Tahun lalu, saat saya memutuskan Xylo masuk SD di usia 6 tahun, saya datang ke tempat praktik psikolog pendidikan untuk tes kesiapan masuk SD. Tapi gagal hahahaha.
Waktu itu kondisinya Xylo baru saja sembuh dari sunat. Seminggu penyembuhan sunat di rumah hanya berdua dengan saya, keluar rumah kok disuruh tes. Ya mogok. Menolak sampai akhirnya kami kembali pulang. Tapi saat dites masuk SD, dalam kondisi tidak sakit, dia menjalani trial dengan riang gembira dan akhirnya diterima. :)
Saya jadi penasaran, seperti apa sih tes kesiapan masuk SD? Apa pentingnya? Berapa biaya tes kesiapan masuk SD?
Saya pun bertanya pada mbak Orissa Anggita Rinjani, M.Psi., Psi., Psikolog Pendidikan di Rumah Dandelion. Menurut mbak Orissa, tes kesiapan masuk SD atau tes kesiapan sekolah (TKS) biasanya dilakukan untuk anak usia 5-7 tahun. Berupa serangkaian aktivitas untuk melihat apakah aspek-aspek perkembangan anak sudah cukup matang, yang diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar di SD nantinya.
Tes kesiapan sekolah ini berlangsung sekitar 60 sampai 90 menit bergantung pada sikap kerja anak. Bukan hanya berupa tes “tertulis”, anak mengerjakan aktivitas dengan kertas dan pensil, tetapi juga diobservasi dari sisi kematangan secara menyeluruh, bagaimana anak memahami instruksi, kemampuan berkomunikasi, kemandirian, motorik, sampai wawancara dengan orangtua.
“Karena kematangan sekolah dilihat secara menyeluruh termasuk kemampuan kognitif seperti mengenal fungsi benda-benda, berpikir sebab akibat. Bahasa, memahami instruksi, menjawab pertanyaan, bercerita. Motorik kasar seperti duduk tegak, melompat. Motorik halus seperti koordinasi mata tangan, menggunting, menggambar orang. Sosial-emosional seperti berinteraksi dengan teman, mengikuti aturan, kontrol emosi, dan kemandirian yaitu pakai baju sendiri, makan sendiri, toilet training,” papar mbak Orissa.
Jadi bukan dites kemampuan baca tulis ya moms! Tetapi justru melihat kemampuan dasar yang sudah dikuasai anak sehingga memudahkan ia mengikuti pelajaran di SD nanti, termasuk baca tulis dan hitung.
“Kalau dari segi tesnya sendiri, biasanya terdiri dari subtes-subtes. Ada yang untuk melihat pemahaman anak terhadap konsep dasar ukuran dan perbandingan, kemampuan pengamatan dan diskriminasi bentuk, memori, pemahaman terhadap situasi sosial, dan sebagainya,” lanjutnya.
Hasil tes kesiapan masuk SD ini berupa laporan tertulis aspek mana yang baik, cukup, atau perlu mendapat perhatian khusus dari orangtua serta saran pengembangannya. Mbak Orissa juga berpesan pada orangtua, untuk membawa anak tanpa latihan terlebih dahulu agar terlihat kemampuan anak apa adanya. Hanya saja, pastikan anak cukup tidur dan cukup makan agar bisa optimal mengerjakannya. Iya sih, anak saya sudah pasti cranky kalau kurang tidur dan kurang makan. :))))
Biaya tes kesiapan sekolah ini juga beragam, bergantung pada seberapa lengkap asesmen yang dilakukan. Pun bergantung pula pada biro psikologi yang mommies tuju, kurang lebih harganya di Rp 400ribu sampai 1juta. Jadi, apa sangat penting untuk melakukan tes ini sebelum anak masuk SD?
Beberapa sekolah sudah menjadikan TKS sebagai salah satu rangkaian penerimaan calon siswa baru, ada yang dikoordinir langsung dari sekolah tersebut, ada yang merujuk ke biro-biro psikologi. Pada dasarnya tes itu sendiri tidak wajib, yang lebih penting adalah stimulasi yang dilakukan orang tua untuk mengembangkan aspek-aspek kesiapan sekolah tersebut. Bila orang tua cukup yakin dengan kesiapan anaknya, sebenarnya tidak asesmen secara formal pun tidak apa,” tutupnya.
Baca:
8 Vaksin untuk Anak SD Hingga Remaja, Emang Masih Perlu?
3 Kesalahan Orangtua yang Memiliki Anak SD
Influencer di Kalangan Anak SD dan Remaja, Siapa Paling Jadi Idola?