Sorry, we couldn't find any article matching ''
Kenali Tipe Kepribadian Anda Agar WFH Lebih Efektif
Tipe segmenter atau tipe integrator, mana kepribadian yang Anda punya? Cari tahu yuk agar masa WFH menjadi lebih efektif untuk dijalani.
Tapi jangan salah, ada juga yang enjoy Zoom meeting tanpa perlu mandi, bawahan pake piyama, di
sebelah sambil nyuapin anak makan.
Ada dua tipe pekerja, mommies tipe yang mana?
Yang punya moto: kerja ya kerja, rumah ya rumah, hayok ngacung?! Kalau mommies salah satunya, berarti termasuk dalam tipe pekerja segmenter. Pekerja tipe ini membuat batasan tegas antara urusan pekerjaan dengan pribadi. Simpelnya: kerja itu di kantor, di rumah giliran bareng keluarga. Bisa jadi, WFH menyiksa banget buat tipe pekerja ini, dan harus struggle untuk bisa menyesuaikan pola kerja di rumah layaknya di kantor.
Kebalikan dari segmenter, tipe pekerja integrator nggak keberatan bekerja kapanpun di rumah. Coba cek, kalau mommies suka bawa pulang kerjaan ke rumah, bales email atau WA kerjaan menjelang tidur, bisa jadi tipe pekerja integrator. Tipe ini rada mirip kutu loncat di rumah.
Di sela-sela kerja, bisa ngajak main anak, terus bikin kue, lalu balik kerja lagi. Meskipun enjoy, tapi harus hati-hati karena nggak ada pemisahan jam kerja yang jelas antara pekerjaan dan rumah tangga. Bisa-bisa keteteran dan riskan buat lembur di rumah. Yah, udah WFH, masak masih lembur juga?
Tetapkan batasan kerja di rumah biar efektif
Dilansir dari workingmother.com, apapun tipenya, keduanya perlu menetapkan batasan kerja di rumah supaya “tetap waras.” Menurut studi, orang yang mengambil rehat sejenak dari pekerjaan pada akhirnya punya hasil kerja yang lebih maksimal, tidur lebih nyenyak, nggak gampang kelelahan, lebih sehat (baik fisik maupun mental), dan lebih produktif. Akhirnya, hidup lebih berkualitas juga.
Begini cara menetapkan batasan kerja di rumah berdasarkan kepribadian:
Tipe Segmenter
Menurut Brian Swider, asisten profesor bidang manajemen di University of Florida’s Warrington College of Business, agar tipe segmenter tetap happy WFH, bisa lakukan hal berikut:
Buat skenario pulang dari kantor. Gunanya sebagai peralihan dari urusan pekerjaan ke urusan rumah. Caranya, setelah jam kerja selesai, coba keluar berjalan kaki sekitar 20 menit, lalu pulang ke rumah seolah-olah habis pulang dari kantor. Biar makin mirip situasinya, pake baju kantor sekalian.
Pisahkan gadget untuk kerja dan urusan pribadi. Kalau sudah kelar kerja, matikan laptop kantor, anggap aja pulang tenggo. Kalau masih perlu gadget buat aktivitas bersama anak-anak atau browsing resep masakan buat makan malam, gunakan komputer rumah.
Tetapkan batas efektif. Meski laptop kantor sudah dimatikan, tetap saja handphone beserta WAG- WAG-nya bakal menghantui. Mau dihindari 100% nggak mungkin juga, karena cara komunikasi kerja sekarang memang sudah jauh lebih simpel. Tapi paling nggak, dengan membuat batasan, kita tetap bisa merespon tugas mendesak tanpa mengganggu waktu pribadi. Buat aturan misalnya: ”Slow response untuk WAG di luar jam kerja, dan hanya merespon by japri untuk rekan kerja tertentu.”
Tipe Integrator
Set status “phone only” usai bekerja. Beri batas toleransi untuk membalas email atau pesan singkat saja. Jika diminta ngerjain sesuatu yang lebih makan waktu, minta tunda ke besok. Oya, berlatihlah untuk nggak stand by di laptop 24/7. Ingat, laptop dan mommies butuh istirahat, so turn it off when you’re finished working!
Set prioritas. Biar nggak ambyar plus nggak kelar-kelar, mommies perlu set prioritas antara pekerjaan rumah dan kantor. Bila memang sudah waktunya beri anak makan, yaudah kelarin dulu nyuapinnya. Mau kerja di kantor, di café atau di rumah pun, semua tau ada waktunya jam istirahat. Nggak perlu piring makan samping-sampingan sama laptop. Begitu juga kalau sudah selesai urus anak-anak, mommies bisa ambil waktu beberapa jam untuk menyelesaikan pekerjaan tanpa pusing cucian piring
belum kepegang.
Tetapkan komitmen spesifik yang bisa diukur, lalu patuhi. Misalnya, “Setelah anak-anak tidur, saya hanya akan bekerja 1 jam saja”, atau “Saya hanya akan membalas WAG maksimal jam 8 malam, lewat dari itu, akan saya balas besok.” Hal ini melindungi mommies dari ketidakjelasan waktu kerja di rumah, biar nggak keteteran.
Dari kedua tipe tersebut, nggak semua orang segmenter ekstrem atau integrator ekstrem. Ada juga yang campuran dari keduanya, atau campuran dari keduanya dengan salah satu lebih dominan. Kalau saya sendiri, sebenarnya tipe segmenter tapi sering terdesak untuk jadi tipe integrator, hahaha! Kalau mommies, tipe yang mana?
Baca juga:
Apa Saja, Sih, Bentuk Diskriminasi Terhadap Ibu Bekerja?
Saat Rasanya Terlalu Banyak yang Harus Dilakukan Sebagai Ibu Bekerja
Ini Alasan Self-Care Harus Jadi Prioritas untuk Ibu Bekerja Sukses dan Bahagia
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS