga (berenang, jalan kaki, bersepeda).

• Penurunan berat badan bila overweight atau obesitas.

• Persiapan kehamilan yang baik. Usia ideal saat hamil (20 tahun ke atas dan upayakan di bawah 35 tahun) dan periksa Diabetes Gestasional sebelum hamil.

• Menjaga peningkatan berat badan selama hamil.

• Jika pernah mengalami hal-hal ini, maka perluas skrining dan pemantauan yang baik selama hamil: riwayat Diabetes Mellitus dalam keluarga, riwayat Diabetes Mellitus Gestasional sebelumnya, riwayat kematian bayi dalam kandungan, riwayat melahirkan bayi besar > 4000gram.

Baca juga:

7 Hal yang Harus Diketahui Tentang Hiperemesis Gravidarum

Braxton Hicks, Kapan Harus Panik?

Photo by Areli Vanessa Valdés on Unsplash