Punya anak dengan gaya belajar kinestetik yang juga ekstrovert, tantangannya berlipat-lipat karena harus belajar via Zoom di rumah. :)))
Mommies sudah tahu gaya belajar anak? Kalau belum bisa isi kuisnya atau baca artikelnya di sini:
Kuis: Mengenali 3 Gaya Belajar Anak
Mengenali Gaya Belajar Anak: Visual, Auditori atau Kinestetik?
Anak saya, Xylo (6 tahun) termasuk anak dengan gaya belajar kinestetik. Gurunya di TK sudah paham, kalau sebelum belajar ia butuh waktu untuk lari-lari dulu, untuk jungkir balik dulu agar bisa berkonsentrasi. Di tengah-tengah pelajaran pun badannya tak mau diam. Nggak apa-apa, memang begitu gaya belajarnya.
Dulu saat belajar membaca, kami mengeja flash card di kasur. Setiap ia berhasil membaca satu kata, ia harus roll depan. Lancar sekali jadinya, belajar yang menyenangkan untuk Xylo ya belajar seperti itu.
Jadi saya sangat khawatir ketika mendapati sekolahnya harus online. Apalagi ia tergolong anak ekstrovert yang dapat banyak energi kalau berkumpul dengan teman-teman.
Setiap hari, ia harus bangun pagi dan bermain dulu di playground. Pulang ke rumah berkeringat, mandi lalu sarapan, baru ia sekolah. Tanpa itu, ia akan lemas seharian. Jadi, pastikan beraktivitas fisik dulu sebelum sekolah!
Mau berdiri silakan, duduk di meja silakan, tengkurap di lantai silakan. Pahami kalau anak tidak bisa duduk diam karena ya kita saja sulit dan bosan dong kalau harus meeting online 4 jam? Apalagi anak yang kinestetik begini.
Saya sejak awal bilang pada guru-gurunya kalau Xylo adalah anak kinestetik jadi pasti ada masa-masa dia menghilang di layar. Main lempar tangkap bola dulu beberapa menit baru kembali lagi ke Zoom. Sebisa mungkin bukan saat guru menjelaskan tapi mungkin ketika ia menyelesaikan tugasnya lebih dulu atau saat giliran anak lain sedang membaca/menghitung.
Ini penting karena kursinya pasti akan dipanjat, dinaiki, bahkan dimainkan. Jadi beri ia kursi yang aman. Kursi beroda, tidak cocok untuk anak kinestetik karena risiko jatuh lebih mudah.
Bukan cuma kaki, tapi tangannya tidak bisa diam juga kan? Hahaha. Saya beri ia playdoh agar tangannya bisa bergerak-gerak selama guru menjelaskan. Ini membantu ia untuk lebih fokus pada Zoom.
Yah intinya bagi si anak kinestetik, belajar di kelas biasa saja sudah menantang apalagi harus tetap stay di kamera, jadi memang berlebihan kalau menuntut ia anteng selama berjam-jam. Pahami saja kalau memang Zoom bagaimana pun tidak cocok untuknya, punya pilihan apa lagi? :)))