Saat Perasaan Kurang Terus Menerus Muncul Sebagai Ibu

Self

annisast・14 Jan 2020

detail-thumb

Menjadi ibu adalah perubahan sangat besar yang terjadi pada seorang perempuan. Kebahagiaan bertambah namun muncul perasaan baru: Perasaan kurang sebagai ibu.

Saat jadi ibu, seketika semua hal jadi tentang anak. Kehilangan diri, kehilangan identitas, dan mungkin kehilangan mimpi, sangat umum dirasakan para ibu baru.

Belum lagi rasa tidak cukup dan perasaan kurang. Tidak cukup baik sebagai ibu, tidak cukup baik sebagai diri sendiri, sulit sekali rasanya mencintai diri sendiri. Harus bagaimana? Dari Instagram live bersama psikiater dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ, didukung oleh Natur-E Advance, berikut rangkumannya.

Pahami dulu perasaan yang muncul

Menurut dr. Jiemi yang pertama harus dipahami adalah pemahaman bahwa dua perasaan yang bertolak belakang bisa hadir bersamaan.

  • Saya merasa kurang, merasa tidak cukup.
  • Saya akan berusaha lebih merasa cukup.
  • Keduanya tidak perlu datang bergantian namun bisa dilakukan bersamaan. Kita ubah apa yang bisa kita ubah dan kita terima apa yang tidak bisa kita ubah. Jadi bukan mustahil seorang ibu merasakan sayang pada anaknya sekaligus punya perasaan kurang sebagai ibu. Merasa kurang bukan berarti tidak sayang, pun sebaliknya.

    Baca juga: Film “Imperfect”: Bukti Semua Perempuan, Bisa Merasa Punya Kekurangan

    Wajarkah perasaan kurang tidak cukup ini muncul setelah jadi ibu?

    Tentu wajar karena menjadi ibu adalah perubahan hormon, fisik, dan mental yang sangat besar. Pola, waktu, identitas, semua berubah. Perasaan tidak cukup hadir sebagai tanda untuk mempersiapkan diri lebih lagi. Bahwa perasaan yang kita rasakan itu nyata, bukan drama atau manja.

    Apakah ada bagian otak yang terganggu? Belum tentu karena gejolak hormonal sebagai ibu sesuatu yang wajar. Maka support system jadi sangat penting.

    Support system di sini bisa dalam bentuk suami, orangtua atau mertua, atau sesama ibu yang bisa saling mendukung sehingga ibu merasa tidak sendirian.

    Bagaimana agar tidak merasa sebagai seseorang yang paling menderita?

    Jangan ambil bagian ekstrem. Kamu bukan orang paling menderita sedunia tapi kamu juga bukan orang paling beruntung sampai harus selalu terus bersyukur. Ambil di tengah: Ya saya menderita, tapi semua ibu juga merasakan “penderitaan” ini.

    Karena sebagai ibu, kita bisa lho dengan mudah playing victim seolah jadi korban. Menyalahkan anak “karena ngurus kamu mama jadi xxx” hanya karena kita tidak berusaha kembali jadi diri sendiri dan merasa hidup hilang setelah jadi ibu.

    Jangan lupa peluk diri sendiri. Bersikap ramah pada diri sendiri seperti kita bersikap ramah pada orang lain.

    Baca juga: 8 Hal yang Perlu Diingat Ayah & Ibu Saat Membesarkan Anak

    Sampai batas apa perasaan kurang ini wajar dirasakan sebelum sampai di titik berbahaya?

    Jika ada:

  • Perubahan perilaku.
  • Keseharian terganggu.
  • Aktivitas sosial terganggu.
  • Pengasuhan terganggu.
  • Intensitas emosi tidak relatif mereda setelah 2 minggu.
  • Tidak harus kelimanya dirasakan tapi jika beberapa sudah tidak membaik seiring waktu, maka itu bukan drama tapi berbahaya. Hubungi psikolog atau psikiater ya!

    Belajar mengobrol dengan diri sendiri atau self talk.

    Coba pikirkan:

  • Apa yang kita persepsikan pada diri kita dan bagaimana kita berpikir pada diri kita. Misal: Aku tidak layak jadi ibu.
  • Bagaimana kita merespon pada diri kita. Misal: Wah karena aku tidak layak maka aku akan gagal jadi ibu.
  • Perasaan itu akan terperangkap dan terpenjara padahal apakah benar? Pikiran itu bukan kenyataan!
  • Evaluasi lagi. Lihatlah pikiranmu. Hanya karena kamu merasa kamu A, belum tentu kamu benar A. Evaluasi apa yang kita percaya dari diri kita yang membuat diri kita jadi merasa tidak cukup
  • Bagaimana agar bisa lebih mencintai diri sendiri?

    Ubah mindset. Dari “Saya mencintai karena …” menjadi “Saya mencintai karena saya punya kapasitas untuk mencintai”. Jadi tidak selalu butuh alasan.

    Menerima dan mengubah juga bisa diusahakan sekaligus.

    Saya menerima bagian dari diri saya yang tidak bisa diubah.

    Saya juga merawat diri dan melakukan hal-hal baik pada diri saya.

    Mencintai diri sendiri itu melakukan keduanya. Kalau belum bisa mencintai diri sendiri, bagaimana agar bisa? Nah itulah perjalanannya. Perjalanan menerima diri, perjalanan merasa cukup.

    Untuk lengkapnya, mommies bisa tonton di IGTV kami ya. Klik di sini!

    Nah, menerima diri itu memang porsi terbesarnya ada pada kondisi psikis. Tapi tentu kondisi fisik juga jangan dilupakan. Ketika fisik sehat, segar, otomatis mood sehari-hari pun bisa membaik.

    Seperti rangkaian produk dari Natur-E Advanced Anti-Aging Series ini mampu merawat kulit mommies dari dalam & dari luar. Natur-E Advanced Anti-Aging Face Series, terbukti secara klinis efektif mengurangi tanda-tanda penuaan dini seperti garis halus dan kerutan. Untuk suplemennya, karena kaya akan anti-oksidan,selain merawat kulit dari dalam, dapat memelihara kesehatan tubuh secara keseluruhan juga.