Bersyukur, jarang diajari padahal sangat penting untuk dipahami. Coba 5 cara ini agar anak bisa belajar bersyukur.
Bersyukur lekat dengan penerimaan diri ya. Kadang segalanya cukup tapi karena kita punya masalah dengan penerimaan diri, bersyukur tetap dirasa sulit.
Salah satu penyebabnya, menurut saya, adalah kita terbiasa disuruh bersyukur dengan membandingkan hidup dengan orang lain yang lebih tidak beruntung daripada kita. Padahal dengan cara ini, kita jadi rentan pula membandingkan diri dengan orang yang hidupnya lebih beruntung daripada kita.
Padahal bersyukur itu bisa lho tanpa membandingkan dengan siapapun. Bersyukur cukup dengan apa yang kita punya karena kita merasa cukup dan bahagia dengan momen, kondisi, atau barang yang bisa kita miliki. Tak perlu dibandingkan.
Bagaimana caranya? Saya juga masih belajar, tapi 5 tips ini mungkin bisa membantu.
Siapkan satu toples kosong dan simpan di tempat yang terlihat. Saat anak terlihat sangat senang, ia harus menulis perasaannya. Seperti “aku hari ini senang sekali karena bisa bermain Lego bersama ibu” atau “aku hari ini sedih karena melihat kucing mati”. Ia bisa membaca-baca lagi tulisan itu dan menyadari bahwa hidup kadang sedih kadang senang.
Jar ini bisa juga diganti dengan gratitude journal. Minta anak menulis apa yang ia rasakan dalam 1-2 kalimat sederhana agar ia bisa membacanya lagi suatu hari nanti.
Ini saya lakukan hampir setiap malam sebelum tidur. Saya tanya apa yang membuat ia senang hari ini. Biasanya kami lakukan bergantian, saya sebut apa yang membuat saya senang, dilanjutkan dengan ia menyebut apa yang membuat ia senang.
Kadang daftarnya panjang sekali sampai 10 poin tapi kadang hanya 3 poin. Tidak apa-apa, menyebut apa yang membuat senang hari ini membuat anak mengingat kembali perasaan senang itu dan bersyukur bisa melewati hari dengan senang.
Saat ini, berbagi berupa uang masih berupa sounding verbal saja. Namun suatu hari nanti ketika ia sudah punya uang jajan, pasti akan saya ajari bagaimana cara membagi uang jajannya untuk jajan, menabung, berbagi. Dan ini sudah harus ada posnya masing-masing.
Yang ini sudah saya lakukan. Selain untuk decluttering, mainan Xylo memang bertambah cepat sekali. Secara berkala, ia memilih mainanannya dan harus menyisakan 3 kotak saja. Sisanya dimasukkan ke dalam paper bag dan disimpan di dekat tempat sampah agar bisa diambil oleh pemulung atau tukang sampah.
Ini menyenangkan sih apalagi untuk anak yang senang memotret. Xylo punya sih kamera anak miliknya sendiri tapi hanya dipakai kalau saya dan suami sedang memotret saja, biasalah dia kan kepo ingin ikut-ikutan juga lol.
Idenya adalah, saat mereka senang atau mendapatkan barang yang membuat senang, maka foto! Foto itu bisa jadi pengingat hal-hal yang membuat senang dan mempermudah rasa syukur.
Semoga berguna ya!