Berat badan anak susah naik, kenapa ya? Padahal udah makan banyak. Buat Mommies yang bertanya seperti ini, mungkin si kecil mengalami gangguan kesehatan berikut ini.
Nggak usah tunggu komentar orang sekitar, kita yang emaknya pun dalam hati sudah pasti 10x lipat lebih pusing, deh, ketika menjumpai berat badan anak yang susaaaaah bener geser ke kanan alias naik, padahal porsi makan sudah disusun sedemikian rupa, bahkan dengan menu lengkap plus camilan dua kali sehari. Tidak menutup kemungkinan hal ini terjadi karena anak mengalami gangguan kesehatan yang menjadi penyebab berat badannya susah naik.
Kalau Mommies termasuk follower sejati dr. Meta Hanindita, Sp.A(K), pasti paham betul kenapa kita harus rajin memantau berat badan anak dengan cara memerhatikan kurva yang ada di Kartu Menuju Sehat (KMS). Yes, karena berat badan anak yang kurang atau berada di bawah kurva rentan ke arah stunting. Menurut situs Kemenkes 2019, ada sebanyak 27,7 balita yang mengalami stunting di Indonesia.
Baca juga: dr. Meta Hanindita Kupas Tuntas Soal Stunting
Kita perlu memahami apa saja gangguan kesehatan yang mungkin anak alami, yang membuat berat badannya susah naik.
Alergi
Dari Klikdokter.com, dijelaskan bahwa alergi dapat menjadi salah satu penyebab berat badan anak susah naik. Salah satu paling umum adalah alergi susu sapi. Yang terjadi adalah, segala bahan makanan yang mengandung susu sapi dapat menyebabkan iritasi pada saluran cerna anak, akibatnya, saluran cerna tidak bekerja dengan optimal dalam mencerna makanan. Tentu hal ini mengganggu proses penyerapan nutrisi di dalam tubuh. Makanan maupun minuman yang mengandung susu sapi hanya akan memicu reaksi alergi. Padahal, kita tahu betul asupan dengan kandungan susu sapi termasuk salah satu pilihan untuk mem-boost berat badan anak.
Penyakit Tuberkulosis
Di Indonesia, penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit infeksi yang dapat menyebabkan berat badan anak susah naik. Menurut dr. Emi Yulianti, Sp. A. dokter spesialis anak RSUD dr. Iskak Tulungagung, sebagai orangtua, perlu selalu waspada jika anak mendadak mengalami penurunan berat badan secara berkala dan disertai kondisi lemas, demam, dan letih karena kemungkinan anak mengalami TBC. Pada umumnya, gejala TBC pada anak ditunjukkan dengan ciri fisik tubuh yang kurus (tidak ideal) meskipun sudah mengonsumsi makanan dengan gizi yang cukup. Kondisi tersebut disebabkan imunitas atau kekebalan tubuh anak kurang.
Anak bayi dan balita sangat rentan terpapar kuman mycobacterium tuberculosis, mengingat kuman dari penderita positif TBC dewasa dapat menular melalui droplet kepada siapapun tanpa mengenal usia.
Penyakit ISK
Pada bayi usia satu bulan sampai satu tahun, gejala penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) dapat berupa demam, berat badan stagnan, penurunan berat badan, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, kuning, kolik, muntah dan diare. Berat badan anak sulit naik terjadi karena sebagian energinya dipakai untuk melawan infeksi tersebut. Pada anak yang lebih besar, gejalanya dapat berupa nyeri saat berkemih, anyang-anyangan, air kemih keruh dan nyeri pinggang. ISK paling sering disebabkan kuman E. coli yang berasal dari saluran cerna.
Tentu gangguan kesehatan ini tidak bisa dibiarkan. Mommies perlu segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak, subspesialisasi nutrisi.
Baca juga:
Jangan Sepelekan BB Seret pada Anak
Anemia Defisiensi Besi, Penyebab Berat Badan Anak Sulit Naik