Manusia diciptakan dengan segenap ‘kemaha-hebatan’ di dalam dirinya. Tetapi, tak sedikit yang menghadapi masalah dengan kepercayaan dirinya. Apa saja tanda kita tidak menghargai diri sendiri?
Setelah lebih dari 5 tahun bercerai, Ve merasa hidupnya masih dipayungi awan gelap. Tak mudah menjadi seorang single mom, secara finansial, belum lagi melepaskan stigma yang terlanjur melekat. Selama sekian lama, Ve memilih menutup diri, dari lawan jenis ataupun segala pertemanan. Ve yakin dirinya bisa berdiri di atas kaki sendiri. Berkeluh kesah pada teman atau sahabat hanya akan membuatnya tampak lemah dan seperti minta dikasihani. Itu yang selalu ingin ia hindari.
Bicara tentang menghargai diri sendiri, saya teringat pada Ve. Saya mengerti, dirinya pernah mengalami masa ‘kegelapan’, berada dalam perkawinan yang toksik dan menyakitkan. Jika saya berada dalam posisinya, belum tentu saya bisa sekuat dia. Tetapi, setelah sekian lama, tentu sebagai teman saya berharap dia menemukan kebahagiaan dengan kebebasannya. Sayangnya, saya menangkap, Ve membangun tembok terlalu tinggi, hingga sulit ditembus siapa pun. Terlalu banyak lingkaran negatif yang tertancap dalam benaknya. Di satu sisi, ia berusaha mati-matian terlihat setegar batu karang, tetapi yang saya tangkap, ia sedang kehilangan kepercayaan dirinya.
Barangkali hidup kita jauh lebih beruntung dari Ve, tetapi bukan tidak mungkin kita juga menghadapi pergumulan berkaitan dengan kepercayaan diri, terlalu memandang rendah diri sendiri, pada kemampuan kita, pada potensi yang telah diberikan Tuhan pada kita. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Akibatnya bisa kemana-mana, pada setiap keputusan yang kita buat, pada hubungan dengan orang-orang di sekitar, maupun pada pertumbuhan pribadi kita sendiri.
Baca: 10 Alasan yang Membuat Kita Sulit Mencintai Diri Sendiri
Merujuk pada akun Youtube Psych2Go, beberapa tanda kita tidak menghargai diri sendiri, antara lain:
Dalam setiap lingkungan yang dimasuki, kita menggunakan ‘topeng’ yang berbeda-beda. Ibarat bunglon yang bisa berkamuflase. Menjadi diri sendiri adalah hal yang sangat menakutkan, karena ada satu sisi gelap dari hidup kita yang tidak kita sukai dan berusaha ditutupi agar jangan sampai diketahui oleh orang lain.
Gemar mengamati perilaku orang lain, dengan tujuan supaya bisa meniru mereka. Supaya bisa sewaktu-waktu kita gunakan, sebagai topeng, agar bisa menjadi orang lain.
Sering merasa cemas dengan apa yang dipikirkan orang lain tentang diri kita. Apa yang dilakukan, baju yang dikenakan, ide yang dikemukakan, dan sebagainya. Perasaan takut ditertawakan dan tidak diterima oleh orang lain, menghantui benak kita.
Stress eater, doyan makan sampai berlebihan, atau sebaliknya, takut gemuk sampai tidak mau makan, tandanya ada masalah. Tidak nyaman dengan tubuh, tetapi lantas ‘melarikan diri’ dengan cara yang salah.
Insecure pada kepribadian, kepintaran, atau penampilan yang kita punya. Selalu membandingkan dengan orang lain dan keras mengkritik diri sendiri. Menganggap bahwa ‘nilai’ kita bergantung pada penampilan, berat badan, prestasi, kesuksesan, IQ, harga mobil, dan status di masyarakat.
Tidak mengapresiasi pencapaian-pencapaian yang telah diraih, sebaliknya, fokus melihat kekurangan. Selalu berusaha meraih yang lebih tinggi lagi, dan tidak pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki.
Baca juga: Sering Pura-pura Tersenyum Bahagia Setiap Hari, Kenapa Begitu?
Pasif dalam percakapan dengan orang lain. Menganggap, opini kita tidak terlalu berharga untuk disampaikan. Pendapat orang lain jauh lebih menarik dan lebih penting daripada pemikiran kita.
“Baju ini bagus, nggak?”, “Rambutku udah rapi belum?” Selalu bertanya pada orang lain, tidak yakin dengan diri sendiri. Pendapat orang lain sangat penting, bahkan jadi tergantung pada itu. Sulit mengambil keputusan buat diri sendiri.
Hubungan dengan pasangan sering gonjang-ganjing. Cenderung menutup diri dan mendorong orang yang berusaha mendekati kita. Keintiman dan komitmen, menjadi hal menakutkan.
Enggan untuk mengejar mimpi dan pasrah pada situasi.
Baca juga: Kenali Ciri-ciri Toxic People di Dalam Hidup Kita