banner-detik
KINDERGARTEN

Usia Ideal Anak Belajar Menulis & Membaca

author

?author?13 Sep 2019

Usia Ideal Anak Belajar Menulis & Membaca

Di antara mommies ada yang lagi galau seputar usia ideal anak belajar menulis & membaca? Kami coba bantu dengan pendapat dari dua pakar sekaligus, ya. Semoga tercerahkan :)

MENGGAMBAR

Salah satu pencapaian anak yang bikin orangtua degdegan adalah seputar kemampuan anak menulis dan membaca. Karena ketidaktahuan ilmu, sebagian orangtua terlalu ngoyo, anak harus bisa menulis dan membaca di usia dini, padahal dari segi tahapan perkembangan usia, mereka belum siap berada di fase itu.

Daripada menerka-nerka, usia ideal anak belajar menuli & membaca, MD hadirkan dua pakar sekaligus. Perspektif dari Dr. Ajeng Indriastari, Sp.A, RS Omni Pekayon dan Woro Kurnianingrum, M.Psi., Psikolog. Psikolog Klinis Anak & Remaja RS OMNI Alam Sutera.

Aktivitas belajar menulis & membaca ini, sebetulnya bisa kita kenalkan sejak usia berapa? Dan apa alasannya?

Dokter Ajeng: Aktivitas belajar membaca dan menulis sebetulnya dimulai usia 6-7 tahun. Pada saat usia 4-5 tahun anak bisa mulai dikenalkan pre-reading skills sebagai dasar-dasar baca tulis seperti mengenal huruf, mengenal angka, mengeja suku kata, menulis beberapa huruf dan angka, dan sebagainya. Alasannya, anak usia prasekolah 3-4 tahun masih mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa, tapi anak sudah mulai bisa mempelajari ketrampilan motorik halus dasar pre-writing skills untuk belajar menulis.

Psikolog Woro: Belajar membaca sebenarnya merupakan tugas perkembangan pada usia sekolah, yaitu sejak usia 6 tahun ke atas. Hanya saja anak dapat diperkenalkan dengan angka dan huruf sejak usia pra sekolah, yakni usia 3-4 tahun, dengan cara bermain. Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan anak pra sekolah yang masih berada dalam tahap bermain. Anak yang telah hafal huruf A-Z, maka dapat dapat diperkenalkan membaca per suku kata, seperti “ba – bi – bu - be - bo”. 

Ketika di rumah, orangtua bisa mengulang belajar menulis & membaca ini, disarankan menggunakan media apa?

Dokter Ajeng: ketika di rumah, orangtua mengulang belajar membaca menulis sesuai dengan usia anak. Media yang digunakan bisa bermacam macam. Contoh usia 3-4 th (pre-writing skills) belajar menarik garis, menggambar lingkaran, menghubungkan titik-titik. Sediakan alat tulis pegangan gemuk seperti crayon, sehingga mudah dipegang, buku mewarnai, dan sebagainya.

Usia 4-5 th (pre-reading skills) mengenal huruf angka dengan lagu, play card, contoh-contoh benda, mendengar bunyi berirama, mencocokkan kata yg bunyi awal dan akhirnya sama (lagu, labu), mengeja (ba, bi , bu, be, bo ), setelah itu belajar membaca kata sederhana (buku, baru, mama, papa). Jika anak mulai tertarik menulis huruf dan angka, bisa menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf dan angka

Psikolog Woro: Dengan buku cerita bergambar yang mengggunakan huruf cukup besar, menggunakan kartu kata-kata, maupun sembari bermain tebak membaca kata pada tulisan yang ada pada suatu produk atau benda yang ada di rumah sehari-hari.

Dalam proses anak belajar menulis & membaca, otak bagian mana yang bekerja?

Dokter Ajeng: Belahan otak bagian kiri merupakan pusat Intelegent Quotient (IQ) yang berhubungan dengan rasio dan logika seperti kemampuan membaca dan menulis. Berkembangnya pusat baca di belahan otak kiri rata2 usia 7-9 th (pada anak perempuan bisa lebih cepat). Pusat baca di otak kiri menyanggupkan anak belajar membaca secara fonik dari huruf ke huruf secara akurat. Jika anak belajar membaca usia 4-7 tahun yang dipakai belahan otak kanan,  menyanggupkan anak membaca lewat ingatan visual. Membaca visual efisien untuk kata-kata pendek, sementara metode fonik efisien untuk kata-kata panjang.

Di usia yang tepat, cobalah tes kemampuan cross-lateral skip. Bila anak bisa mengayunkan tangan kanan dengan kaki kiri atau sebaliknya bersamaan tanpa berpikir, mereka bisa mengakses kedua belah otak secara simultan dan memudahkan proses membaca anak.

Psikolog Woro: melibatkan kedua bagian otak. Untuk belajar membaca, informasi berupa tulisan kata awalnya diterima melalui sensoris penglihatan dan pendengaran (ketika dibunyikan). Lalu, otak anak akan mengolahnya, dikaitkan dengan bagian memori mengenai informasi akan huruf, penggabungan huruf dan bunyinya, untuk kemudian diambil kesimpulan sebagai bacaan dari suatu kata. 

