Secara tidak langsung polusi yang berupa paparan bahan kimia ftalat, dapat menyebabkan gangguan kesuburan, salah satunya penis kecil.
Ternyata, oh, ternyata polusi di muka bumi memiliki hubungan dengan penis kecil pada pria. Kok, bisa? Seorang ahli epidemiologi dan ilmuwan lingkungan terkemuka, Dr. Shanna Swan telah menerbitkan sebuah buku yang meneliti hubungan antara bahan kimia industri dan panjang penis. Dr. Swan berpendapat bahwa dunia saat ini sedang terancam populasinya akibat proses reproduksi yang terganggu.
Dr. Swan mengatakan bahwa angka reproduksi pada manusia bisa menurun drastis akibat polusi. Secara nggak langsung, polusi mengancam kesuburan manusia, khususnya pria. Di dalam bukunya Dr. Swan menguraikan bahwa polusi sangat mungkin menyebabkan meningkatnya disfungsi ereksi pada pria, juga penurunan kesuburan, serta yang paling menyedihkan mengakibatkan banyak bayi laki-laki yang yang lahir dengan penis kecil. "Bahan kimia di lingkungan kita dan praktik gaya hidup tidak sehat saat ini sangat mengganggu keseimbangan hormonal kita, menyebabkan berbagai tingkat kerusakan proses reproduksi,” tambah Dr. Swan
Menurut penelitian Dr Swan, penis berukuran kecil yang merupakan salah satu gangguan kesuburan ini disebabkan oleh ftalat, sebuah bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan plastik. Ftalat ini dapat memengaruhi cara produksi hormon endokrin berkembang. Ftalat termasuk dalam kelompok bahan kimia, yang gunanya adalah untuk membantu meningkatkan fleksibilitas suatu zat, seperti plastik. Banyak ditemukan di mainan, kemasan makanan, deterjen, kosmetik, dan banyak lagi produk lainnya. Dr Swan meyakini bahwa zat-zat ini secara radikal ikut andil merusak proses reproduksi bagi banyak manusia, utamanya pada pria.
“Ketahuilah, bayi-bayi di era ini, lahir di dunia yang sudah terkontaminasi bahan kimia, dan zat tersebut terserap di dalam rahim, tempat mereka bertumbuh,” ujarnya. Sebagian besar penelitian Dr Swan berfokus pada efek ftalat. Percobaan pada tikus menunjukkan bahwa efek ftalat benar-benar terbukti memperkecil penis tikus jantan. Duh, kok, serem?
Baca juga: Risiko Polusi Udara Bagi Bumil dan Janin
Dalam penelitiannya, Dr. Swan juga mengeksplorasi bagaimana polutan dapat memengaruhi libido manusia, yang pada akhirnya beliau menemukan hubungan antara tingkat ftalat pada wanita dengan kepuasan seksual. Tim peneliti di China menemukan bahwa pekerja dengan tingkat paparan bisphenol A atau BPA yang lebih tinggi, lebih mungkin mengalami masalah seksual, termasuk penurunan nafsu. Memang, sih, saat ini tingkat polusi di dunia sudah dalam kondisi mengkhawatirkan. Kalau kita nggak atasi dari sekarang, bukan nggak mungkin manusia akan menuju kepunahan. Yuk, mulai dari diri sendiri dulu untuk lebih ramah pada bumi. Caranya banyak, bisa baca di sini, ya, mommies.