Ingin berhenti bekerja (terlebih) di masa pandemi, pertimbangkan matang-matang tentang 5 hal ini agar Anda tidak bertindak tanpa rencana.
Di masa pandemi ternyata 865.000 ibu bekerja memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dengan alasan di bawah tekanan antara pekerjaan dan juga urusan rumah tangga.
Memang yang paling tahu tekanan yang kita alami di masa pandemi adalah diri kita sendiri. Begitu juga sejauh mana kita mampu bertahan atau mundur sejenak. Namun, sebelum terburu-buru menulis dan mencetak surat pengunduran diri, sebaiknya pertimbangkan dulu 5 hal di bawah ini.
Jika pengunduran diri berarti Anda bakal menganggur alias belum langsung bekerja di tempat baru, Anda harus pastikan semua dipersiapkan dengan baik. Yang terbaik adalah ambil waktu untuk mempertimbangkan konsekuensi yang akan Anda hadapi sebelum mengambil keputusan final.
Hindari mengambil keputusan berhenti kerja hanya gara-gara hal sepele atau masalah yang mungkin saja hanya akan berlangsung sementara. Banyak pekerja mengalami hari buruk atau bahkan super menyebalkan yang setelah dihadapi dengan lebih sabar, nyatanya berakhir dalam beberapa minggu. Memutuskan keluar dari pekerjaan terburu-buru dan tidak pikir panjang mungkin akan melegakan, tapi hanya sesaat. Saat Anda tahu masalah yang membuat Anda menyerah bisa diselesaikan dan keadaan kembali baik-baik saja, kemungkinan Anda bakal menyesal. Atasan juga pasti enggan menerima kembali karyawan yang mengundurkan diri hanya atas dorongan emosi yang impulsif.
Coba pikirkan kemungkinan Anda bisa membuat perubahan suasana yang positif di tempat kerja Anda saat ini, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baik juga. Jika gaji adalah isunya, coba bicarakan dulu. Mungkin ada tugas atau posisi lain dengan gaji yang lebih besar dan sesuai dengan kualifikasi Anda. Jika problemnya adalah ketidakcocokan dengan atasan atau sesama rekan, coba cari tahu apakah mungkin pindah ke divisi lain. Jika masalahnya adalah kejenuhan, Anda bisa mengeksplor kemungkinan mengambil proyek tambahan atau tanggung jawab lain yang lebih menantang.
Baca juga: Ketika Bekerja dengan Bos Narsis, Harus Bagaimana?
Jika memang belum ada pekerjaan baru yang menanti Anda, pikirkan baik-baik kondisi keuangan Anda. Sanggupkah menopang kebutuhan hidup Anda selama masa menganggur? Upayakan untuk punya tabungan yang cukup buat memenuhi kebutuhan hidup Anda dan anggota keluarga lain jika ada, selama 12 bulan.
Luangkan waktu untuk mencari tahu pasar kerja saat ini, terutama untuk bidang karier yang Anda minati. Jika memungkinkan bekerja sama dengan orang lain yang memahami kondisi pasar kerja dan dengan teman atau angota keluarga yang saat ini juga sedang mencari pekerjaan untuk mengetahui kesulitan apa saja yang mereka alami. Jika pasar atau lapangan kerja di daerah Anda lemah, pertimbangkan kemungkinan mencari pekerjaan di luar daerah atau bahkan kota lain yang menawarkan kesempatan kerja yang lebih besar.
Jika sudah direnungkan matang-matang dan Anda tetap mantap untuk berhenti kerja, upayakan untuk menjaga hubungan baik dengan para rekan kerja bahkan mantan atasan Anda. Tindakan ini tampak profesional dan Anda bisa mendapatkan referensi bagus dari mereka. Hindari berhenti bekerja, pergi dengan meninggalkan kesan negatif yang bisa merusak hubungan Anda dengan orang-orang di kantor lama. Jika direncanakan dengan baik, Anda bisa kok melakukan itu bahkan jika memang ada beberapa orang yang membuat Anda merasa bagai berada di neraka selama bekerja di sana. Siapa yang tahu, bisa saja suatu saat nanti Anda harus bekerja untuk atau bekerja sama lagi dengan mereka. Di sisi lain, jika suatu saat nanti Anda berniat untuk kembali, orang-orang di sana, terutama mantan atasan Anda akan dengan tangan terbuka menerima Anda kembali.
Photo by Christina @ wocintechchat.com on Unsplash