banner-detik
SELF

10 Alasan Sulitnya Mencintai Diri Sendiri

author

Ficky Yusrini01 Dec 2020

10 Alasan Sulitnya Mencintai Diri Sendiri

Ada banyak alasan yang membuat kita terlanjur meyakini tanpa sadar, bahwa diri kita tidak layak untuk dicintai. Ini dia 10 alasan yang menbuat kita sulit mencintai diri sendiri.

Cintai dirimu. Sebuah pesan sederhana yang dulu pernah saya dengar dari ibu sewaktu saya kecil. Hal yang juga banyak saya temukan di buku-buku self-help, diulang oleh para psikolog di talkshow-talkshow motivasi. Sangat sederhana, untuk diucapkan.

Selama ini, kita sering salah mengartikan cinta diri sama dengan pemujaan diri mereka yang kadar narsisisnya terlalu tinggi hingga setiap jam posting selfie di stories, atau di status, sampai memenuhi linimasa kita. Mungkin ada jenis orang yang seperti itu, tapi cinta diri bukan sekadar senang menatap-tatap wajah sendiri di layar kamera atau cermin. Kenyataannya, cinta diri adalah hal tersulit untuk dilakukan. Ada banyak alasan yang membuat kita terlanjur meyakini tanpa sadar, bahwa diri kita tidak layak untuk dicintai.

Alasan pertama sulitnya mencintai diri sendiri

Hidup itu berat dan harus dijalani dengan serius, karenanya, kita tidak patut untuk bersenang-senang. Memandang bahwa hidup itu selayaknya harus dijalani dengan penuh perjuangan. Dari satu pertempuran ke pertempuran lain. Kalau dulu, zaman sekolah, ‘pertempuran’nya adalah ujian demi ujian, setelah lepas sekolah, ‘pertempuran’nya tidak pernah berhenti. Bisa berupa kompetisi, masalah kantor, masalah rumah tangga, dan seterusnya.

Alasan kedua

Di masa lalu, kita pernah mengalami pengabaian, pelecehan, penolakan, maupun peristiwa traumatis lain yang membuat kita merasa tidak berharga dan tidak layak untuk dicintai. Kita merasa kurang diterima, terlalu banyak rasa malu, terlalu berpegang teguh pada kekurangan dan kegagalan sehingga sulit untuk melihat kualitas positif dalam diri kita sendiri.

Alasan ketiga

Terlalu keras pada diri sendiri. Kita terpaku pada target, dan menempatkan kebahagiaan kita pada sesuatu yang masih jauh dari capaian.

Alasan keempat

Bias negatif dari otak. Manusia bisa survive karena memiliki kemampuan untuk memindai lingkungan, mewaspadai apabila ada bahaya di sekitarnya. Kewaspadaan ini bisa menghindarkan kita dari cedera dan kematian.

Alasan kelima sulitnya mencintai diri sendiri

Selalu merasa terjebak pada pilihan yang salah. Jika diamati, maka setiap momen dalam hidup kita sebetulnya terdiri dari pilihan-pilihan. Jurusan kuliah mana yang dipilih, profesi yang kita jalani, pasangan. Lalu, setelah berumah tangga, kita memilih sekolah untuk anak, memilih lokasi rumah, dan sebagainya. Sampai menu makan tiga kali sehari juga terdiri dari pilihan yang harus diputuskan. Bagi sebagian orang, pilihan ini melelahkan dan riskan membawa kita pada penyesalan. Penyesalan membuat kita marah pada diri sendiri.

Baca juga: Infografik: Selfcare Worksheet Selama Pandemi

Alasan keenam

Tidak pernah mau berefleksi. Meningkatkan hubungan kita dengan diri kita sendiri juga berarti kita harus mencari tahu apa yang berhasil dan apa yang tidak. Kita perlu mengajukan pertanyaan sulit: Apakah kita puas dengan tujuan kita? Apakah kita senang dengan rutinitas sehari-hari dan interaksi kita dengan orang lain? Apakah ada sesuatu yang hilang dalam hidup kita? Adakah kebiasaan yang perlu kita ambil atau yang perlu kita tinggalkan?

Alasan ketujuh

Selalu tergoda melihat ke luar. Orang lain kok bisa punya tubuh indah, perut rata, kulit putih, wajah mulus. Lalu, saat kita melihat diri kita sendiri, yang kita lihat hanyalah kekurangan dan ketidaksempurnaan: perut bergelambir, selulit, lemak, jerawat, payudara turun, dan sebagainya. Semakin kita kagum pada tubuh orang lain, semakin kita merutuk pada tubuh kita sendiri. Belum lagi, jika kita mencoba membandingkan pada hal-hal lain yang bersifat materi yang dimiliki orang lain. Lihat tetangga ganti mobil, langsung panas dingin.

Alasan kedelapan

Sulit memaafkan orang lain. Di saat kita membenci seseorang, sebetulnya kita sedang menyandera membuat kerangkeng untuk diri kita sendiri. Akibatnya, kita jadi nggak bisa move on. Untuk bisa memaafkan orang lain, terlebih dahulu kita harus bisa memaafkan diri kita sendiri.

Alasan kesembilan

Manusia pasti punya kelemahan. Saat kita menyadari kelemahan, miliki kendali untuk berusaha sedikit demi sedikit memperbaiki kelemahan tersebut. Jika kita terus menerus merasa tidak berdaya mengatasi kelemahan tersebut, kita jadi sulit menyukai diri sendiri.

Alasan kesepuluh

Menyandarkan tangga pada tembok yang salah. Terus menerus berusaha mengikuti standar yang dibuat oleh orang lain, menyenangkan orang lain, tidak akan ada ujungnya. Cobalah melihat diri kita dari sudut pandang yang kita inginkan.

Baca juga: Mencintai Diri Sendiri, Sudahkah Kita Melakukannya?

Baca juga: Pentingnya Self Love Untuk Menjadi Ibu yang Bahagia, Begini Caranya

Share Article

author

Ficky Yusrini

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan