banner-detik
NEW PARENTS

10 Pertanyaan Seputar Epidural dan Jawabannya

author

Sisca Christina05 Jan 2021

10 Pertanyaan Seputar Epidural dan Jawabannya

Masih terbayang sakitnya melahirkan? Cari tahu soal epidural yuk, untuk meringankan rasa sakit selama melahirkan.

Mommies yang pernah merasakan kontraksi menjelang persalinan, pasti tau rasanya seperti apa. Antara happy dan nggak sabar ingin ketemu sang buah hati, tapi dalam proses penantian berjam-jam itu harus menanggung rasa sakit kontraksi yang aduhaaaai… (sakitnya), lol!

Rasa nyeri inilah yang membuat banyak ibu mempertimbangkan anestesi epidural saat persalinan. Setidaknya, biar bisa lebih tenang dan mengurangi potensi cakar-cakar suami saat kontraksi.

Epidural adalah teknik anestesi menggunakan tabung kecil yang ditempatkan di punggung bawah untuk memberikan anestesi lokal di dekat saraf yang menyebabkan nyeri saat persalinan. Tujuannya, untuk membuat bagian tubuh tertentu mati rasa sehingga mengurangi rasa sakit saat kontraksi.

Cara kerjanya, yaitu dengan menghentikan rangsangan saraf sensoris pada tulang belakang yang memberikan sinyal rasa sakit pada otak. Akibatnya, rasa sakit yang luar biasa di bagian rahim, leher rahim dan bagian atas vagina bakal berkurang.

Anestesi ini nggak menyebabkan kantuk dan hilang kesadaran sepenuhnya. Bahkan, saraf motorik mommies bakal tetap bekerja dengan baik. Itulah mengapa mommies tetap bisa mengejan ketika sudah disuntik epidural.

Mommies masih bertanya-tanya tentang prosedur epidural? Cek, di sini, siapa tahu pertanyaan mommies terjawab.

Suntik epidural sakit nggak sih?

Seperti prosedur suntik lainnya, saat jarum menembus kulit dan tubuh, pastinya ada rasa sakit sedikit, lah ya, semacam digigit semut. Saat epidural diinjeksi, ada rasa ngga nyaman seperti sengatan pada kulit dan tekanan di punggung. Tapi, dibanding rasa nyeri kontraksi, tentunya rasa sakit disuntik epidural, sih, nggak ada apa-apanya, ya.

Kapan epidural diberikan?

Pada umumnya, anestesi diberikan ketika sudah mencapai pembukaan 5 atau 6. Pembukaan di atas itu sudah tidak dianjurkan lagi untuk diberikan epidural karena bayi akan segera lahir.

Berbahayakah buat bayi?

Tidak sama sekali. Epidural tidak menekan pernapasan ibu, dan tidak membuat bayi tertidur.

Bagaimana prosedur anestesinya?

Mommies akan diminta untuk duduk atau berbaring miring, bagian bawah punggung dilengkungkan, dan tidak bergerak sama sekali selama penyuntikan. Perawat akan membantu mommies mendapatkan posisi yang benar. Setelah memberi bius lokal di kulit, dokter anestesi akan memasukkan jarum di antara tulang belakang mommies ke dalam ruang epidural dan kemudian meninggalkan tabung kecil (kateter) saat jarum dicabut.

Tabung diamankan di tempatnya dengan perekat dan perban, dan tetap ada selama persalinan. Jangan khawatir, mommies akan tetap merasa nyaman dengan kateter ini, dan bebas bergerak. Hanya saja, jangan menyeret atau menggeser punggung bagian bawah, karena ini dapat menarik kateter keluar.

Apa manfaatnya?

Tentunya, manfaat utama yang didapat ibu adalah rasa sakit yang jauh berkurang dibanding kontraksi alami. Karena epidural tidak memberi efek rasa kantuk, dan rasa sakitnya sudah berkurang, pikiran ibu jadi lebih jernih menjelang waktunya mengejan. Epidural juga bisa mengendalikan tekanan darah tinggi serta menurunkan risiko pergeseran otot.

Apakah epidural selalu berhasil?

