Sorry, we couldn't find any article matching ''
Perubahan Sosial dan Emosional Si Anak 9-15 Tahun
Masa jelang remaja punya peran penting dalam fungsi sosial dan emosional anak. Ini adalah masa-masa anak belajar menjadi orang dewasa.
Saya pernah mengobrol dengan suami, kurang lebih dia bilang begini “yah mungkin kalau dia udah SD sih kita udah lebih enak ya, nggak hands on kaya sekarang banget”. Lalu jawaban saya “yah justru itu penting karena pre teen, lalu pas teenager juga penting sih kita hands on kan?”
Lalu kami berdua merenung karena ya ternyata anak harus didampingi terus sampai ia benar-benar dewasa. Hanya saja cara mendampinginya yang tentu sudah berbeda dibanding mendampingi ia saat balita.
(Baca: Kegalauan Remaja Masa Lalu, Akankah Anak Saya Mengalaminya Juga?)
Perubahan apa saja yang dialami anak secara sosial dan emosional di usia 9 sampai 15 tahun?
Perubahan sosial
Identitas: Anak mulai mencari siapa dirinya dan di kalangan mana mereka akan merasa cocok. Di usia ini, berbagai gaya berpakaian, musik, teman, akan dicoba satu per satu. Orangtua berperan untuk membantunya membentuk diri ke arah yang positif.
Kemandirian: Semua maunya sendiri, pergi sendiri, bengong sendiri, menghabiskan waktu luang sendiri, dan berbelanja sendiri. Lebih senang menghabiskan waktu bersama teman dibanding keluarga.
Tanggung jawab: Anak sudah bisa diberi tanggung jawab lebih seperti misalnya ikut organisasi di sekolah atau diberi tugas rumah tangga.
Mencari pengalaman: Rasa penasarannya tinggi dan ingin mencoba berbagai hal termasuk yang berisiko. Orangtua harus mendampingi karena otak remaja belum bisa berpikir jauh tentang konsekuensi yang akan dihadapi.
(Baca: Ingat Pesan Mama Ini Sebelum Kamu Berpacaran, ya Nak…)
Nilai dan moral: Ia mulai mempertanyakan nilai dan moral, mulai sadar bahwa ada konsekuensi nilai dari apa yang ia lakukan. Bantu anak untuk menyadari mana yang “benar” dan mana yang “salah”. Dalam tanda kutip karena salah benar kan relatif bagi setiap keluarga.
Pengaruh orang lain: Teman atau malah selebgram bisa dengan mudah mempengaruhi anak. Malah lebih percaya mereka dibanding orangtuanya sendiri. Maka penting sekali untuk menempatkan mereka di lingkungan yang “aman” dan mengarahkan mereka untuk mengidolakan seseorang yang memang inspiratif.
Ketertarikan seksual: Mulai naksir-naksiran atau malah pacaran. Dampingi sesuai value keluarga ya!
Perubahan emosional:
Moody: Mood anak tidak terduga dan perasaannya meledak-ledak. Makanya rentan sekali berkonflik dengan orangtua. Ini hal yang wajar karena anak sedang mencoba meluapkan emosi dengan cara yang lebih dewasa.
Sensitif: Anak di usia ini makin bisa berempati dan memahami perasaan orang lain.
Self-conscious: Mulai terpengaruh pada penampilan, bentuk tubuh, dan hal fisik lainnya. Wajar jika mereka mulai membandingkan diri dengan temannya.
Pengambilan keputusan: Semua serba impulsif karena skill mengambil keputusannya masih berkembang.
Semoga kita bisa mendampingi anak sampai dewasa nanti ya!
(Baca: Ini Daftar Sumber Pertengkaran Antara Orangtua dan Remaja)
Sumber: Raisingchildren.net.au
Share Article
COMMENTS