Sorry, we couldn't find any article matching ''
Atasan Mendadak Micromanage Selama Work From Home, Harus Bagaimana?
Tak mudah memang beradaptasi dengan situasi kerja dari rumah, atau work from home. Tak cuma staff, bahkan para atasan pun juga struggling dengan keadaan ini.
Menurut saya bisa dimaklumi, seorang atasan dengan posisi manager ke atas tentu tanggung jawabnya besar. Selain memastikan pekerjaan lancar, ia juga harus memastikan staff-staffnya mengikuti zoom meeting dan mengerjakan tugasnya, nggak sekadar rebahan.
Situasi seperti ini mengubah si manager favorit jadi seorang micromanager yang menyebalkan. Sedikit-sedikit harus update. Sebentar-sebentar nggak percayaan. Menghilang sebentar, sudah bukan meninggalkan pesan lagi di whatsapp, tapi vidcall dan missed call sampai 10 kali. Waduh…
Menghadapi atasan yang mendadak jadi micromanager ini memang susah-susah gampang. Apa lagi yang tadinya percayaan, sekarang sedikit-sedikit nanya melulu, sudah sampai mana, sudah dikerjakan belum, kok, lama sekali? Iya….ini juga lagi dikerjakan, malih! Kalau sudah begini, beberapa tips berikut bisa dilakukan.
Empati dengan situasinya
Situasi ini memang bikin semua kehidupan jadi jungkir balik. Maklumi, karena jelas tanggung jawab atasan lebih besar dari kita. Hela napas panjang, dan yakinkan diri ini hanya sementara. Kita bisa berempati dengan bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang supposed to be kita kerjakan. Iya, sih, ada kalanya kita juga terdistraksi dengan urusan lain di rumah, tapi usahakan tetap profesional dan tidak terlalu banyak rebahan sambil Netflixan.
Pastikan prioritasnya jelas
Salah satu alasan seorang atasan mendadak jadi micro manager bisa jadi karena kurangnya kepercayaan. Dimengertilah, situasi bekerja di rumah tidak bisa membuatnya bisa mengawasi langsung semua pekerjaan. Lumrah ketika dia pun menjadi anxious.
Supaya kitanya juga nggak ikut anxious, kita perlu menanyakan pada atasan mana pekerjaan yang diprioritaskan. “Paksa” secara eksplisit, kalau perlu kirim minute of meeting setelah selesai meeting, supaya tak ada yang terlewat. Jadi kalau ada hal yang melenceng dari prioritas, bisa kita ingatkan kembali.
Bertemanlah dengan teknologi
Situasi work from home memang akhirnya mau nggak mau membuat kita harus bersahabat dengan teknologi. Meeting pakai zoom, Google Meat atau Microsoft Team, yang mana yang nyaman buat si atasan bisa kita sarankan. Selain itu Slack, Trello dan Google Docs juga bisa digunakan untuk berbagi file pekerjaan, jadi nggak usah susah-susah selalu kirim email file yang berbeda, setiap kali ada update pekerjaan.
Proaktif update pekerjaan
Sebelum beliau bertanya, kirimkan update secara proaktif. Setiap pagi mommies bisa rekapitulasi pekerjaan yang kemarin sudah dikerjakan, dan apa yang akan dikerjakan hari ini. Sampaikan juga pertanyaan atau misalnya saran yang mommies butuhkan dari si atasan untuk mengerjakan hari ini. Update lagi secara berkala, per 1 jam, per 2 jam, atau per 3 jam tergantung request atau kebutuhan.
Minimalkan segala kesempatan beliau untuk micromanaging
Apa pun yang dikerjakan kesannya selalu kurang atau salah di mata atasan yang mendadak micromanaging, ini. Cara mengatasinya sebenarnya mudah, ya, minimalkan kekurangan, dan kesalahan. Jika memang ada jadwal zoom meeting pukul 11.00 tak perlu cari alasan untuk setor muka jam 12.00.
Tunjukkan juga kalau kita tetap produktif, misal mengirim email atau mengirim update pekerjaan secara berkala. Hindari menyelesaikan pekerjaan melewati batas deadline, walau saya tahu, iya, susah. Susah konsentrasi kalau di rumah.
Antisipasi apa yang beliau inginkan
Sebenarnya mudah kalau sudah lama bekerja dengan atasan. Ketebaklah apa yang dia mau. Jadi jangan sampai dia mengingatkan lagi tugas yang harus kita kerjakan. Kalau bisa selesai sebelum dia ngeh. Iya, sih, akan unpredictable terutama ketika si atasan mendadak berubah. Tapi pelajari saja polanya setiap hari and good luck!
Baca juga:
Share Article
COMMENTS