Saya sempat membaca literatur yang menyebutkan, mengenai peran penting “Kematangan Sistem Proprioseptif” dalam proses belajar baca dan tulis, bisa tolong dijelaskan tentang hal tersebut?

Dokter Ajeng: Sistem proprioseptif adalah kemampuan seorang anak untuk mengetahui kemampuan tubuhnya dalam ruang. Kematangan sistem proprioseptif berkaitan dengan kemampuan anak untuk duduk tenang dan memusatkan perhatian. Kalau sistem ini belum matang, anak kesulitan belajar membaca dan menulis. Sebab belum bisa membayangkan gerakan bentuk abstrak spt huruf dan angka, jadi anak akan bingung antara huruf b dan d, atau tanpa sadar menulis angka 2 dan 3 secara terbalik.

Milestone apa saja yang terlebih dahulu sebaiknya dicapai anak, sebelum kita kenalkan belajar membaca? Soal kan, membaca erat kaitannya dengan belajar menulis, memegang pensil, duduk dengan postur mumpuni, dll.

Dokter Ajeng: milestones yang harus lebih dahulu dicapai anak usia prasekolah 2-4 adalah mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa, dan juga kemampuan motorik halus menggenggam dan menjipit untuk memegang crayon untuk dasar belajar menulis.

Psikolog Woro: Dari aspek perkembangan motorik, anak sebaiknya telah dapat memegang pensil, membuat coretan, membuka lembaran buku, dsb. Untuk kegiatan belajar, anak juga memerlukan atensi dan ketahanan untuk menyimak informasi dan duduk dengan tenang.

Dari aspek perkembangan kognitif, sebelum belajar membaca anak sebaiknya telah mengenal konsep-konsep dasar seperti konsep arah dan posisi, konsep bentuk-bentuk geometri sedehana (berupa lingkaran, segi tiga, maupun persegi), konsep ukuran (besar-kecil). 

Apa risikonya jika seorang anak terlalu dipaksakan  bejalar membaca, belum waktunya saja dia siap belajar membaca?

Dokter Ajeng: Risikonya anak kesulitan mengeja atau masih membaca secara visual. Mereka belum bisa memakai pusat baca di otak kanan dan kiri secara bersamaan.

Jika tadi kita sudah bahas tentang belajar membaca. Sebetulnya, di usia berapa idealnya anak sudah bisa membaca?

Dokter Ajeng: Usia 6-7 tahun untuk belajar membaca dan menulis,  usia 7-8 tahun untuk membaca tingkat lanjut.

Faktor apa saja yang menyebabkan cepat lambatnya seorang anak mampu membaca dengan lancar?

Dokter Ajeng: Faktor perkembangan otak anak dalam hal ini kemampuan sesuai usia anak, dan juga keterlibatan orang tua dan metode belajar yang digunakan.

Psikolog Woro: Salah satunya faktor kecerdasan. Faktor lain ialah kesiapan belajar.

Adakah korelasinya antara semakin dini seorang anak belajar baca tulis maka ia menjadi lebih cerdas dan sukses di masa mendatang?

Dokter Ajeng: anak seharusnya tidak dipaksa membaca dan menulis terlalu dini, harus sesuai usia dan tahap perkembangan otaknya. Contohnya, anak-anak di Rusia belajar membaca usia 7 tahun, tapi mereka sangat cerdas. Yang penting untuk anak usia dini bukanlah mengajarkan baca tulis, tetapi menanamkan budaya membaca dan menulis dengan cara menyenangkan, tanpa memaksa anak.

Psikolog Woro: belum tentu. Karena selain faktor kecerdasan, kunci kesuksesan belajar anak tetap ditunjang oleh faktor sikap dan cara belajar yang memadai, motivasi belajar yang baik, dan sebagainya.

-

Sebagai penutup, Dokter Ajeng menambahkan tips yang bisa dilakukan orangtua untuk meningkatkan keterampilan baca tulis anak antara lain:

1. Menyediakan media yang membantu kemampuan baca tulis anak

2. Membacakan buku dan menyanyikan lagu untuk anak sejak dini

3. Biarkan anak mencoba menulis, mewarnai, mencorat-coret

4. Ajarkan dengan metode permainan menyenangkan seperti tebak kata, scrabbles, kuis berhadiah, dsb.

5. Budayakan membaca dalam keluarga

Berdasarkan kasus yang saya alami bersama Jordy, anak saya yang kini berusia 5 tahun, semua lima poin yang dokter Ajeng jabarkan benar adanya. Khusus nomor tiga, sediakan media yang mumpuni, seperti papan tulis, dan buku-buku dengan halaman polos. Biarkan dia eksplorasi menarik berbagai macam garis, di awal-awal belajar menulis. Ini adalah cikal bakal, anak mencapai kemampuan membaca. 

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan