Siapkan anak perempuan kita menjalani momen-momen masa remajanya untuk pertama kali. Mulai dari menstruasi, jerawat, bau badan hingga prom nite.
Peran ibu di mata anak yang beranjak dewasa bisa dibilang semakin sulit. Antara mesti jadi sahabat yang asik, tapi harus tetap bisa tegas sebagai penuntun. Bukan cuma mengingatkan harus begini dan begitu, tapi, harus “hadir” saat anak mengalami kali pertama segalanya ketika beranjak dewasa.
Kalau jaman dulu, saya sempat melewati masa-masa menggunakan miniset sebelum beranjak ke bra. Padahal, miniset itu sama bentuknya dengan sport bra. Sayangnya, pengalaman saya jadi nggak terlalu menarik alias biasa aja, karena pada jaman itu bra untuk anak pilihannya standar.
Pengenalan terhadap pakaian dalam seharusnya menyenangkan buat anak. Layaknya nyalon bareng, temani anak belanja bra di mal agar suasananya lebih santai. Berikan alasan yang mudah diterima oleh anak, ketika ia sudah harus beralih dari kaus dalam ke bra. Jelaskan mengenai fungsi bra: “Selain melindungi payudara, bra akan membuatmu nyaman saat menjalani aktivitas sehari-hari”.
Dalam artikelnya di Citygirlgonemom.com, Danielle Lucia Schaffer memberikan tips memilih bra, yaitu 3C (Comfort, Confidence, Cute). Anak perlu merasa nyaman menggunakan bra yang tepat. Pastikan bra pilihannya membuatnya merasa percaya diri. Biarkan ia memilih bra sesuai seleranya sendiri (tentu tetap dengan arahan).
Masih ingat, kan, adegan Vada Sultenfuss (Anna Chlumsky) di film My Girl (1991) yang panik, saat pertama kali menstruasi? “I’m hemmorrhaging!” katanya sambil lari-lari mencari ayahnya. Untungnya, ada kekasih ayahnya yang menjelaskan kalau itu bukan pendarahan, tapi menstruasi.
So, Mommies, please spend your time jelasin ke anak kalau ia bakal mengalami menstruasi: Darah akan keluar dari tubuh melalui vagina, sehingga dia butuh pembalut, termasuk cara membersihkan pembalut habis pakai, plus memastikan area vaginanya juga selalu bersih selama kurang lebih seminggu, SETIAP BULAN. Saya ingat dulu pertama kali mens, ada kakak sepupu yang kebetulan lagi nginap di rumah, dialah yang menuntun saya mencuci bersih pembalut habis pakai, sampai harus dibungkus koran, dikaretin, baru deh dibuang. Thank God she taught me that kinda way! Meski dulu dibumbui embel-embel mistis akan apa yang terjadi, kalau pembalut bekas dibuang gitu aja. Nggak perlu begitu, sih, yang penting anak paham untuk selalu menjaga kebersihan tubuhnya sendiri.
Baca juga:
Bicara soal kebersihan tubuh, BB alias bau badan merupakan salah satu yang harus diwaspadai. Kenapa begitu? Karena saya percaya, nggak ada orang yang terlahir mengalami bau badan, itu BISA DIHINDARI. Anak perlu kita untuk mengajarkan cara yang benar biar nggak bau badan. Sebagai ibu yang ngurusin dia dari bayi, tentu kita yang tahu jenis kulit anak kita. Kalau memang ia cenderung lebih banyak keringatnya, sediakan baju yang menyerap keringat, ganti sabunnya, beralihlah ke sabun dewasa. Sekali lagi, sesuaikan produk dengan jenis kulit anak, ya.
Bagian tubuh lain yang juga butuh perhatian khusus, terutama di usia remaja adalah wajah. Berkenalan dengan jerawat tidaklah menyenangkan. Karena itu, kenalkan anak pada skincare, yang sesuai dengan kebutuhan kulitnya. Mulai dari sunscreen dan pelembap dulu saja. Untuk urusan kebersihan tubuh dan perawatan wajah, tidak ada salahnya mengajak anak berkonsultasi pada dokter kulit (SpKk).
Hari gini, lulus SD saja sudah pakai Prom Night, bener nggak? Meski nggak se-”ekstrim” prom night ala barat yang konon diakhiri dengan melepas masa lajang (duh, jangan sampai, deh), namanya remaja, mereka butuh ditatar, layaknya saat mereka baru masuk sekolah. Sebetulnya, tidak ada yang salah dengan merayakan kelulusan dengan pesta. Namun, sebagai orangtua, kita perlu menjaga agar pesta kelulusan ini tidak disalah-artikan oleh anak. Caranya, temani anak saat memilih gaun sendiri. Begitu pula dengan make up, nggak perlu yang medok-medok, make up natural yang ringan dan tipis is more than enough. Anak perlu ditanamkan rasa percaya diri untuk tampil apa adanya.
Bagaimana dengan dance partner, perlukah punya pacar dulu buat datang ke Prom Night? Pesan Mama, sih, nggak muluk-muluk, “Bertemanlah sebanyak-banyaknya dulu, sampai kamu bisa menentukan mana yang kamu anggap spesial! Take your time, baby, and just enjoy the party!”
Baca juga: