banner-detik
MD POWERFUL PEOPLE

Budi Raharjo, Antara Masalah Finansial Keluarga Indonesia dan Peran Sebagai Ayah

author

annisast19 Nov 2019

Budi Raharjo, Antara Masalah Finansial Keluarga Indonesia dan Peran Sebagai Ayah

Bicara financial planning, semua orang rasanya butuh yang namanya perencanaan keuangan. Bapak yang satu ini, sudah terjun mengedukasi banyak sekali orang tentang perencanaan keuangan 11 tahun lamanya.

Saya mengenal mas Budi Raharjo lewat kelas persiapan menjadi financial planner di OneShildt Indonesia. Ayah 2 anak ini selalu membawakan kelas dengan menarik sehingga topik yang sebetulnya berat, menjadi terasa relate dengan kehidupan kita sehari-hari.

Wajar, pria kelahiran Balikpapan, 17 November 1978 ini adalah salah satu financial planner bersertifikat pertama di Indonesia. Menjadi direktur - senior partner di OneShildt, mengajar kelas, mengisi banyak sekali talkshow dan pelatihan seputar keuangan, bagaimana suami dari Agnes Marlita ini membagi waktu bersama keluarga? Simak di wawancara saya berikut ini.

budi

Mas Budi kan kuliahnya teknik mesin ya, kok bisa lompat ke bidang keuangan dan bertahan sampai sekarang?

Awal karir sempat mencoba beberapa profesi, mulai dari yang sales banget di dunia otomotif dan juga pernah mencoba sesuai bidang teknik mesin di pertambangan. Kemudian menyadari bahwa saya menyukai kombinasi dua hal, dunia penjualan yang banyak bertemu orang dan butuh teknis sekaligus.

Akhirnya ada sebuah kesempatan untuk menjadi Professional Financial Advisor di sebuah lembaga keuangan yang akan membekali untuk dikembangkan menjadi Perencana Keuangan dan dijanjikan untuk diberikan kursus dan dimentori oleh Certified Financial Planner Professional (di waktu itu sertifikasi CFP belum masuk Indonesia).

Hingga akhirnya tahun 2007 akhir sertifikasi CFP dapat diselenggarakan di Indonesia dan Alhamdulillah lulus. Tidak lama berselang dari situ tahun 2008 saya mencoba memberanikan diri untuk membuat firma Perencana Keuangan Independen bersama partner saya dan menemukan kecintaan pada profesi ini.

Yang membuat saya bertahan adalah karena dunia perencanaan keuangan ini adalah profesi yang multidisiplin ilmu, tidak hanya pengetahuan keuangan tapi juga memahami perilaku klien. Selalu ada dinamika baru baik dari sisi metode, produk dan berbagai regulasi terutama perpajakan sehingga hasrat saya untuk terus belajar hal baru selalu ada. Dan yang pasti, dengan profesi ini kepuasan terbesar adalah saat dapat membantu orang lain dapat menciptakan perubahan ke arah positif terkait dengan keuangannya.

budi2

Selama jadi financial planner, masalah keuangan keluarga apa yang paling sering ditemui?

Yang sering ditemui adalah kurangnya kesiapan dalam menghadapi situasi tak terduga seperti memiliki kecukupan dana darurat, terlalu konservatif dalam mempersiapkan masa depan dan ada juga gaya hidup yang tidak sesuai kemampuan finansial sehingga akhirnya punya masalah cashflow.

Dan yang menariknya problem cashflow ini sebenarnya lebih banyak faktor masalah kebiasaan keuangan dan kedisiplinan yang kurang baik dibandingkan dari sisi pengetahuan finansialnya dan dapat menimpa berbagai level penghasilan.

(Baca: Begini Cara Investasi Ala Menteri Keuangan Sri Mulyani)

Apa tantangan terbesar dalam dunia literasi finansial di Indonesia?

Dulu problem utamanya adalah literasi finansial lebih banyak dilakukan oleh perencana keuangan yang berpusat di kota besar seperti Jakarta, namun sekarang dengan semakin berkembangnya teknologi dan media sosial hal ini dapat teratasi. Apalagi semakin banyak social media influencer dan praktisi di industri keuangan yang juga mempelajari ilmu ini sehingga dapat menjadi duta-duta literasi keuangan di berbagai daerah di Indonesia.

Kemudian juga ada yang mungkin tidak percaya dengan pentingnya merencanakan keuangan dan juga godaan pola gaya hidup konsumtif, namun tidak apa, kita hanya fokus kepada masyarakat yang percaya dan mau belajar bahwa mengelola keuangan sejak dini adalah salah satu kunci menciptakan kestabilan dan kemandirian keuangan di masa depan.

Aku liat sering traveling ya untuk kerja, gimana cara bagi waktu antara keluarga dan pekerjaan?

Travelling untuk kerja iya, tapi sejauh ini tidak pernah terlalu mengganggu waktu dengan keluarga karena sebisa mungkin saya memanfaatkan waktu sesedikit mungkin saat business travel. Bisa dengan hanya menginap semalam atau beberapa kali juga perjalanan pulang pergi jika memungkinkan.

Namun di era yang teknologi sudah sangat memudahkan seperti saat ini, yang penting komunikasi tetap lancar setiap waktu. Jadi sampai saat ini tidak ada kendala yang berarti dalam membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan.

budi3

Apa kekhawatiran terbesar sebagai seorang ayah?

Saat tidak bisa menyempurnakan perannya dalam keluarganya karena kompleksnya peran ayah saat ini. Tidak hanya menjadi pencari nafkah dan pemimpin rumah tangga, tapi juga menjadi pelindung, guru, teladan, pemberi perhatian, menjadi teman juga bagi anak dan kedamaian di rumah.

Bagaimana dukungan istri pada pekerjaan? Dan bagaimana kalian membagi tugas merawat anak?

Istri banyak mensupport pekerjaan saya, support di sini tidak hanya semangat dan doa.. tetapi juga keikhlasan saat menghadapi pasang surut usaha. Dan bahkan seringkali membantu sebagai teman diskusi sesuai dengan keahliannya.

Tugas merawat anak dan pekerjaan rumah sehari-hari memang lebih banyak dilakukan oleh istri. Untuk itu dia memilih pekerjaan sebagai pekerja mandiri yang dapat memiliki fleksibilitas lebih dalam aktivitas hariannya.

(Baca: Abimantra, “Hidup adalah tentang efisiensi dan cara pandang”)

Pernah merasa jenuh dengan pekerjaan kah? Kalau iya, apa yang dilakukan agar rasa jenuhnya hilang?

Ada kalanya dalam menjalankan profesi ini pasti ada kejenuhan. Untuk mengatasi kejenuhan, saya biasanya meluangkan waktu sejenak untuk keluar dari rutinitas dengan rekreasi, menyalurkan hobi seperti fotografi atau sekedar bermain game, melakukan eksplorasi untuk mencari sisi lain yang masih lemah atau masih bisa ditingkatkan dalam penguasaan ilmu financial planning untuk menambah wawasan dengan membaca atau mengikuti pelatihan.

Tidak pernah ada resep yang sama yang saya lakukan tergantung dengan suasana saat itu dan aktivitas apa yang paling memberikan kepuasan terbesar untuk mengatasi kejenuhan.

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS