Sorry, we couldn't find any article matching ''
Catat! Yang Boleh dan Tak Boleh Dilakukan Setelah Vaksin Covid-19
Apa yang harus dilakukan setelah mendapatkan vaksin Covid-19? Apapun jenis vaksinnya, simak hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelahnya.
Sudah vaksin Covid-19 belum, Mommies? Saran saya, segera cari kesempatan untuk divaksin sebelum kita menyesal karena keburu tertular. Gelombang kedua ini benar-benar berbahaya. Jangan sampai kita justru jadi lebih takut dengan efek samping vaksin dibandingkan dengan risiko tertular Covid-19 sendiri. Bila Mommies termasuk orang yang sedang tidak hamil dan tidak punya komorbid, apalagi sedang dalam keadaan fit, usahakan untuk mendapatkan vaksin sesegera mungkin. Begitu sudah dapat vaksin, simak hal-hal penting berikut ini!
Baca juga: Sebelum Mendapatkan Vaksin Covid-19, Siapkan Ini!
Bolehkah berolahraga setelah vaksin?
Menurut ahli penyakit infeksi dari Denver Health dr David Wyles, MD, selama tidak muncul keluhan yang serius dan telah selesai menjalani obervasi selama 30 menit setelah divaksinasi, maka tidak ada larangan untuk berolahraga. Namun, meski tidak sampai demam dan meriang, badan biasanya terasa seperti tidak 100% fit. Bila tangan bekas suntikan masih terasa pegal, sebaiknya tunda dulu olahraganya. Pun sebaliknya, bila Anda tidak mengalami efek samping sama sekali, mungkin coba lakukan olahraga ringan terlebih dahulu, seperti yoga dan pilates. Dengarkan tubuh masing-masing dan tidak perlu dipaksakan bila belum mampu berolahraga.
Baca juga: KIPI: Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Setelah Vaksin Covid
Bolehkah minum obat setelah vaksin?
Dokter penyakit dalam dari RS CK Birla Gurgaon, dr Tushar Tayal, mengatakan bahwa obat seperti paracetamol boleh dikonsumsi untuk meminimalkan gejala seperti cemas, pusing dan demam. Namun, bila gejalanya tidak berkepanjangan, tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat pereda sakit atau pain killer. Sebaliknya, bila mengalami demam berkepanjangan, segera konsultasi ke UGD untuk konsultasi dengan dokter. “Bagi kebanyakan orang, tidak diperlukan pengobatan sama sekali setelah vaksinasi. Jika ada gejala ringan, akan sembuh dengan sendirinya seiring waktu. Paracetamol hanya dikonsumsi jika mengalami demam atau sakit badan, bukan untuk dikonsumsi secara rutin,” jelas dr Tushar Tayal.
Setelah vaksin, masih ada risiko tertular Covid-19?
Dilansir Detikhealth, bahkan mereka yang menerima vaksin Corona dengan efikasi paling tinggi melebihi 90% pun, masih ada risiko terinfeksi hingga menunjukkan gejala ringan. Terlihat yang sedang terjadi sekarang ini, di mana orang-orang yang sudah mendapatkan vaksin lengkap pun masih bisa tertular dan positif mengalami Covid-19.
Perlukan isoman setelah vaksin?
Pada dasarnya, isoman perlu dilakukan ketika Anda baru saja bepergian dari luar kota, baru mendatangi area dengan risiko paparan virus yang tinggi, atau ketika dalam waktu dekat telah melakukan kontak fisik maupun tatap muka dengan jarak minimal 1 meter dengan orang yang terbukti positif mengalami Covid-19, bukan ketika Anda mendapatkan vaksin. Namun, mengingat kasus Covid-19 memuncak lagi akhir-akhir ini, ada baiknya untuk tetap berdiam di rumah dan keluar hanya untuk keperluan mendadak dan urgent, tanpa perlu memisahkan diri dari anggota keluarga lain yang satu rumah.
Baca juga: Panduan Isolasi Mandiri dari RSCM Jika Terinfeksi Covid-19
Bolehkah buka masker setelah vaksin?
Semua pasti tahu jawabannya kalau masker masih harus terus digunakan. Menurut ahli imunologi di Universitas Stanford Michal Tal, PhD, masker harus terus dipakai sampai semua orang sudah divaksinasi dan berhasil mengendalikan virus. “Ketika penularan komunitas rendah dan sebagian besar orang divaksinasi, kita akan dapat dengan aman melepaskan masker,” tambahnya. Melihat keadaan sekarang, justru kita kembali dihimbau untuk menggunakan masker dua lapis selama berada di luar rumah.
Bolehkah berhubungan intim setelah vaksin?
Dari Inside Hook, dokter spesialis penyakit menular Anne Liu mengatakan orang yang sudah divaksinasi boleh berhubungan seks meski pasangannya belum mendapat vaksin. Dengan catatan, orang tersebut harus dalam keadaan sehat dan berasal dari lingkungan atau satu rumah.
Baca juga; Kehidupan Seks Setelah 1 Tahun Pandemi: Sesuai Ekspektasi atau di Luar Dugaan?
Sumber: Detikhealth
Share Article
COMMENTS