banner-detik
MD POWERFUL PEOPLE

Finna Yudharisman, ”Guilt-Management Merupakan Hal Terpenting yang Harus Dikuasai Seorang Ibu”

author

annisast23 Sep 2019

Finna Yudharisman, ”Guilt-Management Merupakan Hal Terpenting yang Harus Dikuasai Seorang Ibu”

Mengenal Finna di Instagram sejak beberapa tahun lalu, ibu yang satu ini kesibukannya seperti tak pernah berhenti.

Finna Yudharisman (Instagram @finayudharisman) dikenal sebagai sosok mama inspiratif di Instagram dengan kesibukannya sebagai event producer untuk berbagai event parenting di Bandung. Kini ia mulai merambah event lain di luar dunia parenting.

finna3

Ibu dari Findyza (22 bulan) dan istri dari Agianda ini juga masih sempat membagi passion-nya di dunia fashion lewat label baju menyusui Manderuna yang ia kelola bersama saudari kembarnya Fanni. Perempuan 28 tahun ini juga membuka akun Instagram berisi barang-barang yang ia kurasi untuk dijual di akun @dipilihin.ambu.

Simak yuk wawancara Mommies Daily bersama Finna! Apa kekhawatiran terbesarnya setelah jadi ibu? Bagaimana ia beristirahat di antara padatnya kesibukan sehari-hari?

Hai Finna, cerita dong, gimana awalnya kamu bisa sharing di Instagram?

Main Instagram udah dari awal 2015, beneran emang ikutan local community instagramers di Bandung. Lumayan breakthrough karena kalau dulu semua orang itu posting tentang landscape keindahan alam atau portraits, misal strangers yang kita temuin di jalan, nah saya yang punya ketertarikan lebih di bidang fashion jadi membulatkan tekad buat punya ciri khas sendiri yang akhirnya bikin konten atau postingan bertema ootd (outfit of the day), lifestyle dan sedikit traveling.

Pernah bikin #instameetfashionbandung dengan peserta yang mencapai hampir 200 orang di mana kita bareng- bareng hunting foto di Kawasan Asia Afrika dan Jl. ABC Bandung. Nah dari situ banyak punya kenalan, teman dan relasi yang basically memang suka foto dan sharing di Instagram. Oh, and I was called “mama- Instameet” back then.

Sekarang kesibukan sehari-hari kamu apa?

Sejak resign dari kantor lama di saat sedang hamil 7 bulan pada tahun 2017, saya memberanikan diri untuk punya kesibukan selain ngantor. Disamping merintis lini nursingwear @manderuna yang dibantu oleh saudari kembar saya, Fanni, saya juga mulai menerima freelance jobs as a blogger dan juga content creator untuk beberapa brands.

Setelah melahirkan anak pertama saya, Findyza, lantas ada keinginan untuk terus berkarya walau sudah bertransformasi menjadi Ibu. Trigger saya bisa dibilang karena envy, iri melihat teman- teman di kota besar khususnya Jakarta yang memiliki banyak pilihan event parenting ataupun motherhood yang bisa dibilang cukup beragam dan sangat menarik.

Dengan basic aktif mengikuti banyak volunteering dan kepanitiaan selama masa kuliah, akhirnya saya coba membuat event perdana saya dengan tema Gentle Birth. Alhamdulillah antusiasme orang tua muda di Bandung sangat baik sehingga kini dalam kurun waktu 1,5 tahun @finayudharismancom telah sukses menggelar 13 (tiga belas) event seputar parenting, motherhood, lifestyle dan yang lainnya.

Bersama 7 orang anggota team yang terbagi dua divisi yaitu Event Parenting (EP) serta Event Organizer (EO) kami berusaha untuk terus memberdayakan diri bersama sebagai wanita dan juga Ibu muda bahwa berkarya bisa dilakukan siapa saja bahkan kami yang sudah berkeluarga dan memiliki anak serta bisa dikerjakan dari mana saja misalnya dari rumah.

finna1

Gimana cara bagi waktu antara urus keluarga dan pekerjaan?

