Ambeien pada Anak, Bagaimana Penanganannya?

Health & Nutrition

Sisca Christina・21 Jun 2021

detail-thumb

Si kecil takut dan histeris setiap kali ingin ke toilet? Jangan anggap sepele, ya, mommies, sebab itu bisa jadi tanda ambeien pada anak.

Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2015, setidaknya 5,7 persen dari total populasi atau 10 juta orang di Indonesia menderita ambeien. Walau kebanyakan terjadi pada orang dewasa, ambeien juga bisa terjadi pada anak-anak, lho, mommies. Apa saja penyebabnya dan bagaimana penanganannya?

Apa Itu Ambeien?

Ambeien, atau sering juga disebut wasir adalah pembengkakan pembuluh darah di rektum atau anus. Ini menyebabkan rasa yang tidak nyaman, bahkan menyakitkan. Berdasarkan lokasinya, ada dua tipe ambeien: ambeien internal dengan lokasi pembengkakan di dalam anus, dan ambeien eksternal dimana pembengkakan terjadi di dekat lubang anus.

Selama BAB, jaringan anus membengkak dengan darah untuk membantu mengontrol gerakan. Ketika wasir terjadi, jaringan anus mengalami peningkatan tekanan yang menyebabkan pembengkakan dan peregangan berlebihan. Wasir biasanya disebabkan oleh peningkatan tekanan di sekitar anus, dan penyebab paling umum dari wasir pada anak adalah sembelit.

Baca juga: Anak Susah BAB? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Gejala Ambeien Pada Anak

Coba mommies perhatikan, apakah anak mengalami beberapa gejala berikut. Jika ya, maka kemungkinan besar si kecil mengalami ambeien.

  • Pendarahan di anus, atau keluar darah saat BAB.
  • Ada rasa gatal, atau nyeri atau rasa tidak nyaman di daerah anus.
  • Keluar zat seperti lendir yang membuat anus dan daerah sekitarnya lembab atau “becek”. Ini menyebabkan rasa gatal atau iritasi di area anus.
  • Anak menangis atau kesakitan saat BAB dan menjadi enggan ke toilet.
  • Tampak benjolan keluar dari anus. 
  • Penyebab ambeien

    Berikut ini beberapa penyebab umum ambeien pada anak.

  • Duduk di permukaan keras dalam waktu yang lama, seperti lantai atau kursi kayu.
  • Duduk di toilet lebih dari 10 menit. Ini bisa menyebabkan pengumpulan darah dan penyumbatan di daerah panggul.
  • Anak mengejan lebih keras saat BAB akibat tekstur tinja yang keras dan kering.
  • Sembelit akibat pola makan yang tidak sehat misalnya kurang makan makanan berserat atau dehidrasi.
  • Jika si kecil sering stres atau mengamuk dan menangis, darah akan mengalir deras ke daerah panggulnya dan meningkatkan tekanan di perutnya. Darah ini bisa tertahan di area rektum, yang kemudian bisa menyebabkan ambeien.
  • Orang tua memiliki riwayat ambeien (faktor genetik).
  • Terdapat tumor di usus besar anak.
  • Usus besar yang terinfeksi lebih lanjut dapat memperburuk daerah anus, yang mengarah ke pembentukan wasir.
  • Aktivitas si kecil sebagian besar dihabiskan dengan duduk.
  • Ambeien pada anak bisa sembuh tanpa operasi

    Kabar baiknya, ambeien pada anak umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Mommies bisa melakukan perawatan berikut di rumah.

  • Jika daerah anus meradang dan ada sensasi gatal, kompres dengan es atau air dingin.
  • Bersihkan area anus anak dengan air secara rutin dengan kain atau tisu basah. Hindari penggunaan tisu kering karena bisa mengiritasi anus si kecil.
  • Bila anak kesakitan, berikan obat penghilang nyeri. Sebaiknya, berkonsultasi dulu dengan dokter, ya.
  • Oleskan petroleum jelly untuk melumasi anus anak untuk mempermudah keluarnya tinja saat BAB.
  • Terapkan diet sehat pada anak. Perbanyak serat seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian dalam menu makanannya. Hindari terlalu banyak memberi makanan manis dan tepung-tepungan yang lebih sulit dicerna.
  • Dorong anak untuk minum air cukup setiap hari agar tetap terhidrasi.
  • Ajak anak untuk rutin bergerak setiap hari, setidaknya 60 menit per hari. Adakan olahraga rutin bersama keluarga misalnya jogging, jalan pagi, bersepeda agar lebih seru.
  • Ajari anak agar tidak menahan hasrat BAB. Bila anak belum mampu mengatakan keinginan untuk BAB, mommies harus aktif menanyakan atau mengajaknya ke toilet untuk melatih kebiasaan ke toilet sebelum “kebelet”.
  • Apabila anak menunjukkan gejala lebih berat, saatnya berkonsultasi dengan dokter. Kuncinya, terapkan pola hidup sehat pada anak sejak dini.

    Baca juga: Bising Usus pada Anak, Apakah Normal?