Orang tua, Hindari 5 Bentuk Gaslighting pada Anak Berikut Ini!

Parenting & Kids

Ficky Yusrini・02 Jun 2021

detail-thumb

Ketahui bentuk gaslighting pada anak yang mungkin tidak kita sadari sehingga anak tak terus menerus menjadi korban.

Setiap hari dalam interaksi dengan anak, secara tak sadar selalu terjadi tarik menarik power. Di satu sisi, sebagai orangtua, kita ingin menegakkan otoritas pada anak. Di sisi lain, anak yang sudah mulai punya otonomi tinggi, seringkali mencoba menantang seberapa kuat otoritas kita. Dalam proses itu, tanpa sadar kita sering tergelincir melakukan gaslighting pada anak.

Apa itu gaslighting? Yakni bentuk memanipulasi halus dengan taktik tertentu, yang menyebabkan orang lain mempertanyakan realitas mereka.

Dalam ranah psikologi, gaslighting dianggap sebagai salah satu bentuk pelecehan emosional, sebab korban biasanya dibuat merasa bersalah. Adapun, pelaku gaslighting, dalam titik ekstrem, adalah mereka yang gangguan kepribadian narsistik, merasa dirinya pusat dunia. Pelaku gaslighting biasanya pandai berbohong. Mereka dapat manipulatif sebagai taktik untuk membuat korbannya tidak yakin dengan penilaiannya sendiri.

Kalau melihat definisi ekstrem, pastilah kita akan berkilah, “Ah, mana mungkin saya gaslighting ke anak!” Perasaan ingin emosi kita dimengerti oleh anak, ingin membesarkan anak yang punya rasa percaya diri, mengontrol agar anak tetap bonding dengan kita, tidak tega melihat anak merasakan sakit atau kecewa, bisa banget membuat kita tergelincir pada gaslighting. Beberapa contoh, misalnya:

“Kamu baik-baik aja!”

Saat anak terjatuh karena tersandung, demi menenangkan anak, lalu kita bilang, “Udah, nggak apa-apa, kamu baik-baik aja. Cuma luka dikit!” demi supaya mereka tidak menangis, padahal jelas-jelas anak kesakitan. Ini bisa menjadi bentuk gaslighting halus jika Anda tidak pernah mengakui bahwa lutut anak Anda mungkin terasa perih dan sakit dan bahwa tidak apa-apa bagi mereka untuk menangis. Akan lebih baik apabila Anda memvalidasi apa yang mereka rasakan terlebih dahulu dan kemudian meyakinkan mereka bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahwa Anda akan membersihkannya dan mengoleskan plester dan mereka akan merasa jauh lebih baik setelahnya.

Bereaksi Lebay

Jika Anda tipe orang tua yang suka membesar-besarkan masalah sepele, itu bisa disebut gaslighting. Hal-hal kecil yang dilakukan anak bisa membuat Anda kesal, marah, sampai teriak, anak akan sulit menebak emosi Anda. Namanya anak-anak, pasti ada saja perilaku mereka yang akan menguji emosi kita tingkat tinggi, namun perlu dibedakan perlakuan bagaimana kita menanganinya.

Baca juga: 4 Kebiasaan Orang tua yang Bisa Mematikan Emosi Anak

Berbohong Ke Anak

Jujur, kita pasti pernah bohong atau menutupi sesuatu ke anak, kebohongan kecil yang kita lakukan dengan alasan tertentu. Bisa jadi, alasannya, karena belum sesuai untuk umur mereka, biar nggak ribet jelasinnya, supaya anak tidak stres, dan sebagainya. Tapi, jangan pernah menyangkal hal-hal yang pernah Anda katakan kepada anak Anda, menurut Psychology Today, menyangkal termasuk gaslighting.

Meledek Anak

Mungkin maksudnya becanda, tapi harus lihat-lihat situasi. Pada saat anak sedang emosional, merengek atau menangis, lantas kita meledek dengan menirukan gaya mereka, hal ini bisa berdampak anak merasa dipermalukan dan tidak dimengerti emosinya. Dalam situasi ini, anak sedang ingin diperhatikan dan divalidasi emosinya.

Tidak Pernah Mengatakan Maaf

Mengakui bahwa sebagai orangtua kita juga sering salah, karena berbuat salah itu sesuatu yang manusiawi, dan segera meminta maaf setiap kali kita menyadari kesalahan. Orangtua yang tidak mau meminta maaf pada anak -walaupun anak masih terlalu kecil untuk mengerti- bisa dikatakan gaslighting.

Baca juga:

Gaslighting, Kekerasan Mental pada Istri, Ini Tanda-tandanya

Photo by Keren Fedida on Unsplash