Karena pekerjaan saya cukup fleksibel jadi saya bisa mengatur sendiri schedule bekerja dan juga mengurus keluarga. Untuk handle urusan domestik saya dibantu oleh ART dan juga anggota keluarga lain yang turut menjaga Findyza sewaktu saya kerja ataupun meeting di luar rumah.

Menurut saya selain manajemen waktu, ternyata guilt- management merupakan hal terpenting yang harus dikuasai apalagi untuk saya yang menjadi freelancer. Kita harus bisa commit di saat harus bekerja dan meninggalkan anak di rumah bersama helper.

Terkadang “rasa bersalah” saat harus meninggalkan anak saya salurkan menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat seperti benar- benar menjaga quality time bersama anak seperti interaksi rutin membaca buku, bermain bahkan menemaninya mengikuti kelas bayi. Saya yakin semua pilihan Ibu adalah yang terbaik untuk dirinya dan juga keluarganya.

finna4

Apa kekhawatiran terbesar selama jadi ibu?

Kekhawatiran saya itu karena saya bukan tipikal “natural born mother” alias punya keahlian layaknya ibu sempurna yang pintar masak, beberes dan urus rumah. Saya juga relatif kurang sabar dalam menghadapi situasi sulit tertentu misalnya ketika anak sedang susah makan.

Alhamdulillah saya memiliki partner/suami yang sangat supportif dengan hal-hal positif yang saya lakukan. Dengan bantuan ART dan keluarga lainnya, urusan domestik yang menjadi ketakutan saya pun dapat teratasi. Saya bisa fokus mengerjakan kerjaan saya dan terus berkarier sesuai dengan passion saya.

Bagaimana dukungan suami pada karier? Dan bagaimana suami terlibat dalam pengasuhan anak?

Lagi- lagi, Agianda, Suami saya memegang peran yang sangat penting dalam perjalanan rumah tangga dan juga pengasuhan anak kami. Demokratis dan bertanggung jawab menjadi kunci di mana kami bisa saling mengerti. Toleransi menjaga kami tetap balance dalam menjalani rutinitas.

Agi sangat mendukung apa yang saya lakukan, dia memberikan arahan, koreksi dan juga feedback yang sangat objektif terhadap hasil pekerjaan saya. Apresiasi yang diberikannya juga sangat tulus.

Apabila saya berhasil menjalankan pekerjaan saya dengan baik dia tidak sungkan- sungkan untuk memuji dan memberi tantangan untuk terus meningkatkan performa saya. Pengasuhan anak dengan kesibukan saya dalam mengerjakan berbagai event juga dirasa cukup baik karena Agi tipe ayah yang tidak sungkan untuk turun tangan dalam mengasuh dan berganti peran dengan saya saat dibutuhkan.

Tiga hal apa yang dilakukan ketika jenuh dengan pekerjaan?

Rehat. Istirahat selama beberapa hari, habiskan waktu dengan keluarga terutama anak. Kami sering explore tempat- tempat menarik di Bandung, dan setelahnya saya merasa refresh dan recharge, bahkan tidak jarang muncul ide-ide kreatif baru setelah saya beristirahat.

Me-time. Menurut saya frase Ibu harus punya waktu untuk diri sendiri itu betul dan tidak klise. Saya suka menghabiskan waktu untuk bertemu sahabat, sekedar ngopi dan ngobrol atau pergi ke salon untuk manicure dan pedicure.

Menonton film dan mendengarkan musik. Binge-watch serial Netflix atau mendengarkan lagu yang sedang hits lewat Spotify bikin saya relaks dan happy.

finna4

Punya pesan nggak untuk ibu-ibu yang ingin berdaya dari rumah?

Pesannya jadilah pribadi yang mau belajar dan tidak sungkan untuk memulai hal baru. Sesimpel suka masak, berkebun, menulis, apapun bisa menjadi karya dan opportunity yang bagus untuk memulai bisnis apabila kita punya keinginan untuk terus belajar dan memulai hal yang sebelumnya mungkin belum pernah kita coba.

Terpenting di atas segalanya buat saya yaitu be kind and build a good networking. Silaturahmi yang baik dan menjaga pertemanan somehow banyak membantu saya untuk bisa terus berkarya dan berkolaborasi. Memiliki value yang positif juga akan menjadi ciri khas yang akan selalu diingat oleh orang lain. Semangat!

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan