banner-detik
PARENTING & KIDS

LDR dengan Anak, Praktikkan 5 Kiat Ini Agar Tetap Dekat dengan si Kecil

author

?author?23 Sep 2019

LDR dengan Anak, Praktikkan 5 Kiat Ini Agar Tetap Dekat dengan si Kecil

Sebagian orangtua terkondisikan menjalani hubungan jarak jauh dengan anak-anak, karena alasan pekerjaan atau pendidikan. Gimana ya caranya, walau LDR-an tapi tetap dekat dengan mereka?

LDR dengan Anak - Mommies Daily

Di lingkungan terdekat saya, tak sedikit dari mereka yang rela menjalankan hubungan jarak jauh, alias LDR-an dengan anak karena urusan pekerjaan atau pendidikan. Sekilas (mungkin) ada yang berpikir, “kok tega banget, sih?”, menurut saya hal seperti ini balik lagi ke value setiap keluarga. Misalnya sang ayah rela berjauhan dengan anak, tapi di sisi lain, dari segi keuangan keluarga bisa tercukupi dengan baik, bahkan lebih.

Di kasus yang berbeda, ada yang memutuskan sekolah lagi, murni karena ingin menjalankan mimpi terpendamnya. Atau ada juga, melanjutkan kuliah karena mendapatkan beasiswa dari perusahaan tempat dia bekerja. Setiap orangtua punya jalannya masing-masing memperjuangan kehidupan yang layak untuk keluarganya.

Baca juga: 3 Kisah Inspiratif dari para Pejuang LDR

Walau berjauhan secara fisik, masih ada cara “dekat” dengan anak-anak rumah, simak penjelasannya dari Mbak Vera Itabiliana, M, Psi, psikolog anak keluarga berikut ini, ya.

1. Semua anggota keluarga ada titik saling menerima

Kalau anak sudah besar, pertama harus paham dulu kenapa bapak atau ibunya kerja jauh, atau kuliah lagi. Harus ada kondisi menerima dulu, dari si anak dan orangtuanya. Artinya baik yang pergi dan yang ditinggal. Ada momen duduk bareng dengan semua anggota keluarga. Kalau yang anaknya masih bayi, harus ada kondisi menerima antar pasangan. Karena kalau salah satu belum bisa menerima berjauhan dengan pasangan, berarti, kan, nggak bisa jalan bareng.

2. Buat jadwal ketemu

Mbak Vera mengingatkan, jadwal pulangnya jelas, kapan si ayah atau ibu bisa pulang. Atau diakali, jika memungkinkan mengunjungi ayah atau ibu yang sedang di luar negeri atau luar kota.

3. Komunikasi teratur, tapi jangan standar

Anak itu butuh sesuatu keteraturan dan kejelasan. Nggak bisa tuh yang menggampangkan, “iya deh, nanti aku telepon setiap hari, tapi lihat nanti ya waktunya, sesempatnya.” Sebaiknya dibuat setiap hari apa, dan jam berapa. Pada saat komunikasi, jangan standar sifatnya. Misalnya, melulu tanya soal sudah makan atau belum, lagi ngapain dan sejenisnya.

Sebenarnya komunikasi rutin tidak hanya untuk update kabar seperti di atas, tapi juga harus terjadi bonding. Jadi, buatlah aktivitas yang lucu-lucu, jadi momen video call dengan ayah atau mamanya, adalah momen yang ditunggu-tunggu. Misalnya pas lagi video call, ayah atau ibu punya cerita atau lagu baru, tebak-tebakan, hal-hal yang sifatnya interaktif. Make it, fun!

4. Tetap ada aturan yang berjalan

Hal ini bisa disepakati ketika mommies dan pasangan melakukan poin satu, untuk sama-sama ada di level saling menerima keadaan, akan melakukan LDR.

Kata Mbak Vera, jangan sampai begitu ayahnya pulang, aturan yang sudah dijalankan jadi bubar jalan. Atas nama “mumpung ayah pulang, jarang ketemu sama anak. Yang penting anak happy.” Jangan tunggu salah satunya pulang, dan aturan ini jadi isu atau masalah.

Kalau pola aturannya sudah ada, ketika lagi ada masalah sama anak, jadinya lebih mudah mencari solusinya. Meminimalkan saling menyalahkan antara suami dan istri.

5. Hubungan antar pasangan juga harus diperhatikan

Nggak hanya hubungan anak dan orangtua yang harus diperhatikan. Jangan lupakan quality time berdua, bisa dengan video call, dan usahakan untuk mengunjungi pasangan. Karena kontak fisik itu tetap dibutuhkan, sensasinya akan berbeda. "Apalagi kalau anaknya masih bayi atau kecil, kan butuh kontak fisik, nggak sekadar komunikasi lewat video call," tutup Mbak Vera

Baca juga: Tips Biar LDR Tak Menghalangi Suami Istri Untuk Tetap Sehidup Semati

-

LDR dengan Anak - Mommies Daily

Bagi keluarga mommies yang akan atau sedang menjalankan situasi LDR ini, mudah-mudahan segala sesuatunya berjalan dengan baik (meski pasti ada saja masalah yang akan dihadapi), setidaknya bisa diminimalkan, karena sudah tahu ilmunya :)

 

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan