Sorry, we couldn't find any article matching ''
Orang Dewasa Juga Butuh Pendidikan Seks!
Bicara edukasi seks yang terlintas pertama kali pasti edukasi seks pada anak. Padahal, yakinkah kita tentang pengetahuan seks diri kita sendiri sebagai orang dewasa?
Setelah jadi dewasa dan sering mengobrol dengan sesama orang dewasa, saya baru sadar kalau pendidikan seks itu penting sekali. Baik untuk anak maupun untuk orangtuanya. Karena banyak sekali, orang yang usianya sudah banyak pun tetap tidak tahu apa-apa tentang hal yang menyangkut seksualitas.
Miris kan jadinya. Kalau orangtuanya saja tidak paham., bagaimana bisa mengajari anak? Membicarakan tubuh sendiri terutama yang berkaitan dengan seksualitas dianggap tabu maka banyak ya sudahlah tutup mata saja.
Kenapa orang dewasa juga butuh pendidikan seks?
Kesehatan
Di Indonesia, kanker pada perempuan yang terbanyak diderita adalah kanker payudara (42,1 per 100.000 penduduk), diikuti kanker leher rahim (23,4 per 100.000 penduduk) dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
Seberapa banyak di antara mommies yang sudah rutin setiap bulan melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) agar bisa mendeteksi jika ada sesuatu yang tidak normal di payudara?
Seberapa banyak juga yang melakukan tes IVA atau pap smear setiap tahun? Tes untuk melihat kondisi smear di serviks (leher rahim) ini sebaiknya dilakukan setiap tahun untuk orang yang sudah aktif berhubungan seksual.
Tapi tampaknya belum semua tahu akan hal ini, padahal penting sekali lho untuk lebih cepat mendeteksi adanya sel yang tidak normal di dalam tubuh. Semakin cepat terdeteksi, bisa semakin cepat diambil tindakan.
Baca tentang tesnya di sini: Deteksi Dini Kanker Serviks, Ini Bedanya Tes Iva, Pap Smear dan HPV DNA
Consent
Saya tidak akan mengaitkan ke sisi agama ya karena saya percaya laki-laki yang agamanya baik tidak akan memaksa istrinya berhubungan seksual. Tapi seberapa banyak istri yang tahu bahwa hubungan suami istri ini BISA dan BOLEH dikomunikasikan dengan suami?
Ketika komunikasi tentang seks ini lancar, maka hubungan seks akan terjadi ketika keduanya siap dan tidak ada paksaan.
Dengan paham tentang consent di ranah seksual, kita bisa mengajari anak tentang consent. Ini salah satu yang sering terlewat nih dalam edukasi seks untuk anak. Apa itu consent? Apa yang boleh dan tidak boleh?
Kontrasepsi dan jarak anak
Ini juga sangat penting. Saran BKKBN adalah, jangan ada dua balita dalam keluarga. Namun kenyataannya banyak yang belum paham pentingnya kontrasepsi sehingga anak belum berusia 1 tahun sudah hamil lagi.
Anak pertama jadi tidak mendapat haknya atas ASI karena mama sudah hamil lagi, pun ada kemungkinan tidak mendapat kasih sayang yang cukup karena suka tidak suka perhatian orangtua jadi terbagi.
Juga masalah finansial. Jarak anak yang terlalu dekat biasanya membuat orangtua jadi punya pengeluaran yang banyak dalam satu waktu sehingga nantinya tidak bisa maksimal untuk menyekolahkan anak di sekolah yang baik.
Tapi informasi tentang kontrasepsi ini belum banyak digaungkan. Masih banyak sekali yang takut atau tidak tahu bahwa kontrasepsi sebegitu pentingnya untuk menjaga kestabilan sebuah keluarga.
Kehidupan seks yang lebih baik
Paham atas tubuh sendiri, berhubungan dengan kehidupan seks yang lebih baik. Pun jadi bisa lebih lancar mengkomunikasikan apa yang disukai, apa yang tidak disukai, sehingga hubungan seksual terjadi sebagai bentuk kasih sayang dan nyaman dilakukan kedua pihak.
Bisa mengajari anak
Bagaimana kita bisa mengajari anak hal-hal di atas kalau kita sendiri belum paham pentingnya menjaga kesehatan, kontrasepsi, dan tubuh sendiri? Jadi yuk, eksplorasi lebih jauh bahwa seksualitas bukan hanya tentang hubungan seks. Ada sisi kesehatan, psikologis, bahkan ekonomi kalau dihubungkan dengan jumlah anak. Jadi yuk, edukasi dulu diri sendiri agar kita bisa mengedukasi anak dengan lebih baik lagi!
Share Article
COMMENTS