Brazilian Wax Saat Hamil, Boleh Nggak, Sih?

New Parents

RachelKaloh・16 Dec 2020

detail-thumb

Apakah aman Brazilian Wax saat hamil? Apa saja yang harus diperhatikan?

Selama masa hamil, dari trimester pertama sampai trimester terakhir, kenyamanan menjadi cukup sulit didapat oleh para ibu karena perubahan hormon dan bentuk tubuh. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah saat ingin waxing (brazilian wax atau bikini wax), khususnya menghilangkan rambut di sekitar organ kewanitaan. Biar gimanapun, rambut kemaluan, kan, tetap bertumbuh dan seringkali membuat kita tidak nyaman. Tapi apakah waxing tetap bisa menjadi pilihan?

Amankah melakukan Brazilian wax ketika hamil?

Sebetulnya, tidak pernah ada larangan bagi ibu hamil untuk waxing karena pada dasarnya prosedur tersebut dilakukan di bagian luar area kemaluan sehingga tidak akan membahayakan janin. 

Namun, beberapa hal yang cukup mengganggu berikut ini dapat terjadi ketika melakukan prosedur waxing:

  • Prosedur Brazilian waxing sama dengan prosedur waxing pada bagian tubuh lain, yaitu dengan menggunakan lilin yang telah dilelehkan, lalu mengoleskannya ke area rambut kemaluan. Kemudian, menggunakan plester yang biasanya terbuat dari kain katun, rambut kemaluan akan ditutup lalu ditarik dengan cepat sehingga rambut tercabut hingga ke akarnya. Buat yang tidak terbiasa waxing, prosedur ini bisa terasa mengejutkan karena biasanya sedikit terasa sakit, bahkan lebih sakit ketika hamil.
  • Memang tidak semua ibu hamil mengalami kulit yang sensitif, namun pada beberapa ibu, kulit yang menjadi lebih sensitif selama masa kehamilan ini jadi mudah terasa nyeri, bahkan berisiko timbul infeksi di sekitar organ kewanitaan. 
  • Selain infeksi, pada kulit yang sensitif bisa juga terjadi peradangan pada folikel rambut atau biasa disebut dengan folikulitis. Peradangan ini sebetulnya disebabkan oleh infeksi dari bakteri, virus, jamur dan parasit. Namun, pada keadaan tertentu, folikulitis bisa terjadi karena trauma akibat gesekan yang berlebihan atau adanya sumbatan di sekitar folikel rambut. Bentuknya mirip dengan jerawat, yaitu berupa bintil-bintil kecil berwarna merah yang nyeri bila bersentuhan dengan pakaian dalam.
  • Bila prosedur waxing tidak berjalan dengan tuntas, maka bisa juga menimbulkan ingrown hair, yaitu rambut yang tumbuh ke arah yang salah, yaitu ke dalam kulit. Biasanya terjadi karena folikel rambut melengkung dan menyebabkannya tumbuh ke dalam. Kondisi ini biasanya tampak dengan timbulnya bintik-bintik kecil yang disertai nanah, mirip dengan jerawat, namun bila diamati dari dekat ada rambut yang tertanam di dalamnya. Seringkali kondisi ini menyebabkan nyeri dan juga gatal.

    Baca juga: Rekomendasi 10 Aplikasi Penting untuk Ibu Hamil

    Supaya tetap bisa menghilangkan rambut di area kemaluan dengan aman dan tanpa efek samping yang berisiko, sebaiknya selalu pastikan untuk:

  • Mengetahui betul tingkat higienis dari salon atau tempat Mommies melakukan waxing, pastikan mereka menerapkan protokol kesehatan selama pandemi.
  • Salon tersebut menggunakan peralatan yang bersih dan diganti setiap kali pelanggan datang, mengurangi risiko terjadinya penyakit atau IMS (Infeksi Menular Seksual), dari herpes genital hingga HPV yang mungkin terjadi lewat alat-alat yang digunakan yang tidak steril.
  • Pastikan Mommies tidak mengalami kulit sensitif ketika ingin melakukan waxing. Caranya, pastikan untuk selalu membersihkan area vagina dengan tepat dan menjaga agar area tersebut tetap kering selama hamil.
  • Apabila jelas mengalami kulit yang menjadi lebih sensitif, gunakan cara lain selain waxing, seperti mencukur bulu kemaluan, bisa dengan bantuan suami di rumah, supaya alat-alat yang digunakan juga bisa dipastikan lebih aman.
  • Kembali lagi, semua ini tergantung kenyamanan masing-masing. Ada yang justru lebih nyaman bila rambut kemaluan tidak menghilang 100%, ada yang lebih nyaman menghilangkan rambut kemaluan di rumah, dan sebagainya. Dan lagi, waxing ini bukan kewajiban, kok!

    Baca juga: Perlukah Ibu Hamil Mencukur Bulu Kemaluan Sebelum Melahirkan?