banner-detik
PARENTING & KIDS

8 Skill yang Perlu Dimiliki Anak Sebelum Masuk Kindergarten 

author

?author?08 Apr 2021

8 Skill yang Perlu Dimiliki Anak Sebelum Masuk Kindergarten 

Si kecil mau masuk taman kanak-kanak? Cek dulu di sini, apakah si kecil sudah memiliki 8 skill yang perlu dimiliki anak sebelum masuk kindergarten.

Saat membaca delapan kemampuan di bawah ini, mommies juga perlu mengingat - perkembangan tiap anak berbeda. Misalnya anak A, sudah bisa mengenali huruf dan angka lebih awal, namun tidak dengan anak B. Tapi si B mampu menguasai konsep waktu. 

Jadi tak perlu berkecil hati, ketika mendapati si kecil belum benar-benar menguasai skill tertentu. Poinnya setiap anak akan mencapai beberapa milestone di usia yang berbeda. Dan mereka punya keunggulan masing-masing, kenali lalu bimbing mereka untuk mengasahnya. 

Namun, tetap dipantau ya, mom. Apakah masih dalam batas kewajaran, jika tidak segera konsultasi ke pakar. Nah, silakan dicek delapan skill yang perlu dimiliki anak sebelum masuk kindergarten.

1. Bicara dengan jelas

Kemampuan ini akan membantu anak  lebih percaya diri berbicara dengan siapa pun di sekolah.  Juga membantu guru memahami, apakah anak bisa menyerap materi yang disampaikan.  Keterampilan komunikasi juga membantu anak berinteraksi sosial. Membangun hubungan lebih kuat dengan teman sebayanya, dan komunitas lainnya di lingkungan sekolah. 

Jika si kecil belum maksimal menguasai berbagai kosakata, bingung ketika diberikan petunjuk, belum berani mengajukan pertanyaan seperti anak-anak lain yang seusianya, jangan panik, ya. Menurut American Speech-Language-Hearing Association, gangguan bahasa di tahap prasekolah cukup umum terjadi. Pastikan mommies berbicara dengan ahli terapi wicara untuk mendapatkan masukan bagaimana cara membantu si kecil.

2. Memahami pertanyaan

Penting bagi si kecil untuk memahami bagaimana menanggapi pertanyaan dan bertanya. Hal ini akan berdampak langsung, pada proses belajar mengajar. Akan mendorong aspek kreativitasnya. 

Mommies bisa menstimulasi dengan cara mengajukan pertanyaan yang sangat dasar terkait hal-hal yang dekat dengan anak (usia 2-4 tahun). Misalnya mengajukan pertanyaan yang mengandung kata tanya: Siapa? Apa? Kapan? Mengapa? Di mana? dan Bagaimana?

3. Mengenali angka dan huruf

Ini tidak mutlak anak perlu menguasai semua huruf. Setidaknya tahu sebagian huruf, misalnya nama mereka sendiri. Sementara itu, pada saat mereka di taman kanak-kanak, sebaiknya anak sudah bisa berhitung 1-10. Lalu berproses, di usia tiga hingga empat tahun, si kecil mulai bisa menulis angka satu sampai lima. 

Mommies dapat membantu si kecil mengembangkan keterampilan ini dengan konsep permainan. Contohnya, minta tolong mereka untuk mengumpulkan sejumlah mainan dengan warna tertentu. Atau bisa juga tantang mereka untuk mengidentifikasi angka satu digit saat mereka melihat angka pada jam atau benda-benda lainnya di rumah.

4. Memahami konsep "waktu"

Sebelum mampu mengidentifikasi waktu dengan membaca jam, anak sebaiknya belajar konsep waktu seperti:  "sekarang", "sebelumnya", "segera", "nanti", "kemarin," "besok," dan seterusnya. 

Pada usia taman kanak-kanak, anak cenderung menggunakan peristiwa untuk menandai berlalunya waktu. Akibatnya, mereka mungkin belum bisa memberi tahu mommies waktu di jam atau mengingat hari-hari dalam seminggu. Namun, mereka akan ingat bahwa mereka akan pergi ke kebun binatang besok atau bahwa mereka mengunjungi nenek mereka minggu lalu. Selama anak Anda menandai waktu dengan cara yang secara pribadi berarti, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Untuk melancarkan si kecil memahami konsep waktu, bantu mereka dengan menyertakan referensi waktu lebih sering, di tengah percakapan mommies dengan mereka.

5. Mampu bercerita

Anak mampu menceritakan sebuah cerita sederhana. Bisa cerita apa saja sesuai tingkat pemahaman mereka, yang penting memiliki permulaan, pertengahan dan akhir yang bisa dimengerti.  Kemampuan bercerita akan melatih kemampuan anak berbicara di depan orang saat anak masuk kindergarten. Untuk relasi dengan mommies, nantinya bisa mendorong mereka untuk bercerita tentang hari-hari mereka di sekolah atau peristiwa lainnya.

6. Kenali pola

Kemampuan ini untuk membantu anak memahami konsep matematikan dasar. Pengenalan pola juga sederhana, kok. Seperti mengenali dua bentuk berulang secara berurutan. Selain itu bisa diterapkan ke kegiatan sehari-hari - menggosok gigi sebelum tidur, kemudian besok paginya kembali bersiap, mandi dan gosok gigi untuk sekolah.  Untuk membantu anak belajar mengenali pola, mommies dapat berlatih membuat pola berulang yang sederhana. Menggunakan Lego misalnya, atau mainan lain yang punya beberapa bentuk yang berbeda dalam jumlah tertentu. 

7. Matematika dasar

Salah satunya adalah anak memahami konsep  one-to-one ratios. Artinya ketika mendengar angka lima, si kecil dapat menggunakan informasi itu untuk memilih obyek. Selain itu kemampuan menyortir, membedakan berbagai jenis obyek, adalah keterampilan dasar matematikan lainnya. Contohnya mengajak si kecil untuk mengurutkan obyek berwarna ke dalam wadah yang berbeda.

8. Motorik halus

Tidak harus langsung bisa pegang pensil dan menulis juga, kok, mom. Minimal keterampilan motorik halus yang dibutuhkan, misalnya mengambil pensil atau alat tulis lainnya. Setelah itu membuat tanda apapun di selembar kertas. 

Jika si kecil kesulitan menguasai keterampilan ini, the National Association for the Education of Young Children, Amerika Serikat merekomendasikan untuk menstimulasi anak mengembangkan koordinasi otot anak dengan aktivitas sehari-hati. Bantu si kecil menggunakan benda sebagai alat, misalnya dengan peralatan makan atau melukis. Tak hanya itu, menuangkan jus dapat membantu anak-anak berlatih menjaga kestabilan tangan, sementara Play-Doh dan tanah liat membantu anak-anak memperkuat otot-otot tangan mereka.

Baca juga:

Anak Masuk Playgroup, Harus atau Tidak?

Usia Ideal Anak Belajar Menulis & Membaca

Artikel ini diadaptasi dari sini

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan