Fakta Penting Seputar Anemia pada Ibu Hamil

New Parents

Dhevita Wulandari・21 Jun 2021

detail-thumb

Sebanyak 37,1% ibu hamil mengalami anemia yang salah satunya disebabkan kekurangan zat besi. Padahal ini berbahaya bagi ibu dan janin. Cegah yuk Mom dengan cara-cara berikut ini.

Sebelum merencakan kehamilan, pastikan dulu bahwa tubuh kita tempat janin bertumbuh kelak memiliki kondisi yang sehat serta prima, agar tumbuh kembang janin juga maksimal. Salah satunya memastikan asupan gizi atau nutrisi tubuh tercukupi, tak hanya di masa kehamilan, namun sebelum kehamilan juga, demikian kata dr Darrel Fernando, SpOG.

Salah satu kondisi kesehatan ibu hamil yang cukup banyak terjadi adalah anemia yang disebabkan kekurangan zat besi.

Seperti apa fakta-fakta seputar anemia pada ibu hamil? Berikut penjelasan dari dokter Darrel.

Apa itu Anemia?

Rendahnya kadar Hemoglobin atau sel darah merah di dalam darah. Saat kadar Hemoglobin tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh berdasarkan kategori usia dan jenis kelamin.

Berapa kadar sel darah merah yang normal?

Kadar normal sel darah merah pada laki-laki dan perempuan tentu berbeda. Begitu juga pada ibu hamil, kategori mengalami anemia juga bisa berbeda-beda. Namun secara umum untuk ibu hamil, patokan hemoglobin minimalnya adalah 11 Hb.

Apa beda Anemia dengan darah rendah?

Anemia berbeda dengan darah rendah. Pada anemia, hemoglobin yang terkandung dalam tubuh tingkatnya rendah. Sedangkan darah rendah maksudnya adalah tensi atau tekanan darahnya yang rendah, disebut juga Hipotensi. Ketika terjadi anemia, belum tentu darah rendah. Begitu pula ketika darah rendah belum tentu anemia. Jadi kedua hal ini adalah dua kondisi yang berbeda.

Apa penyebab terjadinya Anemia?

Ada beberapa penyebab yang membuat seseorang mengalami Anemia. Di antaranya karena defisiensi B12, defisiensi folat, kekurangan zat besi, karena penyakit kronis, anemia hemolitik, anemia aplastik, anemia megaloblastik, anemia pernisiosa, anemia sel sabit dan talasemia. Pada ibu hamil, sering terjadi karena kekurangan zat besi atau folat. Kekurangan zat besi adalah jenis kekurangan gizi yang paling umum, bahkan hampir memengaruhi sekitar 3 miliar orang di seluruh dunia.

Berdasarkan survey, anemia dapat dialami oleh semua golongan usia:

37,1% ibu hamil mengalami anemia baik di perkotaan maupun pedesaan

23% perempuan mengalami anemia

28,1% bayi/anak usia 12-59 bulan

26,4% anak usia 5-14 tahun

Maka sangat penting untuk menjaga zat besi sejak masa kehamilan baik untuk ibu hamil maupun anak.

Kenapa zat besi sangat penting bagi ibu hamil?

Karena tumbuh kembang anak, kualitas kecerdasan anak, kesehatan anak secara umum sudah ditentukan sejak dalam kandungan. Bukan hanya zat besi, dibutuhkan juga zat-zat penting lainnya.

Pada kondisi persalinan, jika zat besi kurang dan tidak tercukupi akan dapat memunculkan risiko perdarahan saat persalinan. Selain itu, kekurangan zat besi pada ibu juga dapat memengaruhi tumbuh kembang anak dan kualitas ASI yang kurang baik nantinya.

BACA JUGA: 150 INSPIRASI NAMA BAYI DARI KOREA BESERTA ARTINYA

Gejala-gejalanya?

Sebelum kekurangan hemoglobin, pada tahap awal salah satu gejala anemia adalah defisiensi ferritin. Ferritin adalah cadangan zat besi di dalam tubuh. Ferritin ini akan diambil untuk membentuk hemoglobin dalam sel darah.

Pada gejala berat biasanya wajah terlihat pucat, conjunctiva pada mata pun terlihat pucat, badan mudah lelah, ngos-ngosan saat beraktivitas, dan hB mulai turun di angka 7 atau 8.

Namun, yang utama adalah dibutuhkan tes darah untuk menentukan diagnosa yang valid. Silakan diskusikan dengan dokter kandungan Anda.

Cara mencegah kekurangan zat besi pada ibu hamil?

Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang merupakan salah satu caranya. Bisa berupa daging merah dan sayuran hijau. Bisa juga dibantu dengan mengonsumsi suplemen  zat besi dan yang aman untuk ibu hamil dan janin seperti Maltofer.

Maltofer adalah produk untuk mengatasi zat besi Fe III yang dibungkus oleh IPC. IPC ini diserap dengan mekanisme alami karena struktur IPC mirip dengan protein zat besi yang ada di alam. IPC juga bekerja secara aktif dan terkontrol sehingga penyerapan zat besi sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.

Maltofer yang berasal dari Swiss ini memiliki rasa coklat yang enak dan aman dikonsumsi segala usia. Terdiri dari 4 jenis yaitu:

- Maltofer Chew (untuk usia 12 tahun ke atas)

- Maltofer Fol Chew + asam folat (untuk usia 12 tahun ke atas)

- Maltofer syrups (untuk anak usia 2 tahun ke atas)

- Maltofer Drops (untuk anak usia 1 bulan – 2 tahun)

Ketentuan mengonsumsi Maltofer terbagi menjadi dua. Untuk pencegahan kekurangan zat besi, bisa dengan minum 1 tablet sehari. Namun untuk pengobatan, bisa minum 2-3 tablet sehari.

Maltofer aman sekali untuk dikonsumsi pada ibu hamil dan ibu menyusui. Khusus untuk ibu hamil, bisa didiskusikan terlebih dulu dengan dokter.

BACA JUGA:

WASPADA KOMPLIKASI PERSALINAN RUPTUR UTERY ATAU RAHIM ROBEK

Photo by Charles Deluvio on Unsplash