4 Cara Sederhana Memulai Hidup Positif

Self

?author?・06 Jan 2020

detail-thumb

Ketika seseorang sudah ada di tahap mampu mengendalikan apa yang dia butuhkan dan tidak dalam hidupnya. Mungkin dia sudah terbiasa hidup positif dengan empat cara ini.

4 Cara Sederhana Memulai Hidup Positif - Mommies DailyImage: IG @seteales on Unsplash

Pernah nggak mommies merasa overthinking? Semua-semua serba dimasukkin ke otak dan perasaan. Nggak sepenuhnya salah kok. Mengingat peran kita sebagai ibu, istri dan ibu bekerja atau mompreneur melekat erat di diri masing-masing.

Baca juga: Overthinking Itu Melelahkan, Begini Cara Menghentikannya

Otak tuh bagaikan benang kusut, cara berpikir jadi nggak karuan. Sulit membedakan mana yang benar-benar kita butuhkan, mana yang seharusnya sama sekali nggak pantas kita pikirkan. Akibatnya malah jadi sulit hidup di pusaran energi positif.

Dari website ligehack.org kami mengadaptasi artikel, tentang cara memulai hidup positif. Saat hidup sepenuhnya bisa mommies kendalikan. Di manapun itu dan siapapun mommies.

1. Kendalikan pola pikir anda

Mommies engeh nggak kalau sebagian besar reaksi dan tindakan kita itu dikendalikan oleh kebiasaan kita?

Misalnya yang paling sederhana dan kita hadapi sehari-hari.  Kebiasaan kita merespon alarm di pagi hari. Pas sudah bunyi, sebagian dari kita nggak langsung bangun, melainkan di-snooze dulu, ayo ngaku (karena saya juga gitu :D). Secara tidak sadar kita sedang menciptkan citra bahwa bunyi alarm adalah sesuatu yang negatif.

Sebagin dari kita mungkin berpikir, respon negatif semacam ini mungkin reaksi normal dan di luar kendali kita, alias berasal dari bawah sadar kita. Nah, kabar baiknya pikiran kita ini bisa kita program ulang, lho.

John Bargh, seorang Psikolog Sosial dari Universitas Yale mengatakan:

“Kita memiliki kesatuan pikiran. Beroperasi dalam mode sadar dan tidak sadar. Selalu menggunakan “mesin” yang sama (otak), mengalami penyesuaian seiring waktu berevolusi.”

Ini berarti Anda dapat mengendalikan pola pikir Anda dan Anda dapat mengubah pandangan Anda tentang berbagai hal. Jika mommies membuat pola pikir yang bereaksi terhadap situasi tertentu dengan respon positif, maka mommies akan memprogram ulang diri anda hari demi hari.

Pas alarm bunyi, coba berpikir: “masih di kasih kesempatan berkarya,” “semua panca indera berfungsi dengan baik,” dan lain-lain. Setiap hari adalah milik mommies.

2. Mengingat kata-kata positif

Rumusnya seperti ini:

Mengingat kata-kata positif = menstimulasi otak untuk menggunakan kata-kata positif tersebut.

Kata-kata positif yang selama ini sudah kita kenal, dan ada di dalam diri. Begitu kita terbiasa menggunakan banyak kata-kata positif, tidak hanya memengaruhi cara berpikir diri sendiri, tapi juga memengaruhi orang-orang di sekitar kita. Kita sedang menyebarkan energi positif.

Contoh: “saya terlalu takut melakukannya,” menjadi “ada rasa takut di diri saya, tapi saya akan coba melakukannya.”

3. Fokus hanya pada hal-hal penting

Satu kenyaan yang harus kita terima: dalam hidup selalu ada hal negatif dan positif. Tapi ktia dapat mengendalikan mana yang paling signifikan untuk hidup kita. Jangan sampai membuang energi untuk sesuatu yang akhirnya bukan masalah yang penting untuk diurus.

Sebagai manusia kita tidak bisa memenanglan semua pertandingan. Dan tidak bisa memfokuskan diri pada segala hal. Yang bisa saya dan mommies lakukan adalah memprioritaskan.

-Apa yang sebenarnya penting untuk diri kita?

-Apa yang mommies pedulikan dalam hidup?

-Blokir semua yang mommies anggap tidak penting dan fokus hanya pada apa yang kita pedulikan.

Baca juga: 10 Tips Melatih Kesadaran Diri dan Belajar Jeda dari Adjie Santosoputro

4. Belajar berani mengatakan tidak

Sebagian dari kita masih sulit mengatakan tidak karena takut mengecewakan seseorang, atau kehilangan kesempatan. Dan masih “terjebak” citra kata “ya dan tidak” – ya sebagai kata positif dan tidak negatif.

Kita tidak bisa mengatakan ya untuk semua hal. Ketika kita mengatakan ya untuk sesuatu, maka mommies sedang mengatakan tidak untuk sesuatu yang lain. Contohnya, ketika mommies mengiyakan permintaan bos untuk lembur, di sisi lain mungkin mommies sedang kehilangan kualitas waktu dengan si kecil. Sudah terlanjur janji mau pulang cepat misalnya.

Belajar mengatakan tidak akan lebih mudah jika: mencari tahu apa yang sebenarnya mommies inginkan dan apa yang tidak diinginkan.