Hidup memang nggak selalu menyenangkan, namun saat anak mengalami kegagalan, sebenarnya dia belajar banyak hal. Maka, boleh lho kita membiarkan anak merasakan seperti apa gagal.
Photo by Бодьсанал Boogie on Unsplash
“Apparently, it’s just a bad day, not a bad life.”
Buat kita sebagai orang tua, pasti sudah biasa menjalani hari yang nggak selalu berjalan dengan indahnya, terutama ketika mengalami kegagalan, padahal rasanya sudah setengah mati berusaha. Beda dengan anak, mereka butuh yang namanya support (support, ya, bukan menyalahkan pihak di sekelilingnya) ketika gagal melakukan sesuatu.
Sometimes life doesn’t go as planned and you can’t blame the mercury that’s retrograding. Kalau memang tiba saatnya untuk kalah dan gagal, ya, terima saja, justru dengan itulah kita bisa “naik kelas”. Saat anak mengalami kegagalan, sebenarnya dia belajar sepuluh hal ini:
“Ma, aku tuh udah belajar, kenapa masih salah terus?” Karena… usahamu masih belum cukup, Nak! Latihan lagi di rumah, belajar lebih giat lagi, berusaha lagi. Semakin sering mencoba, sering berlatih, pasti akan terlihat improvement-nya.
Kegagalan mengajarkan kita untuk mencari jalan keluar yang efektif. Ketika nilai ulangannya jauh di bawah ekspektasi, hal yang bisa dilakukan adalah memeriksa di mana letak kesalahannya, lalu perbaiki di kesempatan berikutnya.
Kalau gagal dapat nilai yang bagus, tandanya harus belajar lagi. Justru, kalau berhasil terus, bahaya, karena seorang anak tidak akan menghargai lagi yang namanya usaha, jadi malas-malasan belajar karena merasa sudah mampu, bahkan jauh lebih nggak siap sekalinya mendapatkan nilai jelek.
Kegagalan dapat membentuk karakter anak. Namun, sebagai orangtua, pastikan kita mendukung proses pembentukan karakter ini terjadi. Caranya, dengan tidak selalu pasang badan buat anak, termasuk membereskan buku-buku pelajarannya saat anak sudah mampu melakukannya sendiri. Dengan belajar mengenai konsekuensi dan tanggung jawab, akan lebih mudah bagi anak untuk belajar membentuk karakternya.
Baca Juga: 3 Kesalahan Orangtua yang Memiliki Anak SD
Salah satu skill yang wajib dimiliki anak adalah keberanian dan keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri. Coba ingat lagi kali pertama anak masuk sekolah tanpa kita di samping menemaninya, awalnya pasti struggling, dari anak yang nangis drama sampai kitanya yang nangis bombay saat ia sudah berani masuk kelas sendiri. Namun, kemudian, hal ini berlalu begitu saja karena anak sudah terbiasa. Di situlah keberanian anak dilatih, karena di kehidupan mendatang, segala hal memang harus ia hadapi sendiri.
Baca Juga: 5 Sifat Anak Generasi Alfa yang Tangguh
Saat anak kalah dalam sebuah pertandingan basket, biasanya pelatih tidak akan membiarkan kekalahan tim berakhir begitu saja. Pasti ada yang namanya EVALUASI. Di situlah kesempatan anak diajak berpikir mengenai strategi dalam menghadapi pertandingan-pertandingan selanjutnya. Cara-cara yang pernah dilakukan namun gagal, akan terus diperbaiki sampai benar-benar berhasil dan akhirnya unggul.
Melalui latihan fisik yang rutin dijalani saat main bola, basket, dan gymnastic, anak belajar bahwa yang namanya jatuh itu awalnya pasti sakit, tapi lama-lama biasa. Begitulah dengan kegagalan, saat dialami pertama kali, pasti sedih rasanya, namun ketika dialami berkali-kali, lama-lama bikin kita tahan banting.
Yang namanya berusaha, pasti akan ada hasilnya. Kalau gagal, artinya mesti berusaha lebih keras lagi. Sama seperti saat mau pentas cheerleader, butuh ketekunan mendalam melalui latihan yang dilakukan setiap minggu bahkan makin mendekati pertandingan, latihan perlu dilakukan lebih sering lagi. Tujuannya bukan untung menang, melainkan menghindari kesalahan yang bisa menyebabkan kegagalan.
Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Namun, pada kenyataannya, hati pasti pilu melihat anak merasa kecewa saat gagal. Sambil tetap berikan semangat, ingat akan hal ini: “If we don’t let our children experience failure, then they will never experience challenge”.
Kegagalan mengajarkan anak untuk belajar dari kesalahan yang mereka lakukan. Karena pada dasarnya, melakukan kesalahan dan gagal adalah cara yang dapat dilakukan untuk akhirnya mencapai kesuksesan, setuju?