Sorry, we couldn't find any article matching ''
Jenis Batuk pada Anak: Beda Penyebab, Beda Penanganan
Meski tidak semua jenis batuk perlu langsung ditangani dokter, setidaknya kita paham akan pertolongan pertama yang bisa dilakukan ketika anak batuk.
Siapa yang sekarang ini, setiap dengar si kecil batuk, bawaannya jadi parno? Wajar, apalagi batuk itu termasuk gejala paling umum dari Covid-19.
Ya, memang, sih, batuk nggak semata-mata menandakan adanya virus Corona di dalam tubuh anak. Dari sebelum pandemi, batuk dan pilek merupakan gangguan yang bisa dibilang paling sering dialami anak.
Pulang liburan, habis main di luar rumah seharian, terkena hujan, perubahan cuaca, maupun alergi, merupakan penyebab paling umum batuk pada anak. Berhubung sekarang ini kita masih dianjurkan untuk menahan diri mengunjungi RS, sebaiknya pahami dulu yuk apa saja sih jenis batuk?
Ini jenis batuk pada anak dan pertolongan pertama apa yang bisa kita lakukan.
Batuk disertai pilek karena influenza
Gejala influenza pada anak seringkali berupa batuk kering disertai radang tenggorokan. Namun, tergantung tingkat keparahan influenza itu sendiri, ada yang berupa batuk berdahak disertai pilek dan demam dengan suhu di bawah 38,5 derajat celcius, terutama di malam hari. Batuk jenis ini biasanya akan reda dengan sendirinya dalam waktu satu sampai dua minggu.
Untuk jenis batuk ini, perawatan di rumah bisa dilakukan dengan membuat uap menggunakan air panas atau difuser, memberikan anak lebih banyak asupan cairan, makanan yang hangat seperti sup kaldu ayam dengan tetap dilengkapi sayuran dan buah-buahan. Bila demamnya melebihi 38,5 derajat celcius, segera bawa anak ke dokter karena hal ini merupakan indikasi adanya penyakit lain dalam tubuh anak.
Batuk mengi disertai sesak napas
Batuk mengi yang terlalu keras berbunyi seperti gonggongan dan terus menerus, terutama di malam hari bisa membuat anak mengalami kesulitan bernapas. Hal ini terjadi karena adanya pembengkakan di saluran napas yang disebabkan oleh virus. Batuk mengi atau croup ini sering terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun dan berlangsung 3 sampai 5 hari.
Yang bisa kita lakukan adalah mengajak anak menghirup uap air panas selama 15-20 menit untuk membantu menghangatkan dan membuka saluran napasnya, sehingga ia bisa kembali bernapas dengan lega. Bila selama lebih dari seminggu batuk mengi ini tidak mereda, segera bawa si kecil ke dokter.
Bronkiolitis
Bila batuk pada anak terdengar seperti tercekik, bisa jadi ia menderita bronkiolitis atau batuk yang disebabkan oleh virus sinsital pernapasan (RSV). Pada anak usia 3 tahun, virus ini hanya menyebabkan batuk biasa, namun pada usia bayi, RSV ini bisa membahayakan nyawanya. Oleh karena itu, batuk ini perlu penanganan segera.
Tanda yang paling jelas pada anak yang mengalami jenis batuk ini adalah napas yang cepat (lebih dari 50 tarikan napas per menit), selain itu anak terlihat kesulitan bernapas dan otot di sekitar dada seperti ikut tertarik setiap kali ia bernapas. Seringkali batuk ini dianggap asma karena ciri-cirinya mirip, penanganannya pun memerlukan obat-obatan bahkan bantuan oksigen dari luar. Namun, diagnosa yang tepat hanya bisa dilakukan dengan memeriksakan anak ke dokter.
Batuk rejan
Batuk rejan atau pertusis merupakan jenis batuk yang disebabkan oleh bakteri bodetella pertussis. Batuk ini mudah menular dan bisa bersifat mematikan jika dialami bayi di bawah 3 bulan. Itulah sebabnya bayi usia 1 bulan wajib mendapatkan imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus).
Penyakit pertusis ini ditandai dengan batuk keras yang berlangsung terus-menerus selama 15 detik sampai 1 menit yang diawali tarikan napas panjang lewat mulut berbunyi ‘whoop’. Selain itu, lidah anak akan menjulur, mata melotot dan wajah membiru karena batuk rejan ini bisa membuat anak berhenti bernapas, terutama pada bayi.
Ada yang menamakan batuk ini sebagai batuk 100 hari karena bisa berlangsung selama 3 bulan atau lebih. Namun, sebaiknya jangan menunda satu hari pun untuk membawa anak ke dokter jika ia mengalami gejala ini, karena anak membutuhkan perawatan intensif agar penyakit ini tidak merusak organ tubuh yang lain dan mengakibatkan penyakit berbahaya lai seperti pneumonia.
Batuk Penanda Pneumonia
Pneumonia pada anak biasanya ditandai dengan lebih cepat merasa lelah, terlihat lesu dan mengalami batuk yang cukup sering bahkan disertai muntah berwarna kuning hingga hijau. Bila mengalami gejala ini, segera bawa si kecil ke dokter, karena perlu segera diketahui apakah batuk pneumonia tersebut disebabkan oleh virus atau bakteri. Pneumonia karena bakteri lebih berbahaya dibanding virus, terutama bila disertai demam.
Semoga sudah jadi tercerahkan pada berbagai jenis batuk pada anak, ya, moms!
Baca:
Begini Cara Mengajarkan Tentang Rasisme Pada Anak Sesuai Usianya
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS