Sorry, we couldn't find any article matching ''
4 Pelajaran Tentang Keluarga dari Wawancara Pangeran Harry & Meghan Markle
Wawancara Pangeran Harry & Meghan Markle yang mengungkap sisi kelam kerajaan Inggris, menimbulkan kontroversi. Apa yang bisa dipelajari dari skandal tersebut?
Sorotan dunia sedang mengarah pada keluarga kerajaan Inggris, setelah Meghan Markle (39) bersama suaminya, Pangeran Harry (36) diwawancarai Oprah Winfrey selama 2 jam di stasiun CBS, AS. Meghan bercerita pengalamannya tinggal di istana selama 2 tahun, tentang perlakuan rasis yang dihadapinya, tekanan media, hingga tekanan batin yang membuatnya ingin bunuh diri pada saat hamil Archie (1). Pengakuan ini dianggap mengejutkan karena selama ini publik tidak pernah tahu tentang kehidupan sebagai anggota keluarga kerajaan, selain foto-foto mereka yang selalu tampak tersenyum dalam balutan busana mahal.
Photo by Shane Rounce on Unsplash
Terlepas dari pro kontra (baca: Anda Tim Meghan atau Tim Kate?) wawancara pangeran Harry & Meghan Markle tersebut, dari kacamata masyarakat awam, ada beberapa pelajaran menarik tentang keluarga yang bisa kita petik. Seperti:
Status bukan segalanya
Menikahi pria bergelar Duke of Sussex, otomatis menjadikan status Meghan punya tambahan gelar Duchess of Sussex. Pindah ke istana megah Buckingham Palace dan menjadi putri dengan segala privilege yang dimiliki. Gambaran tentang kehidupan istana dalam persepsi publik bak dunia dongeng, megah, berkelimpahan materi, berkuasa, dan dihormati. Namun demikian, status tersebut harus ‘dibayar’ dengan harga mahal: kesepian, kehilangan kebebasan, perlindungan, dan hak untuk bersuara. Sebagai orang baru, Meghan berjuang agar dirinya bisa diterima oleh keluarga besar, namun, yang ia rasakan justru sebaliknya. Tak ada yang membantunya untuk bisa beradaptasi dengan tata krama kerajaan, setiap kali mengadu atas keluhan yang dialaminya, tak satupun anggota keluarga kerajaan yang peduli. Tekanan itu diperparah dengan ketidaksukaan media Inggris terhadap dirinya. Bagi Meghan dan Pangeran Harry, jalan keluar agar ia bisa hidup tenang adalah dengan meninggalkan statusnya.
Protektif
Hidup dalam tekanan, mungkin masih bisa ditahan, tapi jika sudah menyangkut anak, siapa pun rela mati-matian demi melindungi anaknya. Pangeran Harry yang lahir sebagai bangsawan dan seumur hidup tinggal di istana, baru menyadari ada yang salah dengan sistem kerajaan pada saat ada anggota keluarga kerajaan yang mempertanyakan akan seberapa gelap warna kulit anak mereka nanti. Karena khawatir dengan warna kulitnya, Archie tidak mendapatkan gelar pangeran. Menurut Meghan, ia tidak mempermasalahkan gelar pangeran bagi Archie. Namun, gelar pangeran itu diikuti dengan segala jaminan perlindungan dan keamanan dari istana. Hal yang paling ia inginkan untuk Archie adalah agar anaknya terlindungi.
Baca juga: Ini Alasan Kenapa para Ibu Protektif pada Anak
Memilih antara keluarga besar atau keluarga inti
Meghan menikah dengan Pangeran Harry pada 19 Mei 2018. Mendengar keluhan istrinya tentang kehidupan istana yang membuatnya tertekan, ingatan Pangeran Harry melayang pada kisah tragis ibunya, Putri Diana, hingga akhir masa hayatnya. Ia tidak ingin sejarah kelam itu terulang. Kalau harus memilih antara keluarga besar dengan keluarga inti, Pangeran Harry lebih memilih istrinya. Untuk itu, ia rela meninggalkan seluruh privilege dan melakukan apa pun yang akan membuat istrinya bahagia. Walaupun konsekuensinya ia mendapat murka dari keluarga besar.
Sibling rivalry
Bagaimana hubungan Pangeran Harry dengan sang kakak, tentu berbeda dengan hubungan antara Meghan dengan Kate. Meghan menceritakan, ia pernah menjadi headline tabloid dituduh membuat Kate menangis. Pada kesempatan wawancara itu, Meghan mengatakan, faktanya, adalah sebaliknya, Kate yang membuatnya menangis sebelum upacara pernikahan karena Kate mengkritik pedas gaun yang dipakai Putri Charlotte. Tak seorang pun di istana yang mencoba meluruskan berita yang salah. Ia malah dihalangi untuk klarifikasi, demi melindungi reputasi anggota keluarga yang lain. Di satu pihak, terhadap Kate, istana melakukan segala upaya untuk menjaga nama baiknya, akan tetapi, terhadap Meghan, bahkan ketika Meghan dalam keadaan frustasi tak ada yang menggubris.
Baca juga: 5 Kesalahan Orang tua yang Membuat Sibling Rivalry Tetap Ada Hingga Anak Dewasa
Belum lagi status untuk Archie. Semua anak Pangeran William dan istrinya akan menjadi pangeran dan putri. Sedangkan, menurut konvensi George V, Archie baru bisa mendapat gelar pangeran setelah Pangeran Charles naik tahta. Dalam wawancaranya, Meghan mengatakan, dia diberitahu bahwa "mereka ingin mengubah konvensi untuk Archie".
Share Article
COMMENTS