Sorry, we couldn't find any article matching ''
5 Pertanyaan Seputar Keguguran yang Sering Muncul
Berikut adalah lima pertanyaan tentang keguguran yang paling sering muncul. Mulai dari penyebab hingga kapan boleh hamil lagi.
Belum lama ini, salah satu selebriti tanah air, Fairuz A. Rafiq, dihampiri kabar duka akibat keguguran anak ketiganya. Ada kemungkinan penyebabnya karena janin tidak berkembang. Ini beberapa pertanyaan yang sering muncul.
Baca juga: Rekomendasi Suplemen Asam Folat Untuk Ibu Hamil
1. Apa saja penyebabnya?
Keguguran adalah kematian janin secara spontan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Lebih dari itu disebut stillbirth (bayi lahir mati). Kebanyakan disebabkan oleh kelainan kromosom pada janin. Akibatnya, janin tidak berkembang dengan normal. Ini termasuk penyebab yang tidak dapat dicegah.
Penyebab lainnya yaitu sang ibu menderita kondisi medis tertentu, misalnya ada riwayat penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit ginjal, infeksi TORCH, penyakit tiroid, gangguan autoimun seperti lupus dan tiroid, kelainan bentuk rahim, dan kelainan pada serviks.
Ada penyebab yang bisa dikendalikan, yaitu yang berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol dan menggunakan narkoba. Ibu hamil yang terpapar zat kimia tertentu di tempat area bekerja atau tempat tinggal juga bisa mengalami keguguran. Kehamilan di usia 40 tahun atau lebih juga bisa meningkatkan risiko. Pada beberapa kasus, ibu hamil mengalami keguguran karena belum menyadari bahwa dirinya tengah hamil.
2. Jika keluar bercak darah dari vagina saat hamil, apakah berarti keguguran?
Keluarnya darah dari vagina memang salah satu tanda keguguran. Tapi, jangan keburu panik, sebab ini tidak mutlak. Ada ibu hamil yang mengeluarkan flek saat implantasi, yaitu proses pelekatan sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim. Yang perlu diperhatikan adalah jumlah volume darah yang keluar dan tanda lain yang menyertai, apakah ada kram perut atau nyeri hebat di sekitar punggung bawah atau tulang panggul, juga mual atau muntah. Segera periksa ke dokter bila ditemukan bercak darah pada vagina, agar kondisi janin bisa dipastikan melalui USG.
3. Apakah stres bisa menyebabkan keguguran?
Melansir Mayo Clinic, sebetulnya belum ada bukti yang menyebutkan bahwa stres menyebabkan keguguran. Tapi, stres berlebihan tentu nggak baik buat kesehatan ibu hamil. Selain bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormonal, stres juga bisa menyebabkan kelelahan, depresi dan rentan terhadap penyakit yang bisa meningkatkan risiko. Kelola stres dengan baik dan berusahalah rileks saat menjalani kehamilan.
Baca juga: Tanda-tanda Ibu Hamil dan Ibu Menyusui Mengalami Stress
4. Jika pernah keguguran, apakah jadi lebih rentan?
Berbagai penelitian menyebutkan, paling tidak 85% perempuan yang pernah keguguran satu kali, dan 75% yang pernah keguguran dua sampai tiga kali, sukses di kehamilan berikutnya dan memiliki bayi yang sehat. Tapi, riwayat keguguran tentu akan menjadi catatan dokter untuk memonitor kehamilan berikutnya. Seseorang yang punya riwayat tiga kali atau lebih biasanya akan dianjurkan untuk menjalani tes atau treatment khusus oleh dokter.
5. Kapan bisa mencoba untuk hamil lagi?
Waktu aman untuk berhubungan seks pasca keguguran yaitu minimal 2 minggu, saat pendarahan sudah benar-benar berhenti. Ini penting untuk mencegah infeksi. Namun, ada anjuran untuk menunggu hingga selesai menstruasi pertama setelah keguguran, agar jika hamil, penghitungan kalendernya juga lebih mudah.
Tentang kapan waktu yang tepat untuk hamil lagi, terdapat pendapat yang beragam. Mayo Clinic menyebutkan tidak menjadi masalah untuk segera hamil. Kontras dengan itu, WHO menganjurkan untuk memberi jarak 6 bulan sebelum hamil lagi. Sementara berdasarkan pengalaman beberapa teman saya yang pernah mengalami, obgyn mereka menganjurkan untuk hamil lagi setelah 3 bulan. Diharapkan, pada saat itu rahim sudah pulih sempurna dan lebih siap untuk pembuahan. Studi juga menunjukkan, perempuan yang mencoba hamil lagi setelah 3 bulan pasca keguguran, memiliki peluang hamil dan angka kelahiran lebih tinggi ketimbang menunggu lebih lama.
Baca juga: Pemeriksaan Kehamilan di Masa Pandemi, Kapan Sebaiknya Dilakukan?
Selain soal waktu, yang tak kalah penting yaitu memastikan mommies sudah pulih secara fisik, lalu Anda dan suami juga lebih siap secara mental dan emosional, berhubung keguguran bisa membawa dampak psikologis yang serius.
Baca juga: Biaya Kehamilan dan Melahirkan di Masa Pandemi
Share Article
COMMENTS