Beberapa waktu belakangan, saya sempat bingung dengan definisi sebagian orang tentang melindungi perempuan.
Oke anggap kita punya kepercayaan berbeda tapi apakah iya namanya melindungi kalau perempuan harus diam di rumah? Apa iya melindungi kalau ketika terjadi pemerkosaan, perempuan juga yang disalahkan?
Karena anak saya laki-laki, saya jadi merasa punya PR besar untuk mengajarkan ia untuk memanusiakan perempuan. Ya, sebenar-benarnya melindungi perempuan adalah dengan menganggapnya juga manusia.
Karena suka tidak suka, laki-laki masih punya privilege lebih di dunia ini. Male privilege masih mendominasi dunia pendidikan, kerja, politik, dan banyak lagi. Dunia masih condong pada laki-laki.
Terlihat jelas dari jumlah anggota DPR saja misalnya. Hanya 20%-nya perempuan. Padahal banyak kebijakan yang merugikan perempuan karena ya membuat kebijakannya laki-laki, gimana bisa ngerti sih?
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh kita, orangtua dari anak laki-laki, agar anak kita bisa melindungi dan memanusiakan perempuan?
Ayah harus jadi contoh bagi anak laki-lakinya bahwa mengerjakan pekerjaan rumah itu boleh dilakukan laki-laki. Bahwa mengurus rumah itu berdua, bukan hanya tugas ibu.
Ajarkan ia mandiri karena sebagai laki-laki, ia tak perlu merasa harus dilayani. Ayah sangat berperan penting di sini.
Memilih agama, cara berpakaian, bebas asal tidak melanggar hukum. Pastikan anak tahu, orang bebas melakukan hal apapun sesuai dengan keinginan hatinya. Laki-laki atau pun perempuan, punya hak yang sama dalam segala hal.
Ketika ia bilang ingin jadi polisi atau pilot, tunjukkan foto yang berisi polisi/pilot laki-laki dan perempuan. Saat ia senang roket dan benda luar angkasa lain, tunjukkan foto astronot perempuan. Buat ia yakin bahwa laki-laki dan perempuan berhak menjalani hidup dan cita-cita yang sama.
Jangan lagi-lagi meminta anak laki-laki untuk berhenti menangis. Anak laki-laki juga perlu meluapkan emosi seperti perempuan. Menangis itu bukan cengeng, menangis adalah cara sehat untuk mengenali emosi diri.
Baik pada laki-laki atau perempuan, jangan selesaikan masalah dengan kekerasan. Mengajarinya bela diri itu baik, tapi beritahu ia cara marah yang aman, cara mengeluarkan emosi dengan baik agar tak dipendam.
Anak laki-laki harus kuat, tapi anak perempuan juga harus sama kuatnya! Tak perlu lagi tidak memanusiakan manusia dengan dalih melindungi kalau kita memang saling melindungi satu sama lain, tanpa melihat ia lelaki atau perempuan.
Baca:
Gaslighting, Kekerasan Mental yang Bisa Dirasakan Istri, Ini Tandanya!
10 Alasan Tertinggi Kenapa Orangtua Melakukan Tindak Kekerasan Terhadap Anak
Penjelasan Ahli Tentang Transgender Sebagai Kekerasan pada Anak