Sorry, we couldn't find any article matching ''
5 Harapan Orangtua Untuk Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus
Berhubung orangtua nggak bisa selalu mendampingi anak, berikut ini 5 harapan terhadap sekolah anak berkebutuhan khusus. Nomor 5 paling penting.
Salah satu pekerjaan rumah besar bagi orangtua anak berkebutuhan khusus adalah mencari sekolah. Nggak seperti orangtua lain, mencari sekolah untuk anak berkebutuhan khusus cukup tricky. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, selain sekolah tersebut haruslah siap dengan kurikulum yang juga bisa memberi ABK pendidikan yang optimal. Sebagai orangtua dengan ABK, berikut ini adalah harapan-harapan saya, yang mungkin juga mewakili orangtua ABK lainnya.
Sekolah siap dengan kurikulum dan program khusus
Sekolah anak berkebutuhan khusus tentu berbeda dari sekolah biasa dalam hal melayani ABK. Tantangan pendidikannya juga berbeda. Program dan kurikulum haruslah dirancang, dikelola, dan harapannya, sih, sekolah memiliki sumber daya untuk memberikan dukungan yang tepat bagi anak-anak dengan kebutuhan unik ini.
Bagaimanapun tentu semua orangtua ABK berharap, sekolah-sekolah baik sekolah khusus, maupun sekolah biasa namun menerima anak ABK, sama-sama memiliki 1 tujuan. Yaitu mengoptimalkan kemampuan kognitif, verbal, motorik, hingga emosional, sehingga kelak mereka bisa hidup berdampingan dengan masyarakat lainnya.
Tentunya saya berharap kalau ABK saya di sekolah bisa enjoy belajar. Itulah sebabnya orangtua seperti kami butuh program yang baik, fun, dan enjoyable, demi mendukung proses belajarnya.
Baca juga: Siapkan 6 Hal Ini Sebelum Anak Masuk SD
SDM siap sabar berkomunikasi dengan ABK
Inginnya antara sekolah sama orangtua punya komunikasi yang baik, ya. Ada masa ABK mungkin berada dalam fase yang ‘menantang’ semua orang, sehingga bikin orang yang berhadapan dengannya letih lelah bukan kepalang. Kita yang orangtuanya saja seringkali pusing menghadapinya, bagaimana dengan orang lain? Harapannya, sumber daya manusia yang dimiliki sekolah, punya panjang sabar.
Guru sekolah siap bekerjasama dengan orangtua ABK
Akan ada banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan demi membantu anak berkebutuhan khusus bisa belajar dengan optimal. Tentunya dibutuhkan kerjasama antara guru dan orangtua. Jika memang ada yang mengganjal, program-program yang harus diikuti oleh ABK, atau bahkan penggantian program serta jadwal, alangkah baiknya ada keterbukaan. Jika memang dari pihak sekolah merasa harus ada sesi tambahan dengan psikolog, atau ABK harus mengikuti tes-tes tertentu, baiknya langsung dikomunikasikan dengan orangtua segera. Tak perlu tunggu momen penerimaan rapor.
Buat saya, komunikasi terbuka antara saya dan guru sangat penting dalam membantu saya mendukung ABK secara efektif. Selama di sekolah, kan, orangtua nggak selalu bisa mendapatkan gambaran lengkap, apa, sih, yang terjadi di dalam kelas. Untuk itu orangtua seperti saya, perlu komunikasi yang terbuka dari guru atau staf untuk memahami kondisi di sekolah seperti apa. Jika ada masalah, orangtua pasti ingin diinfo segera dan diikutsertakan dalam diskusi yang mengoptimalkan kemampuan ABK.
Semua warga sekolah siap menerima ABK
Kurikulum dan program pengajaran yang ramah ABK itu sudah mutlak. Yang juga tak kalah penting adalah ketika sekolah biasa, namun mengaku menerima dan memiliki program khusus ABK, harus menyiapkan warga sekolahnya menerima dan bergaul dengan anak berkebutuhan khusus. Warga sekolah di sini termasuk guru, murid-murid, dan tentunya pegawai. Masih jelas di ingatan saya curhat seorang ayah yang terpaksa memindahkan ABKnya dari sebuah sekolah bergengsi di bilangan Jakarta Selatan. Perkaranya, meski sekolah menyatakan siap dengan kurikulum dan program pengajaran, tapi kemudian lupa untuk mengarahkan anak-anak murid non-inklusifnya. Sehingga ketika kemudian bersosialisasi, mereka memandang aneh si ABK. Akibatnya anak beliau yang punya gangguan tumbuh kembang dibully setiap hari hingga mogok sekolah. So sad.
Baca juga: Orangtua, Please Stop Lakukan Hal Ini Saat Anak Belajar di Rumah
Photo by Element5 Digital on Unsplash
Share Article
COMMENTS