Pemerintah Republik Indonesia secara resmi memulai program vaksin Covid-19 pada 13 Januari 2021. Jenis vaksin yang diberikan Sinovac, telah mendapat izin penggunaan darurat oleh BPOM. Namun, tidak semua orang bisa menerima vaksin ini.
13 Januari 2021 Presiden RI Joko Widodo resmi menjadi orang pertama Indonesia yang divaksin Covid-19, diikuti oleh jajaran Kementerian. Selanjutnya akan dilakukan secara bertahap di 34 provinsi.
Baca juga: Update Vaksin Covid-19: Jadwal, Peserta dan yang Harus Dilakukan Usai Vaksin
Dibutuhkan waktu 15 bulan, dimulai Januari 2021, hingga Maret 2022, untuk menjangkau 181,5 juta orang yang memenuhi kriteria menjadi penerima vaksin. Namun, demi keamanan, sebagian masyarakat tidak bisa menerima vaksin, yaitu mereka dengan 16 penyakit bawaan (komorbid) berikut ini:
1. Bergejala ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan)
Terdiri dari gejala batuk, pilek dan disertai demam
2. Infeksi akut
Pasien dengan kondisi penyakit infeksi akut, biasanya ditandai demam, akan menjadi kontraindikasi vaksinasi.
3. Autoimun sistemik (SLE, Sjogren, vaskulitas, dan autoimun lainnya)
4. Alergi berat
5. Ginjal Kronis
Non dialisis, PGK dialisis, transpalasi ginjal, sindroma nefrotik dengan imunosupresan/kortikosteroid.
6. Jantung (gagal jantung dan penyakit jantung koroner)
7. Hipertensi
8. Sindrom Hiper IgE
Suatu immunodefisiensi primer kompleks yang jarang dengan karakteristik eksim , abses kulit , infeksi paru , kadar eosinofil dan kadar serum IgE yang
meninggi.
9. Hipertiroid/hipotiroid
10. Saluran pencernaan kronis
11. HIV yang CD4 <200
12. Penyakit paru (ditunda hingga kondisi membaik)
13. Diabetes Melitus (tipe 2 terkontrol dan HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5% bisa divaksin)
14. Kanker
Kelainan darah defisiensi imun, penerima produk darah, kelainan hematologi seperti gangguan koagulasi, pasien imunokompromais, pasien dalam terapi aktif kanker, pemakai obat imunosupresan, dan penerima produk darah belum layak mendapatkan vaksin Covid-19.
15. Reumatik Autoimun
Hingga saat ini belum ada data yang bisa mendukung pemberian vaksin Covid-19 pada pasien Reumatik Autoimun. Penggunaan vaksin Covid pada pasien dengan panyakit ini, harus mempertimbangkan risiko dan keuntungan kasus per kasus secara individu, dan membutuhkan informed decision dari pasien.
16. Pasien Hematologi Onkologi
Mereka yang mendapatkan terapi aktif jangka panjang seperti leukemia granulostik kronis, leukemia limfositik kronis, myeloma multipel, anemia hemolitik autoimun, dan lain-lain belum bisa mendapatkan vaksin Covid-19.
Studi klinis Sinovac tidak melibatkan pasien dengan kondisi tersebut. Maka tidak adanya data pada kelompok tersebut, maka belum dapat dibuat rekomendasi terkait pemberian vaksin Sinovac pada kelompok pasien Hematologi Onkologi.
Baca juga: Seputar Vaksin Covid-19, Bagaimana dengan Ibu Hamil dan Menyusui?