Home Office Syndrome: Ketika Bekerja dari Rumah Malah Membuat Stres

Self

dewdew・06 May 2020

detail-thumb

Belum lama seorang teman mengeluh, sejak work from home dia jadi makin overwhelmed. Entah kenapa malah pekerjaan terasa nggak selesai-selesai dibanding kerja di kantor. Padahal jika dilihat-lihat, bekerja dari rumah seharusnya bisa lebih rileks, karena nggak mesti buru-buru ke kantor tiap pagi dan terhindar dari kemacetan.

Oh, oh, ternyata tak begitu moms. Buat yang belum bisa beradaptasi dengan kondisi ini, ternyata bekerja di rumah membawa stres dan anxiety tersendiri. Hal ini biasanya karena seseorang belum bisa membagi waktu antara kerja yang harus diselesaikan, dengan tugas-tugas di rumah, termasuk PR anak-anak dari sekolah, belanjaan yang belum datang, serta mungkin kebutuhan rumah tangga lain yang biasanya baru ditangani setelah pulang kantor.

8 Drama Ibu Bekerja di Bulan Puasa - Mommies Daily

Nah, sindrom ini merupakan sindrom baru yang dikenal dengan Home Office Syndrome. Sindrom ini menciptakan stres dan kegelisahan yang signifikan karena kaburnya batas antara pekerjaan dan kehidupan rumah. “Karyawan” di rumah tidak benar-benar bisa fokus bekerja, dan bahkan nggak bisa sepenuhnya bersantai seperti yang diinginkan. Kalau dibiarkan malah bikin stres dan anxiety semakin bertambah. Yah…

Resesi sosial dan mental di seluruh dunia

Kabar baiknya, moms nggak sendiri. Ibu-ibu di berbagai belahan dunia juga ternyata mengalami sindrom yang sama, kok. Seorang psikolog asal Universitas Brigham Young, Amerika Serikat, Julianne Holt-Lunstad, Ph.D., mengatakan, isolasi jangka panjang yang terpaksa dilakukan gara-gara COVID-19 mengantarkan dunia pada "resesi sosial" yang mengancam kesehatan fisik dan mental. Waduh!

Berikut ini beberapa hal yang menyebabkan moms mengalami Home Office syndrome:

  • Kesulitan menyesuaikan jadwal yang ajeg antara pekerjaan kantor, waktu untuk keluarga, hingga jadwal untuk rileks buat diri sendiri.
  • Jam kerja di rumah menjadi lebih panjang karena terdistraksi dengan hal-hal lain, termasuk bercampurnya jam kerja dengan waktu pribadi.
  • Kepikiran soal ketidakpastian tentang dampak akhir COVID-19, pada akhirnya merembet pada masalah kesehatan pribadi dan keluarga, pendapatan, dan rencana jangka pendek.
  • Perasaan kesepian akibat kurangnya sosialisasi. Terutama hilangnya hubungan sosial dengan kolega, atau teman. Duh, iya, ini berasa banget buat working moms, ya.
  • Langkah pertama mengatasi home office syndrome

    Sebelum moms ikut pelatihan manajemen emosi, hingga konsultasi ke psikolog, berikut ini beberapa langkah pertama dalam mengatasi sindrom home-office yang bisa dilakukan:

  • Menyisihkan waktu untuk makan secara bergizi (bukan hanya camilan); tidur yang cukup (7-8 jam) dan usahakan berolahraga setiap hari. Olahraga memiliki manfaat tambahan sebagai penghilang stres dan penyeimbang dari jam kerja yang lama dan sedikit bergerak akibat terlalu lama duduk di kursi.
  • Pisahkan area kerja dengan ruang keluarga di rumah.
  • Kembangkan rutinitas seperti yang biasa moms lakukan di kantor — misalnya mulai bekerja pada saat yang sama, dan diakhiri pada saat yang sama pula sehingga memungkinkan moms rileksasi dan berinteraksi dengan keluarga di sisa hari.
  • Usahakan untuk berhenti menjawab panggilan, teks, dan email yang terkait dengan pekerjaan di penghujung hari.
  • Buat meningkatkan mood, dandan dan kenakan pakaian untuk kantor, meskipun di rumah. Ini juga bisa memberikan tanda buat anggota keluarga bahwa moms lagi bekerja, sehingga mereka lebih bisa menahan diri untuk tidak mengganggu jam kerja Anda.
  • Sesekali zoom, atau video call dengan teman atau kolega buat ghibah-ghibah nggak penting. Bicarakan dan sharing story di luar pekerjaan, atau pandemi. Boleh, kok, sesekali membahas kapten Ri (dia lagi, dia lagi), atau face oil yang bagus buat yang lagi malas layering skincare. Apa pun yang bikin moms melupakan sejenak soal pekerjaan dan virus Covid-19.
  • Ya, sih, teori memang kelihatannya lebih mudah untuk disampaikan daripada dilakukan. Tapi paling tidak, lakukan sebagian poin di atas kalaupun nggak bisa diterapkan semuanya. Pelan-pelan saja, supaya moms bisa terhindar dari home office syndrome, dan tetap waras.

    Baca:

    Drama Selama Work from Home: Dari yang Bikin Urut Dada Sampai Menahan Malu

    Work From Home Selama Dua Minggu Be Like ….

    Ini Tiga Hal yang Ternyata Saya Rindukan Selama Work From Home