Kebanyakan pasien merasakan nyerinya berkurang secara signifikans. Tapi bisa saja (meski jarang sekali terjadi), terdapat kendala teknis yang menyulitkan dokter anestesi untuk memasukkan jarum ke dalam ruang epidural. Dalam kondisi ini, pereda nyeri tidak bekerja maksimal pada pasien. Biasanya dokter anestesi dapat melakukan sesuatu tentang hal ini, tanpa perlu mengulangi prosedur.

Apakah pasien yang diberi anestesi ini benar-benar nggak merasakan nyeri kontraksi lagi?

Penting untuk diingat, bahwa suntikan epidural bertujuan untuk mengurangi rasa sakit kontraksi berlangsung, bukan menghilangkan nyeri secara total. Mommies tetap merasakan nyeri, namun dalam kadar yang masih bisa ditanggung. Ini penting agar mommies tetap bisa merasakan sinyal saat ketika harus mengejan untuk mengeluarkan bayi. Dosis pemberian epidural berbeda di setiap pasien.

Benarkan pemberian epidural berujung pada pesalinan caesar?

Menurut Department of Anesthesiology University of North Carolina School of Medicine, tidak ada bukti bahwa epidural meningkatkan risiko operasi caesar. Hal ini juga didukung oleh American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), yang menyatakan bahwa “ketakutan akan persalinan caesar yang tidak diperlukan seharusnya tidak memengaruhi metode pemberian pereda nyeri yang dipilih para ibu selama persalinan”. Sebaiknya mommies berbicara dengan obgyn tentang keyakinan dan pendapatnya tentang pereda nyeri selama persalinan.

Adakah efek samping epidural?

Efek samping umum:

  • Kaki ibu mungkin kesemutan atau mati rasa dan berat. Ini normal dan akan segera hilang setelah melahirkan.
  • Tekanan darah mungkin sedikit turun tetapi ini dapat ditangani dengan mudah dan cepat.
  • Nyeri punggung ringan mungkin terjadi di lokasi suntik epidural, dan mungkin berlangsung selama beberapa hari. Namun, tidak ada bukti bahwa epidural menyebabkan sakit punggung kronis.
  • Sakit kepala dapat terjadi setelah melahirkan pada 2-3% pasien, jika suntikan mengenai lapisan yang mengandung cairan tulang belakang. Sakit kepala ini bisa sedang hingga parah, tetapi tidak permanen atau mengancam jiwa. Perawatan khusus tersedia untuk sakit kepala parah.
  • Ada beberapa yang mengalami gatal, sedasi yang sangat ringan, dan kesulitan buang air kecil.
  • Efek samping yang jarang terjadi:

  • Setelah melahirkan, beberapa ibu mungkin mengalami masalah neurologis ringan (misalnya, mati rasa di satu kaki). Ini jarang terjadi, dan kebanyakan pasien pulih total. Penyebab pastinya masih sulit ditentukan dan masalah ini mungkin terjadi pada persalinan dengan atau tanpa anestesi epidural. Persalinan itu sendiri dapat menyebabkan tekanan pada saraf, seperti halnya beberapa posisi mengejan yang digunakan.
  • Masalah neurologis permanen, seperti kelumpuhan. Ini dapat terjadi pada semua jenis prosedur anestesi, tetapi sangat jarang. Mommies nggak perlu khawatir, karena umumnya rumah sakit dan tim medis memeriksa seluruh obat dan peralatan yang digunakan untuk prosedur epidural ini, dan setiap risiko sudah dihitung sebelum menjalankan tindakan. 
  • Apakah semua ibu hamil boleh mendapatkan suntikan epidural?

    Tidak semua pasien bisa diberikan suntikan ini. Tentunya dokter akan memeriksa riwayat pasien dulu, dan memastikan tidak dalam kondisi berikut:

  • Punya masalah pembekuan darah, atau penggunaan obat pengencer darah
  • Tekanan darah rendah
  • Perdarahan hebats
  • Gangguan neurologis
  • Persalinan dengan kasus insufisiensi uteroplasenta
  • Infeksi pada ibu dan janin
  • Riwayat operasi punggung bawah
  • Ibu hamil yang ingin menjalani prosedur persalinan VBAC
  • Bagaimana mommies, sudah yakin mau menggunakan epidural?

    Baca juga:

    5 Penyebab Keguguran Yang Paling Sering Terjadi

    Tahapan Perkembangan Janin 0-40 Minggu

    7 Tes Kesehatan Wajib Pada Bayi Baru Lahir

    Share Article

    author

    Sisca Christina

    Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan